Cinta yang Liar Part 43
Cinta yang Liar Part 43
Segera aku tinggalkan mereka berdua dan melanjutkan perjalanan hingga kerumahku. Sesampainya di rumah, Kudapati mobil ayah di rumah dan dengan santai dan normal aku masuk kerumah. Kulihat Ibu sedang memasak didapur dan menyambutku dengan senyuman, sedang ayah sedang menonton televisi. Aku kemudian salim kepada ayah dan ibuku, tanpa berlama-lama aku kemudian membantu ibu didapur. Hingga malam tiba, aku dan ibu kini berada di teras rumah sambil mberbincang-bincang karena ayah berada diruang TV. sambil membuka pintu depan rumah agar aku dan ibu bisa tahu kegiatan ayah didalam.
Mau cerita sayang? ucap ibu, aku mengangguk dan menceritakan semua dari awal hingga akhir
Iya, dia memang orang yang malam itu akan memperkosa ibu tapi kamu pukul balik. Sebenarnya setelah kejadian itu selang beberapa hari dia menelpon rumah dan meminta maaf kepada Ibu, Ibu memafkannya karena Ibu memandang kakek yang selalu dibantunya selama menjabat menjadi kepala daerah. Dan… ucap ibu terputus
dan apa bu? ucap ibu
mengenai kakek Tian bisik ibu, yang kemudian mendekat kearahku. Kami berdua bersama-sama memandang pintu rumah kalau-kalau ayah datang.
memang benar apa kata Media, sampai sekarang mayat kakek kamu tidak pernah diketemukan. Nenek-nenek kamu dan juga om tante kamu yang seumuran dengan kamu itu tidak pernah kelihatan batang hidungnya. Apakah mereka mati atau menghilang tidak ada yang tahu
perumahan ELITE itu milik nenek kamu, dan perlu kamu tahu satpam di perumahan elite adalah loyalis kakek kamu. jadi ketika kamu main kerumah kekasih kamu itu kakek dan nenek kamu tahu. Ibu juga sudah menceritakan sepak terjangmu kepada kakek kamu, ada baiknya kamu bertemu dengan kakek kamu sayang ucapnya berbisik
Kekasih? Lupakan! Dan untuk berbicara dengan kakek… Tidak bu, aku tidak ingin kakek terlibat. Cukup aku dan koplak bisikku
tapi, kamu butuh bantuan kakek karena ibu tidak ingin kamu bertindak sembarangan seperti malam itu balas ibu berbisik
mungkin nanti kalau waktunya sudah tepat bu bisikku
oia bu, kapan ibu dan keluarga berlibur? Karena arya khawatir akan keselatan kalian semua bisikku
besok lusa, ibu akan kembali kerumah kakek lagi karena ayahmu tadi bilang akan pergi dinas lagi dan menyuruh ibu kerumah kakek. Tapi ibu menolak kalau kerumah kakek, karena kakek sekarang masih dirumah tante ratna yang lebih aman bisik ibu
hmm…. aku kemudian termenung setelah ucapan ibu terakhir, pandanganku kosong melihat kearah teras rumah
dian ya? Kamu terlalu gegabah sayang ucap ibu dengan nada biasa karena sudah tidak membahas mengenai ayah
eh… apaan sih ibu itu balasku
wanita marah kan ada sebabnya, makanya kamu pelajari dulu jangan asal ambil keputusan. Laki-laki itu punya logika,belajar dong… Wanita dimana-mana inginnya dimengerti jadi kamu itu harusnya lebih bisa bersabar ucap ibu menasehatiku
bodoh amat mikirin wanita jutek itu balasku
tapi kamu suka kan? Kamu ndak bisa membohongi ibu sayang balas ibu
bodoh ah, arya ngantuk ucapku sambil berdiri dan langsung tanganku dipeluk ibu
Aku dan ibu kemudian masuk ke dalam rumah bersama-sama tak lupa kami menutup pintu. Layaknya seorang kekasih yang berjalan menyusuri lorong dalam rumahku. Sesampainya di ruang TV, kulihat ayah sudah mendengkur dengan sangat keras.
sayang, perut ibu mulas, kayaknya beberapa hari lagi datang bulan. Ibu pengen itu tuh ucap ibu sambil menunjuk ke arah selangkanganku
he he he balasku tersenyum
tapi disini disamping bajingan itu, ibu tambah puas kalau sayang memuaskan ibu disampingnya ucapnya
ibu nakal ya ucapku sambil tanganku menyibakan rok dan menyentuh vagina yang masih terbungkus celana dalam
basah? ucapku
ibu sudah kangen kamu, pengen langsung dimasuki ucap ibu tanpa basa-basi dan kami langsung berpagutan disamping sofa tempat ayah tertidur
Kedua tanganku melingkar dan meremas kedua bongkahan pantat ibu. kubalik tubuhnya menghadap kearah ayah. Ibu menoleh kearah belakang dan kami kembali berpagutan, tanganku beralih meremas kedua payudara seksi nan besar ini. ciuman kami semakin ganas membuat tanganku kehilangan kendali dan mulai mereas lebih brutal lagi.
Mmmmmhh…. mhhhh…. mhhh… suara dari mulut ibu yang tersumbat oleh bibirku
Kutarik keatas kaos yang lumayan ketat ini ke atas, terlihat kedua susu ibu yang masih terbungkus BH. Kembali tanganku memainkan aksinya dengan meremas lembut susu yang terbungkus BH ini. sambil menggoyang-goyangkan pinggul menabrakan dedek arya yan masih terbungkus rapi, tangaku terus meremas kedua susu ibu. kutarik kebawah penutup susu ibu sehingga susu ibu masih ditopang oleh BH-nya. Kumainkan puting itu dengan kedua tanganku, dan tetap sambil berciuman disamping sofa menghadap kearah ayahku yang sedang mendengkur. Kualihkan tangan kirku kebawah dan menyingkap rok ibu keatas, kutelusupkan tangan kiriku kedalam celana dalam ibu.
Ayo sayang ibu sudah kangen, jangan dimain ehhh kan terus masukhhh kan… ucapku
tempik ibu sudah ndak tahan ya? Kontol arya juga muach ucapku sambil mencium pipi ibu
Ku dorong ibu kedepan sehingga kedua tangnnya berada dipinngir sofa mmenopang tubuhnya menghadap ke ayah. Segera aku lorotkan celana dalam ibu kebawah hingga ke pahanya, dengan cepat aku tarik celana kolorku sekaligus celana dalamku. Kubuka pantat ibu, Lidahku menjulur dan menyapu vagina ibu.
arh… sayang… ibu ingin kontolmu, kenapa owh… cepat masukan lidahmu… ergh… mainkan sesukamu… ergh… mmmmmhhhhh… sayang kontol sayang cepetan sayangku… jangan arghh arghhh racaunya
Aku menjilati setiap nanometer vagina ibu dengan jari tanganku masuk dan mengocok bagian dalam vagina ibu. Ibu semakin meracu, dengan satu tangannya dia menutupi mulutnya tepat di depan ayah yang masih mendengkur keras. Aku kemudian berdiri dengan satu tangan masih mengocok vagina ibu dan satu tanganku yang lain melorotkan celana kolorku beserta celana dalam. Kedua tanganku membuka pantat ibu, ibu tahu bahwa aku sudah siap untuk menghujamkan dedek arya kedalam.
Kuarahkan dedek arya ke liang vagina ibu,karena sudah sedikit basah perjalanan dedek arya mungkin lebih mudah. Sebagian kepala dedek arya sudah mulai membuka jalan untuk mempermudah tubuhnya masuk kedalam liang senggama ibu.
yah… akhirnya kamu masukan kontol kamu sayang… kontol anakku didepan tempikku… yah sayang tekan sayang… pelaaaannhhhh… racau ibuku ketika sebagian dari kepala dedek arya sudah mulai masuk kedalam liang vagina ibu
ough… bu tempikmu memang nikmat, sangat sempit, kamu memang benar-benar indah bu… sangat indah tempikmu memberikan tekanan hebat untuk kontol anakmu bu ucapku
ibu merawatnya hanya untuk kamu sayangku, selama ini baru kamu yang paling sering memuaskan ibu dan membuat ibu selalu orgasme, lebih dalam lagi pelan… pelan sayang ugh… mmmhh… ucap ibu seiring dengan dedek arya masuk kedalam vaginanya, kubungkukan tubuhku dan langsung kupeluk perut ibu
sekarnag ibu katakan semua yang ada didalam hati ibu, dalam pikira ibu, arya ingin mendengarnya, jangan pernah dikatakan dalam hati bu… bisikku di telinga ibu yang memejamkan manta ketika bisikanku membelai telinganya
Ah… sayang… anakku… kamu memang pintar membuat ibu puas, apalagi kontol kamu yang selalu membuat ibu keluar terus-terusan ucap ibu, tanganku kemudian melingkar di payudara besar ibu sambil meremasnya pelan
Arghh… yah begitu sayang, ibu paling suka kalau puting ibu kamu mainkan ucap ibu
benarkah bu? Kenapa ibu selama ini tidak pernah bilang sama arya? ibu kok gitu sih sama arya? ucapku yang kemudian menarik puting susu ibu kebawah dan menggoyangnya kekanan dan kekiri
Aishhh…. erghhh enak banget seperti itu mainkan terus… arghhh… maafkan ibu sayang tapi lebih keras lagih ouwh… terus sayang hukum puting ibu kamu sayang… arghhh… racaunya
jadi ibu suka dimainkan putingnya atau disodok sama kontol tempiknya bu? ucapku menggoda ibu
arghh… dasar erghh anak nakal menggoda ibu, ibu mohon mainkan puitng ibu dan goyang pinggulmu sayang ucap ibu
didepan suamimu bu? godaku
Heemmmhhhhh… goyang dan setubuhi ibu didepan ayahmu yang bajingan itu oughh…. racaunya semakin menjadi-jadi
Tanganku kadang memlintir puting susu ibu, kadang tanganku meremas susu besarnya itu dengan keras. Pinggulku bergoyang terus menerus mengikuti alunan nafsu birahi kami berdua. Dinding vagina ibu memang selalu sempit karena ibu selalu merawatnya. Inilah yang membuat aku lebih suka bermain seks dengan ibu, jepitan vaginanya selalu bisa membakar birahiku. Pemandangan tubuh ibu dengan kaos yang terangkat keatas dan rok yang tersingkap hingga pinggangnya membuat aku semakin bernafsu. Tanganku berpindah ke kedua pantat indahnya dan kubuka lebar sehingga bisa lebih jelas lagi melihat vagina ibu disodok-sodok oleh dedek arya. terlihat lubang lain dan membuatku memasukan jempol ke anus ibu.
Erghh… afthhh…. anus ibu kamu apakan… aghhh… racaunya
tapi enakan kan bu? Ucapku masih sambil menggoyang dedek arya
heem… argh kedua lubangku dimainkan anakku, kamu ini sungguh memalukan tapi sangat enak sayang… enak sekali… ibu suka kamu perlakukan seperti ini, oughhh sayang buat ibu semakin liar lagi dihadapan kamu… ibu ketagihan kontol anak ibu, ketagihan kontol arya anakku ough racau ibu
yah begitu bu, keluarkan semua yang ada didalam pikiran dan hati ibu jangan di bathin bu ucapku yang semakin menggila dalam menggoyang pinggulku
Argh sayang ibu… ough ibu hampir dekat, lebih keras lagi sayang lebi keras buat ibu keluar di depan bajingan itu racau ibu membuat aku semakin menggila lagi
Erghhhhhhhhh…. teriaknya
Tubuhnya langsung jatuh kebawah dengan tangan masih berpegang pada pinggiran sofa, kening disandarkan pada pinggiran sofa. tubuhnya jatuh kebawah dengan lutut tertekuk, aku yang menyadari hal itu iku menurunkan pinggulku dan kini aku duduk bersimpuh. Kurasakan secara perlahan
ah… ah… ah… kamu lebih hebat dari ayahmu sayang… kamu selalu egh egh egh buat ibu orgasme ucapnya pelan, terdengar suara dengkuran ayahku yang keras mengiringi kegilaan kami. Kupeluk ibu, kucium tengkuk leher belakang ibu membuat tubuh bagian depan ibu semakin menggatung.
arya juga suka bu, lama sekali tidak melihat ibu seperti ini ucapku
Jadikan aku pekerja seksmu sayang, ibu ingin jadi wanita pemuasmu, ibu mau kamu suruh melakukan apapun, dimanapun ah ah ah ah… tubuh ibu milikmu, suruh tubuh ibu untuk melayanimu sesuka hatimu semaumu, ibu mauhhhh owhh… ibu ingin merasakan kegilaan dengan kamu sayang lebih gila lagi… buat tubuh ini mengikuti perintahmu owh… ucapnya
baik bu, arya akan membuat ibu lebih puas malam ini ucapkku sambil mencabut dedek arya yang mansih menancap di vaginanya dan kuarahkan ke anus ibu
ah sayang istirahat dulu erghhhh ucap ibu sambil menahan rasa sakit ketika dedek arya mulai menancapkan kukunya ke dalam anus ibu
Kalau istirahat mending ndak usah diteruskan! ucapku sedikit keras
tidak sayang, teruskan sayang ibu kuat masih kuat, ayo sayang, masukkhhhhan lebihhhh dalammmhhhh erghhhh ucapnya dan bles semua batang dedek arya masuk kedalam anus ibu
ough sungguh nikmat dan sungguh sempit anusmu bu, tidak kalah dengan tempikmu yang wangi itu ucapku
pasti sayang, semua milikmu, milik ibu adalah milikmu erghhh… ucap ibu sambil menoleh sedikit kebelakang
jangan dilihat sayang, ibu malu lanjutnya
kenapa malu ibuku sayangku, arya sudah lihat semua punya ibu ucapku
ibu maluhhh oghhh… mhhh… malu sayanghhh lihatnya jangan kaya gitu mmmhhh ucap ibu yang aku teruskan dengan sodokan di anus ibu
ibu makin lama makin nggemesin deh muach ucapku
Aku menggoyang pinggulku, mengeluarkan dan memasukan dedek arya di anus ibu. Sebenarnya agak sedikit jijik bagiku tapi keliaran ibu setiap kali bertemu, bermain dengan semakin bertambah membuat aku semakin tergila-gila dengan tubuh putih langsing yang dihiasi oleh payudara besar Big Tits.
oh sayang terus sayang lebih keras lagi, ibu ingin lebih dari kamu sayang ah ah ah ah… seks ya seks dengan kamu lebih kuat lagi ahhh sssss… fuck me harder honer more give me more honey… eh eh eh ehh… racaunya
ibu ah… ucap semuanya bu, wanita anggunku wanita yang selalu berkebaya sekarang aku kenthu kamu sayang, arya suka kenthu ibu oh yah… balasku, tangan kananku kemudian melingkar dan memainkan klitoris ibu. posisi ini berlangsung cukup lama.
ahh… ibu ingin lebih sayang oh… lebih keras lagi sayang emmhh… kontol ya kontol kamu Cuma kontol kamu yang ibu mauhhhh ohhhh…
sayang sayang…. mmmmmhhh egh egh egh egh ucapnya dan kemudian tubuhnya mengejang beberapa kali
Tampak cairan keluar dari vagina ibu, dan kutarik dedek arya dari anus ibu. lubang anus ibu tampak terlihat lebih terbuka dengan tubuhnya masih mengejang beberapa kali. kupeluk perutnya dan kutarik kebelakang. Aku duduk di belakang ibu dengan ibu yang duduk dengan kaki tertekuk kebelakang. Kucium lehernya serta kuremas-kuremas susu ibu yang besar ini
Ibu, jangan keras-keras nanti bajingan itu bangun sayang mmmmh ucapku sambil menjilati leher ibu
Erghh eh eh eh… masa bodoh dengan bajingan itu yang penitng adalah kamu bersama ibu, dan itu yang membuat ibu selalu ingin lebih dari kamu sayang ucap ibu
tambah sayang dan cinta sama ibu ucapku
Ibu juga ingin merasakan seperti yang dirasakan ima, ibu ingin lebih kadang ibu juga ingin menjadi pelacur kamu yang selalu kamu beri kepuasan dan memberimu kepuasan sayang ucap ibu
ibu jangan gitu ah, ibu ya ibu, masa… ucapku terpotong
ndak papa kan sayang, hash hash hash hanya dengan kamu ibu seperti ini. setiap kali jauh dari kamu ibu bisa mengontrol diri ibu, bahkan kehidupan ibu adalah kehidupan normal. Tapi setiap kali sampai dirumah ini ataupun ditempat lain dan itu ada kamu sayang. Susu ibu selalu mengeras dan tempik ibu gatal ingin sekali rasanya digaruk oleh kontol kamu, dan ibu tidak bisa mengendalikan tubuh ibu ketika kamu berada disamping ibu ucap ibu
benarkah itu bu? tanyaku
benar sayang, ibu ingin menjadi pemuasmu, pelacurmu, kekasihmu, istrimu, jadi sayang… jangan biarkan ibumu kering ketika ibu bersamamu ucap ibu menoleh kebelakang dan mencium bibirku
sayang, tunjukan bahwa kamu adalah rajaku yang selalu membuatku tunduk kepadamu ucap ibu membuatku semakin bergairah, kumainkan puting susu ibu
pasti bu akan aku jadikan kamu sebagai pelayan seksku dan akan kupuaskan dirimu ucapku
ahh… ya sayang katakan sesukamu, ibu menginginkan lebih dari kamu, i want more sex with you honey, more with your dick! ucap ibu
okay mom, ill give it more and i will hit your pussy harder! balasku
tapi ibu pipis dulu ya? ucap ibu, dan aku tersenyum
Grook grook groook… suara dengkuran ayah yang tak pernah putus
nanti dulu bu ucapku yang kemudian berdiri dan mengangkat kursi makan.
Aku letakan kursi makan itu disamping dapur menghadapa ke arah ayah. Aku berjalan ke arah ibu yang menghadap kearahku, ku ulurkan tanganku dan diraihnya tanganku oleh ibu. kupeluk tubuhnya dari belakang dan kutarik mundur hingga aku duduk dikursi makan dan ibu masih dalam posisi berdiri.
Ayo bu masukan kontol arya ke tempik ibu ucapku
tapi ibu mau pipis dulu sayang ucap ibu yang berdiri membelakangiku dan sedikit membalikan tubuhnya untuk melihat kearahku. Kedua tangannya bersedekap menahan susu besarnya.
Ayo sayang, arya Cuma ingin memuaskanmu, apa kamu mau menolaknya? ucapku
Ibu tersenyum mendengar perkataanku, di dorong pantatnya ke belakang dan diarahkannya dedek arya ke vaginanya. Kurapatkan pahaku sehingg masih ada sisa tempat duduk sedikit di samping pahaku, kutarik kebelakang ibu dan kesua kakinya aku kangkangkan dengan kedua tanganku.
ergh… sayang… kontolmu mencapai mulut rahim ibu ahhhh desahnya
Kubuka kakinya semakin lebar dan kuarahkan kedua telapak kakiknya disamping pahaku. Kedua tangan ibu memegang kepalaku. Dan tangan kiriku meremas susunya sekaligus memainkan puting susu ibu yangn menegang tangan kananku memainkan klitoris ibu.
ayo bu digoyang, bergoyanglah ibu, ini akan menjadi pengalaman ibu yang tak terlupakan ucapku, dan ibu mulai menggoyang pinggulnya memompa dedek arya
tapi… ugh… ibu mau pipis duluhh ohhh ibu mhoon sayanghhh… ucapnya
pipis saja, pipis didepan suaminmu itu, pipis didepan bajingan yang menelantarkanmu, ayo sayangku cintaku, ibu pasti akan lebih puas jika pipis dihadapannya dengan posisi disetubuhi oleh anak kesayangan ibu ucapku
oh… ya.. sayang ibu mau… ibu mau oh… ibu ingin pipis dihadapan dia, ah… ah… ah…. ah…. kontolmu terasa lebih dalam dan masuk kerahim ibu oh… oh… inikah rasanya seks… aku ingin lebih lagi sayang, buat aku merasakan semuanya… oh… oh… yah… aku ingin pipis… teriak ibu tertahan
Dihentakannya keras kebawah pinggul ibu dan tubuhnya melengking kebelakang. Tangnnya memeluk erat kepalaku.
Crrt.. crrt… crrt…
Air seni ibu keluar tapi tertahan dengan dedek arya yang menancap di vagina ibu. Terus mengalir, membuat suasana hening dan hanya suara jatuhnya air seni ke lantai. Kedua tanganku menarik puting susu ibu kedepan sehingga membuat ibu melenguh lagi.
egh… egh… egh… egh… egh… sayang… ibu puas, ibu ingin lagi… jangan pernah lepaskan kontol kamu dari tempik ibu… oh… jujur saja ibu jadi ingat cerita kamu tentanng ima… apakah dia juga melakakukannya dengan liar, dan lebih liar seperti ini? ucap ibu membuatku terhenyak. Kupeluk erat tubuhnya dan kurebahkan kepalaku dipunggungnya, kedua tangan ibu layu disamping tubuhnya.
bu, arya tidak ingin ibu seperti tante ima, dan arya tidak ingin memperlakukan ibu seperti tante ima. Apakah ibu ingin merasakan kontol lain seperti tante ima itu? ucapku sedih
tidak sayang, hanya ingin fantasi seks dari kamu yang lebih lagi dan lagi… bolehkan? ucap ibu
tapi tidak main diluar dengan kontol lain, ibu harus jujur sama arya! ucapku semakin erat memeluknya
iya sayang iya, kamu yang terakhir…. ayo dikeluarkan, kamu belum mejuhin ibu sayangku ucap ibu
heem… ucapku,
Aku berdirikan ibu, kurahakan tubuh depan ibu kemeja dapur dan kurebahkan diatasnya. Posisi ibu menungging dengan kaki dibawah sedikit berjinjit. Susunya tergencet oleh tubuhnya dan vaginanya sejajar dengan dedek arya. Kumainkan dedek arya dipintu vagina ibu
Ayo sayang goyang kontol besar kamu itu, tunggu apa lagi… tempik ibu sudahpenuh dengan kotnol kamu ucap ibu
Grook grook groook grook… suara dengkur ayah menghiasi persetubuhan kami
Goyangan pinggulku mulai memompa dedek arya di liang vagina ibu. suara derit meja dapur tak bisa dihindarkan, apalagi mellihat susu besar ibu tergencet oleh meja dan tubuhnya membuat aku semakin berimajinasi liar. Tak terbendung lagi…
ibu suka kontol ini kan? Ayo bu bilang bu? Ibu ingin kontol anak ibu terus di tempik ibu kan? ucapku sedikit keras
iya ahhhh iya sayang ibu ingin kontol kamu… ibu mau kontol araya anak ibu, ohhh yahhh… ibu mau di kenthu kontol kamu terus… aahhh… benar kontol kamu besar, rahim ibu kena kepala kontol kamu ohhh… ya ibu suka ini, ibu suka kamu sodok dari belakang… ayo pompa terus vagina ibu sayangku… penuhi vagina ibu dengan pejuhmu sayang ohh… yahhhh racaunya
yah terus bu teruslah meracau arya suka sekali ohhh yahh terus tempik ibu menjepppphhhit kontol arya… sangat licin dan semphiiiittt rcauku sambil terus menggoyang
yah sayang terus oghhh… enak sekali kontol kamu didalam tempik ibu ouh yah terus penuh sekali besar sekali… sangat keras didalam sayang… lebih keras ibu… ibu… ibu… mau. Racaunya
aku juga bu, bersama-sama… ucapku
Hingga akhirnya aku hentakan dan tekan keras kedalam liang vagina ibu, tubuh ibu melengking. Kusirami rahim ibu dengan spermaku, selang beberapa saat terasa cairan hangat dari dalam vagina ibu. aku memeluk tubuh ibu dan mencium rambutnya, kuelus-elus rambutnya untuk memeberikan rasa nyaman baginya. Kucabut dedek arya yang masih setengah tegang dari lubang vagina ibu dan kutarik kursi yang tadi aku pindah. Aku duduk dan melihat ibu menikmati sisa-sisa kenikmatan kami berdua. Cairan mengalir dari paha ibu, selang beberapa saat ibu mendekatiku dan duduk bersimpuh dibawahku. Diraihnya dedek arya, lidahnya menjulur menjilati batang dedek arya dengan wajah kepuasannya.
dibersihkan… dikulum juga bu… ucapku yang seketika itu dimasukannya dedek arya ke dalam mulutnya
Aku menengok kebelakang ke arah ayah yang masih tertidur pulas, entah yang kupikirkan saat ini adalah dia dalam pengaruh obat tidur. Karena suara kami berdua ketika bercinta lumayan keras dan dia tidak terbangun sama sekali. Setelah bersih aku disuruh ibu segera mandi dan bersih-bersih, ibu merapikan pakaiannya dan membersihkan lantai dan juga tempat-tempat cairan kami tumpah. Selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi dan kudapati ibu berada didepan kamar mandi dengan memeluk pakaianyang dibungkus handuk. Aku peluk dan kucium bibirnya beberapa saat yang kemudian ibu masuk kamar mandi dan aku pergi ke kamarku. Setelah berganti pakaian, selang beberapa saat aku dengar kamar mandi terbuka dan ku intip dari pintu kamarku. Ibu berjalan keluar mengenakan kaos ketat dan celana payet, ibu melirik keatas dan terseyum kepadaku. Benar-benar seksi wanita ini. Ibu berlalu dan masuk kedalam kamar, aku keluar dari kamar kulihat ayah masih terbius dengan tidurnya. Aku kembali kekamarku dan saatnya untuk tidur.
Pagi menjelang, tepat jam 04.30 aku terbangun dari tidurku. Seluruh tubuhku terasa sangat pegal dan jam dinding di dinding seakan menertawakanku dengan detak detiknya. Kuelus keras leherku yang terasa sangat pegal, tak lama kemudian aku bangkit dan turun kebawah kulihat ibu sudah berada didapur sedangkan dengkuran masih terdengar dari ayahku. Ibu menoleh kearahku dan tersenyum kepadaku sambil menggenggam gelas air putih.
pagi ibuku sayang… hoaaaam…. ucapku sembari memeluk ibu dari belakang
iiih pagi-pagi kok sudah main peluk, ibu mau minum dulu ucapnya, melihat ibu kemudian menenggak pil kedalam mulutnya
pagi-pagi sudah minum obat to bu ucapku
ini jamu, biar kamu ndak jadi bapak dari adikmu sayang… ucap ibu
heh… fyuuuuh… aku terkejut kemudian lega
hi hi hi kalau mau jadi bapak ya ndak papa, nanti sehabis kamu kenthu ibu, ibu ndak minum ini lagi ucap ibu
iiiiibuuuuuuuu… ucapku manja
iya… iya… ibu kan sudah bilang kalau rajin minum jamu biar tambah singset dan menggairahkan buat kamyuuh sayanghhh mmmmm cuuuuup… ucap ibu yang berbalik kemudian mencium bibirku
bu hari ini acara ibu apa? tanyaku
hmm… paling ya apa ya, Cuma main ke tetangga sebelah karena tetangga ada yang hajatan ucapnya dengan memandang ke atas sambil satu jarinya mengetuk-ngetuk dagunya
tapi jangan pakai pakaian ini lho bu ucapku dengan nada cemburu, ibu pagi ini memakai kaos lengan panjang hanya saja bahunya dan sebagian dadanya terlihat. Kaosnya sangat ketat pada bagian tubuhnya sehingga payudaranya sangat menonjol apalagi putingnya kelihatan banget kalau ibu ndak pakai BH. Tapi pada bagian lengannya begitu longgar, huft ditambah ibu memakai celana yang bisa dikatakan celana dalam. So sexy!
hi hihi cemburu nih yeee…. hi hi hi ya enggaklah, ibu pakai pakaian kaya gini juga kalau ada kamu saja, ntar kalau dia bangun, ibu juga langsung ganti pakaian yang lain. Malas banget ibu makai pakaian seksi kaya gini tapi dia yang lihat rugi, ibu kan beli online Cuma buat kamu sayang hi hi hi ucap ibu menggodaku
hmm… berarti boleh arya buka dong… ucapku
berani? Sudah pagi lho ntar ndak selesai-selesai kalau ibu mau-mau saja… ucap ibu
ntar saja lah… oh ya bu, itu manusia kok ngorok mulu? ucapku
ya iyalah ngorok, dikasih obat mau tadi malam kamu teriakpun juga ndak masalah dia ndak bakalan bangun. Mungkin dia akan bangun nanti siang hi hi hi ucap ibu
arya mau mandi dulu bu ucapku
mandi sendiri atau dimandiin sayang? ucap ibu
butuh jawaban bu? ucapku tersenyum dan mengecup bibirnya
Jadilah pagi ini aku dimandikan ibu, punggungku digosoknya dengan payudara yang besar ini. Bahkan dedek arya mendapat servis tangan dari ibu. begitupula sebaliknya, aku juga memberika servis pada ibu tapi semuanya masih dalam batasan memandikan tidak sampai salah satu dari kami mengalami orgasme. Setelahnya, aku dan ibu keluar dari kamar mandi tepat ketika kami berada didepan pintu ayah terbangun dengan sangat berat dan mungkin bisa dikatakan belum sadar sepenuhnya. Ibu langsung jalan dengan santai menuju kamar tamu, sedangkan aku kembali ke kamarku. Entah kenapa ibu masuk ke kamar tamu.
Hari menunjukan pagi hari, aku turun bersiap-siap untuk sarapan dan main dihari ini. ibu sudah siap menyambutku di meja makan sedangkan ayah?
dia tidur lagi tadi sayang, mungkin mimpi kalah judi hi hi hi ucap ibu santai
ouh… lha ibu kok tadi masuk ke kamar tamu? Ndak ke kamar ibu? ucapku
iiih kamu, ibu kan nyimpen pakaian khusus kamu di kamar tamu bukan di kamar ibu, bisa-bisa nanti ibu disuruh melayani dia! Ndak mau… kontol punya dia ndak pantes masuk ke tempik ibu hi hi hi ucap ibu
tapi punya arya pantes ndak bu? godaku sambil mengelus paha ibu
ndak… ndak pantes kalau ndak sering hi hi hi ucap ibu
berarti harus sering-sering ya bu? ucapku
heem hi hi hi ucap ibu
Kami kemudian bercanda hingga matahari sudah mulai memanas, tepat pukul jam 08.30 aku keluar rumah begitu pula dengan ibu yang kemudian main kerumah tetangga. Jujur saja payudara besar ibu tampak sangat apa ya? Kecil atau datar? Ketika aku tanyakan kepada ibu, ibu memakai korset agar tidak mengundang nafsu. Ah… pintar sekali wanitaku ini dalam mejaga miliku he he he…
Diatas bebek berwarna merah dengan sedikit hitam di bodinya aku melaju dengan kecepatan penuh. Penuh? Mungkin bisa dikatakan seperti itu. Aku mencari suasana baru karena ibu sedang sibuk dengan tetangga sebelah rumah. Daripada cokli dikamar karena nunggu ibu mending hang out sajalah. Ku putar-putar motorku disekitar kampus, entah kenapa hatiku walau terasa sedikit sakit karena hal kemarin tetap saja aku ingin melihatnya. Mulut bohonng tapi hati tidak, tubuhku mengikuti kata hatiku. Hingga akhirnya aku berada di kampus, sudah mulai sedikit ramai jika di bandingkan kemarin. Ya karena mungkin ini mendekati akhir dari liburan, jadi banyak yang sudah mulai berdatangan dan sok pintar sehingga main ke kampus.
Woi bro… lama tak jumpa! teriak seorang dengan tangan melambai, Rahman.
woi kang, dari mana saja? Baru kelihatan? teriakku kepada rahman yang disampingnya ada dua cewek. Kayaknya aku kenal dengan mereka.
he he he biasa bro… nih lihat ucapnya sembari memeluk dan bola matanya bergoyang ke kanan dan kekiri
Hai ar, lama ya ndak jumpa? ucap cewek disamping kanan rahman
pasti lupa tuh ucap seorang lagi yang disamping kiri rahman
bentar-bentar… aku benar-benar lupa… maaf ya ucapku
yaelah… bro… bro… sama cewek cantik dan seksi kaya gini kok lupa, ana sama lestar bro… ucap rahman
ana? Lestari? Bentar… ucapku sambil mengingat
temen kos ajeng ar, kamu sih ndak pernah main ke kos jadinya lupa ucap ana
iya sombong mentang-mentang dah mau lulus ucap lestari
oh iya iya lupa lest, an maklum ndak pernah ketemu sama kalian berdua, tapi kok… hmmm… ucapku sambil mengelus-elus daguku dan langsung aku tarik si rahman menjauhi mereka
kang, itu kenapa dua cewek sama kamu? ucapku
yaelah, itu baru dua brother, belum yang dirumah baru ane… si Dwi sama septian terus ina mereka berlima akur kok kalau dirumah ane. Ditambah lagi mama ane, jadi tambah hot dirumah baru ane ucap rahman
maksudmu? ucapku
ya gimana ya ar, kalau Cuma mama ane ndak bisa ar menuhin kebutuhan kokon ane, eh ane ingat mereka berlima ane ajak aja kerumah baru ane dan ane suruh tinggal disitu mereka mau. Ssstt.. mereka selain butuh uang sudah tergila-gila sama kokon ane ar. Tapi saat itu… ucap rahman
tapi apa? ucapku
tapi mereka akhirnya tahu mengenai hubungan ane dan mama. Awalnya mereka terkejut but you know! Aku punya enam istri broooooo… ha ha ha ha entar yang ane resmikan lima yang satu ndak bisa he he he he ucap rahman santai
kamu benar-benar …. mantabz dah! ucapku tak bisa menyalahkannya, aku juga pernah merasakan tubuh ibunya
Aku dan rahman kemudian berjalan-jalan ke kampus bersama lestari dan ana. Mereka tampak mesra sekali, yang membuatku sedikit heran adalah kedua perempuan itu tampak akrab dan akur sekali. Rahman sudah tidak memikirkan mengenai skripsinya lagi, dia sangat beruntung dosbingnya perempuan dan tergila-gila dengan kokon-nya. Bagaimana dengan aku? Masa bodohlah. Rahman seperti halnya guide yang memperkenalkan kampusnya kepada ana dan lestari sedangkan aku disini adalah obat nyamuk, benar-benar obat nyamuk apalagi setipa kepulan asapku berada disekitar mereka. kami kemudian duduk-duduk ditaman fakultas di bawah pohon yang rindang. Rahman menjauhiku karena… dasar ndak tahu tempat! Walau Cuma kissing sih. Aku duduk di bawah pohon yang sangat rindang dengan suasana menjadi semakin membuatku merasakan ngantuk dengan hembusan-hembusan angin yang sepoi-sepoi.
Ar… ucap seorang yang tiba-tiba duduk di sampingku, membuatku terkejut hingga rokokku jatuh
eh… ucapku sedikit terkejut, aku menoleh kearahnya sembari mengambil rokokku yang masih setengah batang
Owh… bu dian, bagaimana kabar ibu? baik-baik kah? ucapku kembali duduk
baik, bagaimana kabar kamu? balasnya
baik tapi sedikit ngantuk saja ucapku
Hening…
Ar, ayo makan… teriak dari sudut taman
yoa bro! ucapku melambaikan tangan ke arahnya sembari berdiri
saya mau makan dulu bu ucapku
Rahmaaaan… arya ditinggal saja, sedang bimbingan teriak kecil bu dian
iya bu dian yang cantiiiiiiiiiiiik…. teriak rahman dengan acungan jempol
makasiiiiiiiiiiiiih… balas bu dian,
dasar sok imut bathinu
siapa yang mau bimbingan bu? ucapku
kamu… balasnya, sambil menarik tanganku hingga aku terduduk. Ku matikan rokokku dan kunyalakan lagi sebatang.
Kami hanya diam… tak ada sepatah kata dari kami terucap. Perlahan lingkungan taman fakultas mulai sepi.
Ada yang nyari bu ucapku sambil menunjuk ke arah seorang lelaki yang tersenyum dan berjalan ke arah kami berdua
Yan… ayo makan, dah ditunggu sama teman-teman ucap anda yang kian dekat langkahnya menuju kearah kami
kalian dulu saja ndak papa, ntar aku susul ucap bu dian
makan dulu saja bu, kasihan lambungnya nanti mag lho ucapku kemudian berdiri
diajak makan saja mas kasihan bu dian tadi bilang belum makan lanjutku
iya ini, dosen kamu itu paling susah kalau disuruh makan ucap Anda
nanti saja aku susul nda ucap bu dian mengelak
lha ibu mau sama siapa disini kan bimbingannya sudah selesai? ucapku santai
eh.. bu dian memandangku dengan wajah kecewa
Bu dian kemudian berdiri…
ayo makan, lagian ngapain disini juga lama-lama ucapnya judes mungkin karena ada sesuatu yang mengecewakan disini
nah… gitu, ayo… ucap anda dengan mengulurkan satu tangannya dan digapainya oleh bu dian
Ar… ucap anda tepat didepanku dan bu dian
ya mas balasku
tolong…. ucapnya penuh dengan maksud dan tujuan, dapat aku lihat dari matanya yang memandangku tajam
jangan buat dian bersedih… aku tidak tahu apa hubunganmu dengan dian tapi yang jelas jangan buat dia bersedih. Setiap ada kamu, riangnya selalu berubah menjadi kesedihan, aku tidak ingin menjadi sedih. Jadi aku mohon… ucap anda membuatku tertegun
anda apa-apaan sih kamu? sudah ayo makan ucap bu dian yang mulai melangkahkan kakiku
tunggu yan, biar semuanya jelas ucap anda, membuat langkah bu dian terhenti
biarkan aku membahagiakannya dengan apa yang aku bisa ar… dan aku mohon keluarlah dari kehidupan dian, agar dia bisa kembali bahagia ucap anda menyadarkan akan semua kesalahan yang aku buat kepada bu dian
Nda, sudah hentikan, kamu tidak perlu membicarakan hal itu didepan arya ucap bu dian
Aku sudah lelah yan dengan kamu yang selalu bersedih, benar-benar lelah. Cobalah dalam satu hari saja kamu tersenyum bahagia dan jalan satu-satunya adalah arya menghiang dari kehidupanmu ucap anda, aku masih tertunduk dan tersenyum
Eh.. ucap bu dian
Ar, aku mencintai dian dan menyayanginya… aku mohon dengan sangat, biarkan aku membahagiakannya… ucap anda tenang dengan pandangan datar kearahku, senyumku menjadi kosong.
Aku melangkah mendekati mereka, tak perlu berlangkah-langkah hanya cukup satu langkah. Satu langkah saja aku sudah berada disamping Anda dengan posisi menghadap kebelakangnya. Satu tanganku menepuk pundaknya dan menggenggam lembut pundak laki-laki ini.
Maaf… ucapku pelan membuat pertengkaran mereka terhenti
bukan maksudku merusak hubungan kalian… maaf… aku hanya seorang mahasiswa yang menuntut ilmu dan kelak bisa mencari pekerjaan seperti kalian berdua ucapku
ar… sudah kamu jangan… ucap bu dian terpotong
Setelah semuanya selesai aku pasti akan pergi, dan akan aku doakan yang terbaik untuk kalian berdua. Kalian tahu, kalian adalah pasangan yang sangat cocok, mungkin dulu ketika aku masih kecil aku pernah menyukai seorang perempuan yang selalu aku harapkan untuk hadir dalam mimpiku. Tapi karena kebodohanku mungkin perempuan itu sudah enggan datang lagi kedalam mimpiku, mungkin itu adalah jawaban yang terbaik untuk harapanku ucapku, Aku melangkahkan kakiku ke arah bu dian, dan kini aku tepat dihadapan bu dian. kedua tanganku masuk dalam saku celana jeansku, tubuhku sedikit membungkuk
Bu, Maafkan saya, arya mahesa wicaksono… yang selama ini selalu membuat hati bu dian sakit. Bukannya aku terlalu gede rasa jika disukai oleh dosen secantik bu dian, tapi selama ini akulah yang lebih sering menyakiti bu dian. bukan bu dian yang menyakitiku. Setelah semua yang telah terjadi, saya sadar tentang diri saya. Saya bukan apa-apa disini, dan bukan siapa-siapa. Bu dian dengan Anda adalah pasangan yang serasi, sama-sama seorang pekerja keras dan berdedikasi untuk pendidikan. Akhirnya setelah semua pertanyaan berdiskusi di otak saya, saya telah menemukan jawabannya. Ibu butuh kebahagiaan dan kebahagiaan itu adalah Anda. Ingatlah bu, saya bukan orang yang bersih, Anda lebih bersih
Lupakan bocah itu, anggap bocah itu sudah mati. Ibu memiliki masa depan yang lebih cerah bersama dengan lelaki yang memang pantas untuk ibu. kembalilah tersenyum kepada semua orang seperti halnya ketika ibu mulai mengajar, mungkin saat itu semua menganggap ibu menakutkan tapi mereka suka cara ibu mengajar dan selalu paham atas apa yang ibu ajarkan. Percayalah bu, Anda adalah masa depan ibu yang cerah, jangan berhenti melangkah karena masa lalu ibu. Bocah itu akan menjalani kehidupannya sendiri begitu pula dengan ibu, walaupun ibu dan bocah itu memiliki kenangan. Tapi, lilhatlah, ibu tidak bisa dan bocah itu juga tidak bisa… Bocah itu sudah memiliki kehidupan sendiri yang tidak ada satu orang pun menghentikannya… berbahagialah Lanjutku
Mas, tolong jaga bu dian… agar mas anda lebih tenang, beberapa bulan lagi aku akan mengajukan cuti sekaligus pindah universitas agar kalian bisa lebih tenang dalam menjalani hubungan kalian. Mohon maaf jika selama ini membuat kalian berdua selalu bertengkar ucapku memandangnya tertunduk, aku kemudian berbalik dan melangkah
terima kasih ar… aku akan selalu mengingatmu… ucap anda, kau menoleh sebentar dan tersenyum kepada Anda
Aku berjalan menjauhi mereka namun tiba-tiba, bu dian berjalan mendahuluiku dan berdiri di depanku.
mulai sekarang dan seterusnya… aku akan membencimu ar, pasti aku akan membencimu ucap bu dian
memang sepantasnya ibu membenci saya ucapku dengan tersenyum
Ibu dian kemudian berbalik dan berjalan cepat menjauhiku, aku tak tahu apa yang dilakukan anda dibelakang sana. Aku berbelok mengambil jalan yang tidak dilalui bu dian, agar aku semakin bisa menjauh. Dalam langkahku aku, gumpalan daging lunak didalam kepalaku terus berputar. Ya, mungkin ini yang terbaik. Tak perlu mengharap jika itu tidak mungkin, tak perlu bersedih akan perempuan, tak perlu memikirkan senyumannya lagi, tak perlu memikirkan janji bodohku di masa lalu.
Aku adalah aku yang sekarang, tak perlu merubah sesuatu dari diriku yang sekarang. Jika memang aku harus jatuh tersungkur dan hancur karena hidup yang aku pilih itu adalah resiko dari kehidupanku. Jika aku harus menangis karena pilihan jalanku dan terperosok jauh dalam lubang jal yang aku pilih itu adalah sesuatu yang harus aku rasakan. Jika suatu saat setelah semua urusanku selesai dan ibu memutuskan untuk menghentikan semua, aku akan menerimanya. Jika mbak erlina yang selalu menyayangiku sebagai adiknya juga ikut pergi mungkin itu adalah jawaban dari kebodohanku. Aku adalah aku yang sekarang , yang telah memilih jalan yang salah. Entah kapan aku akan berjalan dijalan yang benar, entah kapan aku akan memperbaiki semua. Jika aku harus hidup sendiri karena kebodohanku di masa ini yang telah aku beli, ya karena itu adlah hal yang seharusnya aku bayar. Tak akan pernah menyesali dan akan terus aku jalani walau pedih dan sedih, walau gerah menjadi amarah, walau indah menjadi gundah, aku akan menjalaninya.
Aku Arya Mahesa Wicaksono akan mengakhiri kisah sedih yang telah dibuat oleh Ayahku. Harus segera aku akhiri agar cerita tentang kehidupanku segera menemukan jawaban yang pasti. Jawaban tentang apa yang akan aku lakukan setelah ini semua selesai. Aku akan memperbaiki hidupku tapi entah kapan tapi yang jelas bukan denganmu, itu yang aku tahu. Aku akan menertawakan kebodohanku entah kapan yang jelas itu juga bukan denganmu, itu yang aku tahu. Hanya itu yang aku tahu sampai saat ini, entah…
Langkahku akhirnya sampai di sebuah warung makan langgananku, disana ada bos besar dengan dua calon istrinya, Rahman.
Mak, nasi rames pakai telur sama ayam goreng ditaruh dipiring kasih sendok sama garpu plus sambalnya. Minumnya es teh manis, harus manis pakai ditaruh di gelas plus sendok buat ngaduk ucapku kepada si mbok warung
Ediyan! Makan ya pakai piring, minum ya pakai gelas, gitu juga disebutin to mas-mas ucap mbok warung
Yeeee simbok protes mulu, namanya juga langganan ucapku, sambil duduk di kursi makan
biasa mbok lagi stress mungkin ha ha ha ha balas rahman yang duduuk didepanku
dasar PK! Diem aja kamu kang ucapku dengan wajah nyengir
ha ha ha ha… makanya kecebong dikeluarin, kalau terlalu lama jadi kodok tuh ha ha ha ha canda rahman
maksud kamu? tanyaku yang tidak mengerti
emang kamu mau, pas malam pertama yang keluar bukan cebong tapi kodok? Bisa-bisa istri kamu histeris ha ha ha ucap rahman yang akhirnya aku mengerti
Sialan kamu kang ucapku
Sudah ndak usah ditiru si item ini! kamu jalani hidup kamu sesuai jalannya ucap simbok warung sambil meletekan makanan yang aku pesan
Terima kasih simbok yang cantik yang telah membelaku ucapku dengawajah terpukau
Halah… ucap si mbok meninggalkan aku
makanya ar cari pacar, jangan jomblo terus yah ucap ana
heem, ndak enak lho… kalau sudah punya pacar kan ada yang elus-elus hi hi hi ucap lestari
bodoh… aku makan dulu ucapku
Kami terlibat obrolan-obrolan berat, hingga waktu menjelang gelap. Tak ada bosannyaami bercerita satu sama lain, apalagi yang diceritakan rahman adalah mengenai seks, seks dan seks. Dia tidak risih ketika bercerita mengenai hal itu, ditambah lagi ana dan lestari malah semakin menghangatkan suasana. Aku sendiri sampai menjadi bingung dan lebih banyak diamnya ketika mereka bercerita mengenai trisum, bahkan sampai orgy gila bener. Dan yang jelas tanpa penguatpun rahman bisa meladeni mereka berenam seklaigus. Geleng-geleng kepala mendengar itu semua, bahkan cerita ketika lima orang cewek rahman mengetahui persetubuhan rahman dengan ibunya diceritakan semua. Awalnya mereka tidak bisa menerima tapi karena sudah terlanjur cinta (katanya) akhirnya mereka menerima juga.
dah ah kang, kamu cerita semuanya berbau kecebong terus, aku mau cabut dulu dah sore ucapku
oke, besok kapan-kapan main ke rumah ane ucap rahman
ngapain? Ngrekam kalian? ucapku
ntar kamu diiket terus nyaksiin kita main hi hi hi ucap ana
heem.. hi hi hi ucap lestari
ediyan… kamu mau buat aku kena prostat apa? ucapku sedikit judes
ha ha ha ha tawa mereka bertiga
Akhirnya kami berpisah, seperti hari-hari sebelumnya. Rahman, lelaki yang selama ini aku kenal dan sekarang malah lebih bagus nasibnya ketimbang aku. Punya enam istri lagi, yah walau satu istri tidak bisa diresmikan. Setelah pikiranku membandingkan aku dengan rahman, otakku kembali kosong tanpa pikiran sama sekali. Hingga aku sampai dirumah dan kembali menjadi seorang anak bagi ayah dan ibuku. Didalam ibu menemani ayah yang sedang nonton televisi, aku hampiri mereka berdua mencium tangan mereka.
Aku membersikan diriku dan kemudian membuat teh, kubawa ke pekarangan rumah dan duduk dibawah pohon. Ibu kemudian datang menghampiriku dan duduk disampingku. Senyumnya memang meluluh lantakan ketegangan dalam diriku. Dengan lembut ibu menarik kepalaku dan dirrebahkannya di dadanya.
Ada apa? ucap ibu
biasa… ucapku yang kuteruskan cerita mengenai bu dian
Sudah… ibu sudah tidak akan memaksamu untuk bersama dian, kamu jalani hidup kamu. jika memang ada yang bisa menghentikan ini semua ibu akan berhenti jika belum ada, entah kapan semua ini akan berakhir. Yang jelas, ibu tidak akan meninggalkanmu dalam kesendirian ucap ibu
terima kasih bu… ucap ibu
sayang… kamu lagi kepengen ya? ucap ibu
eh… ndak juga ucapku
oh… masalahnya ibu lagi dapet hi hi hi nanti kalau tiba-tiba kepengen pakai ini saja yah ucap ibu sambil mengangkat kepalaku dan menunjukan belahan dadanya
heem… ucapku
ayah bagaimana? lanjutku bertanya
tidak ada yang istimewa, kerjanya hari ini hanya tidur dan tidur saja. Ibu saja dianggap sebagai pembantu saja untuk menyiapkan makan, minum dan lain-lain, kerjanya hanya tidur makan saja hari ini ucap ibu
kalau ada informasi arya diberitahu ya bu, arya peen banget semuanya selesai ucapku
ibu juga sama… balas ibu
Ibu kemudian mengelus-elus kepalaku kembali yang rebah di dadanya….
oh iya nak, ibu lupa… tadi pagi waktu kamu sudah berangkat. Ibu kan ke tetangga terus ada yang ketinggalan ibu balik lagi, nah pas balik itu pas ada pesan masuk di sematpon ayahmu. Pas bunyi gitu ibu ambil dan ibu buka lok-skrin-nya, diatasnya itu ada notifikasi kan naik terus. Ibu baca itu mengenai pertemuan bulan kedua besok ucap ibu, aku terperanjat
apa itu bu? ucapku mendesak ibu
itu.. coba ibu ingat…
Hesa, kayanya untuk bulan kedua
Aku ambil dulu milikku
Nanti sisanya kalian berdua
Sudah pengen ngrasain darah ni he he he he
Begitu bunyinya sayang ucap Ibu
Eh… bentar bu, itu dari siapa? ucapku
ibu ndak ingat sayang, pas notifikasinya mulai terlihat ibu Cuma baca isinya saja, ndak jelas siapa yang ngirim, ndak fokus sayang… adakah yang berbahaya sayang? ucap ibu
aku juga masih bingung bu, nanti arya pikirkan lagi ucapkku sambil merebahkan kepalaku di dada ibu dan menerima elusan kembali
besok, ibu yang ngantar kamu saja ya. ibu sudah bilang sama ayah kamu ucap ibu
heem… balasku
Dalam hening pikiranku terus berputar mengenai siapa pengirim pesan itu dan apa maksdu dari pesan itu. Kenapa ketika dia menyebut darah diakhir pesan haru ada kata tertawa selengekan? Apakah pembunuhan? Tapi kenapa jika pembunuhan harus ada kata sisa? akh… aku jadi pusing memikirkan apa yang sebenarnya maksud dari pesan itu. Lama aku bersama ibu kemudian terdengar panggilan ayah, ibu segera masuk begitupula dengan aku. Aku langsung menuju kamarku sembari melihat ibu masuk kedalam kamar bersama ayah. Aku rebahkan tubuhku diatas kasur empuk ini.
Satu masalahku tentnag wanita sudah selesai. Dan sekarang masalahku hanya satu… Ayahku, Romoku… sebentar lagi aku akan mengakhiri perjalananmu…
Pagi menjelang aku terbangun dari lelap tidurku. Jam berdetak menunjukan pukul 08:00, aneh baru kali ini tidak dibangunkan ibu. Mungkin ibu tahu jika tubuh ini terlalu lelah, ku langkahkan kakiku menuju ke lantai bawah tak ada satupun orang disana. Segera ku mencuci mukaku dan menggosok gigiku sekaligus buang air kecil, ugh mantabz! Sekeluarnya aku dari kamar mandi kudapati ibu sedang berjalan masuk dari lorong rumahku.
Sudah bangun sayang? Ibu dari mengantar ayahmu keluar dari rumah ucap ibu
baru saja, kok ibu ndak bangunkan arya? ucapku
karena kamu kelihatan terlalu nyenyak dan ibu tahu kamu sedang capek jadi ya ibu tidak bangunkan kamu sayang ucap ibu yang berjalan kearahku kemudianmendaratkan ciuman dan pelukan
maem ya? ucap ibu aku mengangguk, kemudian mengikuti ibu dari belakang menuju dapur
Makan pagi bersama ibu di depan televisi, menontoon acara anak-anak yang membuat kami terpingkal-pingkal. Kalau dilihat sebenarnya ini film dewasa karena di komik keluaran pertama masih berbau hal-hal yang sedikit porno, tapi setelahnya di komik kedua menjurus ke anak-anak tapi masih sedikit dewasa. Film Shan-cin ini memang membuat aku terpingkal-pingkal bersama ibu padahal biasanya film ini diputar dihari minggu tapi tidak tahu kenapa dihari sabtu ini ada film kartun ini.
eh bu, kalau dikomiknya dulu arya pernah baca sedikit agak parno lho bu? ucapku kepada ibu
masa? ucap ibu
benera, ada beberapa adegan yang dikomik yang menggambarkan hal-hal dewasa. Waktu itu kalau ndak salah ayah sama ibunya lagi gituan pas malam hari eh si shan-cin bangun terus lihat, bilang mama-papa aku ikutan gulat, kalau ndak salah begitu dialognya ucapku
tapi kalau ibu lihat juga ndak terlalu parno ucap ibu
kalau di komik volume keduanya sudah lebih mendingan, yang ditayangkan ditelevisi kan dipilih-pilih yang sesuai anak-anak bu ucapku
ouh… tapi ibu suuka sayang,lucu banget hi hi hi ucap ibu
ngomong-ngomong kamu ndak jalan-jalan atau tongkrong sama koplak atau teman kuliah kamu sayang lanjut ibu
ah ndak malas, koplak ada acara sendiri sama pacarnya. Kalau teman kuliah paling masih sibuk masalah skripsi balasku
lha skripsi kamu bagaimana? ucap ibu
belum tahu kelanjutannya, ibu tahu sendiri kejadian kemarin. Kalaupun harus mengulang dari awal dengan dosen yang berbeda, arya sudah siap ucapku
Hmmm… tapi sayangkan, penelitan kamu kan sudah selesai? ucap ibu
ndak papa bu,daripada menambah persoalan. Lebih baik seperti ini dulu, menyelesaikan satu masalah lagi, lagi pula arya juga belum menemukan jawaban dari sms yang kemarin. Kalau saja arya tahu siapa pengirimnya pasti arya sudah bisa menemukan jawabannya ucap ku
benar juga ya, hmmm… apa perlu nanti kalau ayahmu pulang ibu buka sematpon ayah kamu? ucap ibu
ndak usah bu, terlalu beresiko balasku
kamu tenang ya sayang, jangan gegabah lagi. Jalani dengan perlahan, semua pasti ada jawabannya ucap ibu
iya bu… eh bu, ibu sudah dengar cerita aku tentang rahman belum? ucapku
rahman? anaknya karima itu ya? bagaimana kabarnya? ucap ibu
punya enam calon bu, tapi yang satu ndak bakal bisa diresmikan ucapku
kok bisa? tanya ibu
yang lima itu teman kos ajeng, sedangkan yang satu ya tante ima sendiri. Yang lima sudah tahu mengenai hubungan rahman dan tante ima ucapku
kalau ibu disuruh menjalani seperti itu ibu ndak bisa, kenapa ima bisa ya? kalau kamu sayang? ucap ibu
tergantung ibu, tapi mungkin itu akan sulit bu… kalau tante ima itu semua dikarenakan om nico ucap ku
memang akan sulit, maka dari itu jika nanti telah datang waktunya kita benar-benar harus bisa menjadi seharusnya ya sayang. Kita harus bisa saling mendukung balas ibu
jika ibu bisa, arya bisa jawabku
Siiiipz! balas ibu
Kamu tadi sudah mandi apa belum? tanya ibu tiba-tiba
belum, tadi Cuma cuci muka sama gosok gigi kok bu balasku
iiiih jorok! Mandi dulu sana, bau tahu ucap ibu
bau-bau gini ibu juga suka weeeeek…. balasku
MANDI! perintah ibu
iya, iya bu…. balasku yang kemudian berdiri dan melangkah ke belakang rumah mengambil handuk
Aku lanjutkan langkahku menuju ke kamar mandi dan segera untuk mandi daripada mendapatkan celoteh dari ibu. ah, segar… benar-benar segar berada didalam kamar mandi. Suasana dingin karena bak mandi yang dipenuhi air, aku langsung jongkok di sebuah lubang pembuangan. Sekilas pertanyaan dalam kepalaku mulai berputar lagi meminta jawaban dariku. Entah apa sebenarnya maksud dari notifikasi di sematpon ayah, apakah akan ada kejadian lain lagi setelah notifikasi itu? Entahlah… semua jawaban hanya ada didalam sematpon ayahku, tapi jika harus menunggu ayah kembali pulang kayaknya tidak mungkin sekali. Ini malam minggu, malam dimana besoknya adalah hari libur. Ayah tidak mungkin pulang kerumah dengan sangat cepat, kemungkinan besar dia sedang bermain-main di luar sana. Bagaiamana kabar tante wardani ya? apakah dia masih dijadikan budak oleh mereka berdua? Apakah dia akan terus dimainkan diluar seperti yang aku lihat waktu itu?
Dok dok dok….
Eh… mandi kok lama sekali, ngapain hayo? Kalau mau dikeluarkan sini ibu keluarkan! teriak ibu dari luar kamar mandi
lagi BAB ibuuuuuuuuuuuuuu, kalau arya pengen keluarkan pasti jug aminta tolong sama ibu balasku dari dalam kamar mandi
oh ya sudah, kalau dikamar mandi pikirannya jangan kemana-mana. Fokus sama mandinya, kalau pengen lihat punya perempuan diluar sini tinggal dibuka hi hi hi goda ibu
Ibuuuu…. arya lagi B-A-B, ya wajar dong kalau pikirannya kemana-mana. Yang ndak boleh itu kalau sedang B-A-B diajak bicara bu balasku
hi hi hi… iya, iya… lekas mandinya, ntar teh tarik panasnya jadi dingin tuh. Ibu sudah buatkan untuk kamu. ibu mau keluar dulu ke toko depan ya, kalau nanti mau keluar tunggu ibu pulang dulu ucap ibu
oke bu… balasku
ibu, pergi dulu teriak ibu
ya… balaskku
Terdengar suara langkah ibu menjauhi kamar mandi, terdengan sedikit ketika ibu membuka pintu depan rumah sebagai tanda ibu sudah tidak berada dirumah. Dalam posisi jongkok, pikiranku kembali melayang ke notifikasi sematpon ayah. Pengen darah dan kata sisa, hmmm… sebuah pernyataan yang aneh bukan. Darah dan sisa, ah masa bodoh ah, segera aku bangkit dari lubang pembuangan dan kemudian mandi. Setelahnya aku ke kamar berganti pakaian yang lebih bersih. Namun ketika hendak pergi keluar dari kamar langkah terhenti ketika melihat sebuah kalung monel berliontin cincin monel itu. Ku pandang dengan sinis kalung itu dan segera aku tinggalkan.
Aku kembali ke depan TV dengan mneyeruput teh tarik, ku pindah-pindah chanel televisi untuk menemukan acara yang lebih bermutu lagi. Dengan sebatang dunhill dan segelas teh tarik aku menikmati acara kartun disiang hari, doreamon, walau sebenarnya sudah sering diputar. Selang beberapa saat kemudian ibu datang dan duduk disampingku.
beli apa bu? ucapku
tadi bayar hutang, kemarin setelah bantu-bantu tetangga ibu beli gula ditoko depan lupa bawa uang. Ini hari apa sih? Kok acaranya banyak acara anak-anak? ucap ibu
hari sabtu bu, biasa mungkin karena momen liburan sekolah. Kan acara TV ndak pernah terpengaruh libur kuliah ucapku
ya jelas dong, emang anak kuliahan pada suka acara kartun kaya gini kecuali kamu sayang hi hi hi balas ibu
ah ibu, ibu juga suka owk sama pilem kartun balasku
iya sih, buat hiburan hi hi ihi ucap ibu
Aku rebahkan kepalaku dipangkuan ibu, sambil menonton acara TV. tak terasa wwaktu melewati tengah hari, aku dan ibu masih berada di depan TV. hingga tepat jam 1 siang.
TING… TONG….
TING… TONG….
TING… TONG….
Ar, tamu itu, sana bukakan pintu? perintah ibu
hoaaam ngantuk bu balasku dengan berbagai alasan
kamu itu sayang hemmm…. awas ibu bukakan pintu dulu tamunya ucap ibu
Aku angkat kepalaku dari pangkuan ibu, ibu kemudian berjalan meninggalkan aku menuju pintu depan. Selang beberapa saat…
Arya… teriak ibu dari depan
Iya bu! balasku
ah apalagi sih bathinku, ketika hendak bangkit dari posisi PW-ku
Oh… ndak jadi, dah kamu disitu saja. Ini sudah kok teriak ibu
Yaelah ibu, Arya tiduran lagi balasku kembali merebahkan tubuhku di sofa……
……
……
……
Nguuuuuuuuuuuueeeeeeenggggg…….
Aku pacu REVIA dengan kecepatan penuh menuju tempat dimana aku merasakan cinta. Dimana pertama kali aku mendapatkan kecupan yang membuatku terngiang hingga saat ini, mungkin aku selalu menolak perasaan ini tapi sebenarnya hatiku tak bisa menolaknya. Karena hati ini sudah mengucapkan janji yang tidak mungkin aku ingkari sendiri. Ku pacu motorku dnegan laju yang sangat cepat, tak aku pedulikan bahaya yang aku dapatkan ataupun bahaya yang aku timbulkan. Kenapa? kenapa aku selalu menyalahkan diriku sendiri? Padahal orang yang menginginkanku tidak pernah melihat kesalahan-kesalahanku, kenapa aku begitu egois.
Ciiiiiiiit…. sebuah deretan mobil panjang menghambat perjalananku…
Ah sial, kenapa haru spada saat seperti ini? bathinku kesal
Pak ada apa to? tanyaku kepada seorang pengendara motor disebelahku
katanya sih ada truk yang muatanya ambrol mas, karena kelebihan muatan. Sudah hampir setengah jam belum selesai-selesai mas jawab bapaknya
oh, ya pak balasku
aku harus menunggu, aku tidak bisa memutar balik dan mengambil jalan alternatif. Aku sudah terjepit ditengah deretan mobil ini bathinku, aku teringat akan apa yang terjadi dirumah barusan, telepon dari tante asih
0000000000000000000000000000000
000000000000000000000000000000000
Akhirnya setelah menunggu antrian karena muatan yang ambrol atau lebih tepatnya tumpah, aku bisa melewati jalan macet ini. aku lihat truk tersebut menumpahkan muatannya sangat banyak sekali, ya memang sangat jelas butuh waktu berjam-jam agar muatan tersebut bisa disingkirkan. Aku kembali menarik gasku dengan cepat. Sial, hampir satu setengah jam aku antri karena muatan yang tumpah tersebut dan matahari sudah mulai lelah menemaniku. Tante asih, ya dia yang telah membuatku sadar akan kebutuhan hatiku yang sebenarnya. Akhirnya aku sampai di perumahan ELITE, kuberhentikan REVIA disamping pos satpam.
pak, saya mau ke… ucapku
dah jalan saja mas, langsung saja ndak usah ninggal KTP, dah sering lihat masnya ucap pak satpam
makasih pak ucapku kembali menarik gas REVIA
Akhirnya aku sampai di depan rumah bu dian, kulepas helm tanpa menarik kunci motorku. aku turun dan langsung berlari kearah pintu gerbang rumah bu dian. Mobil bu dian tampak terparkir di sampig rumahnya sama persis ketika aku dikejar-kejar oleh bodyguard ayahku.
Teng… teng… teng… ku ketuk-ketuk pintu gerbang rumah bu dian
BU DIAN… BU DIAN… AKU TAHU BU DIAN DI DALAM… BUKAKAN PINTU BU… AKU INGIN BICARA teriakku tapi tak ada jawaban
Tanpa pikir panjang aku langsung menaiki pagar rumah bu dian dan langsung menuju pintu rumahnya.
Bu Dian… Bu Dian… ini Arya bu, aku tahu bu dian didalam tolong bukakan pintu bu, maafkan aku bu… aku mohon bu, bukakan pintu… teriakku sambil mengetuk-ngetuk pintu ribuan kali tapi hasilnya nihil
Aku lihat kedalam rumahnya dari kaca rumahnya, tampak sangat sepi. Aku jadi putus asa, kemana perginya dia? Aku duduk di kursi teras rumah bu dian, sambil berpikir kemana perginya aku sulut sebantang dunhill. Kulihat matahari yang mulai condong ke barat. Berbentuk bulat dan menyilaukan.
eh bulan… aku tahu dimana kamu bathinku, segera aku bangkit dan melompat pagar rumah bu dian
Ku naiki REVIA dan kutarik gas kembali, melewati pos satpam hanya dengan membunyikan klakson…
000000000000000000000000000
0000000000000000000000
Matahari sudah mulai tertidur dalam lelapnya malam. Tapi aku menarik gas REVIA dengan sangat dalam hingga membuat semua orang yang aku salip memaki-makiku. Tak kupedulikan apa yang mereka katakan. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dua buah motor racing menghadangku didepan, membuat aku mengerem mendadak.
Ciiiiiiiit….
BAJINGAN KALAU NAIK MOTOR HATI-HATI DASAR BANGSAT! teriak seorang dari mereka, mereka berjumlah empat orang
HAJAR SAJA! teriak seorang lagi
Ah, sial kenapa pada saat seperti ini ada saja gangguan bathinku
WOI, KAMU BERANI SENTUH DIA, MATI KAMU CACING! teriak seorang yang aku kenal
Bos Dewo sama bod karyo, mati kita ucap seseorang dari mereka, aku menengok kebelakang
Kamu tahu siapa dia?! bentak karyo
Ini Arya, dasar kalian ******! Ketua koplak tahu! ucap dewo sambil membuka kaca helmku, sial kapan aku jadi ketua koplak, bukannya koplak tidak pernah ada ketuanya
Eh… maaf bos, ndak tahu… ucap seseorang dari mereka yang langsung tertunduk dan berjalan membungkuk meraih tanganku tapi aku menolak
Ah, sudah… sudah… aku lagi terburu-buru wo, kar… ucapku
kalian singkirkan motor kalian, atau aku bakar disini teriak karyo, langsung mereka singkirkan motor mereka
Aku tinggal dulu, kar, wo ada urusan penting ucapku
Cinta ya? semangat! ucap dewo
Asyik gak jomblo lagi ha ha ha canda karyo
Eh… aku menoleh ke arah mereka
Sudah, ndak perlu aku ceritakan, sana cari bidadarimu itu! teriak dewo
Tanpa meminta cerita dari dewo dan karyo, aku langsung menandap gas melewati keempat orang yang hendak menghajarku. Kulihat mereka menunduk dan ketika aku meleati mereka. dalam perjalanan menuju tempat itu, pikiranku berputar. Apakah dian juga bertemu dengan koplak sebelumnya? Masa bodoh mau bertemu atau tidak yang terpenting, aku sudah menemukan jawabannya. Kupacu lebih dalam lagi, tapi tetap seperti itulah REVIA. Tampak sekali REVIA mengejan menahan sakit karena setiap lubang jalanan dan jalan tidak rata aku tabrak begitu saja. Akhirnya aku sampai di tempat ini, tempat dimana aku selalu bertemu dengannya. Malam menghiasi, bulan purnama bersinar terang. Kuparkir REVIA dengan sangat tergesa-gesa. Kulepas helmku, kutaruh dikaca spion sebelah kanan tanpa mematikan mesinya.
Kamu disini jangan kemana-mana ya? ucapku pada REVIA, aku berbalik dan berlari tiba-tiba aku mendengar seru mesin REVIA berhenti, aku menoleh dan tersenyum ke arah REVIA seakan dia tahu bahwa aku pasti akan kembali lagi padanya.
Aku berlari…
Mendekati…
Ku dengar alunan lagu, dan semakin dekat semakin jelas…
Lagu dari sebuah sematpon yang mulai berganti…
Semakin dekat….
Dan kurang dari 5 meter aku berdiri disamping bangku, kulihat seorang wanita duduk dengan wajah bersinar cahaya rembulan. Wajahnya sembab, air matanya masih mengalir. Aku berjalan mendekatinya, selangkah demi selangkah. Aku tahu dia mengetahui kehadiranku…
I Found you ucapku tapi wanita itu tidak menoleh sedikitpun
Bersambung
Hallo Bosku, Disini Admin BanyakCerita99
Agar Admin Semakin Semangat Update Cerita Cerita Seru Seterusnya, Bantu Klik Iklan yang Ngambang ya.
Atau Gambar Dibawah INI
Pembaca setia BanyakCerita99, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)BTW yang mau Mensupport Admin BanyakCerita dengan Menklik Gambar Diatas dan admin akan semakin semangat dapat mengupdate cerita full langsung sampai Tamat.
Terima Kasih 🙂