Ini yang Kuinginkan Part 4

0
2856

Ini yang Kuinginkan Part 4

Hari-hari terus berlalu. Aku kadang kepikiran, kenapa ya aku mau-maunya membiarkan tubuhku dinikmati oleh bocah itu? Kalau pengen pamer body kenapa gak cari cowok ganteng aja sekalian? Tapi mungkin kalau bukan dengan Eko rasanya gak akan sama kali ya… Entahlah. Aku benar-benar tidak tahu kenapa aku bisa melakukan hal sejauh ini bersamanya. Tidak cuma membiarkan dia melihat aku telanjang, tapi juga membiarkan dia bermain-main dengan tubuhku. Bocah itu sudah dapat banyak >,<

Ku matikan shower dan melangkah keluar dari kamar mandi. Aku tidak mau terlalu memikirkannya. Yang penting aku bisa melakukan apa yang aku mau. Tidak terus terkekang oleh aturan-aturan yang gak boleh begini gak boleh begitu. Mereka bilang pakaian itu harus sopan dan tertutup, selama ini aku sudah melakukannya, tapi ternyata rasa deg-degkan ketika orang-orang melihatku dengan pakaian terbuka lebih membuat aku senang. Pujian orang-orang padaku juga semakin membuatku makin ketagihan untuk pamer aurat.

Selesai handukan, seperti biasa aku tidak langsung mengenakan pakaian. Aku keluyuran di dalam rumah telanjang bulat. Padahal hari Senin, tapi hari ini aku tidak ada kegiatan. Jadwal kuliah sedang kosong dan aku sendirian di rumah. Eko juga masih sekolah. Ngapain ya enaknya? Apa aku nawarin diri ke Dodi untuk difoto-foto erotis lagi? Hihihi, Eh, tapi nggak sekarang ah, tempatnya lumayan jauh, di dekat kampusku. Lagi malas nyetir mobil. Kapan-kapan aja deh.

Ya… Selain Eko, Dodi juga menjadi pria lain yang beruntung. Tapi dia cuma sekedar mengambil gambar-gambar bugilku aja, sama ngambil gambar adegan erotisku dengan Eko waktu itu. Gak pernah macam-macam. Gak tahu juga apa karena emang gak mau atau karena gak berani minta. Tapi aku gak yakin juga sih dia bisa nahan gak berbuat macam-macam kalau nantinya aku sering-sering main ke sana.

Oh ya, sampai sekarang memang hanya Eko dan Dodi saja yang pernah melihat aku yang gak pakai baju. Tapi akhir-akhir ini aku sering iseng menerima tamu yang gak aku kenal dengan memakai pakaian yang sembrono. Aku kan sering tuh belanja online. Jadinya ya sering juga kurir yang ngantarin paket ke rumah.

Awalnya dulu waktu aku sedang sendirian telanjang di rumah, ada kiriman yang datang. Akupun buru-buru memakai pakaian. Karena repot cari pakaian yang tertutup, aku jadi sembarangan meraih pakaian untuk menutupi tubuhku. Aku memilih jaket yang tergantung dekat pintu depan. Di balik jaket itu aku tidak memakai apa-apa lagi. Untungnya jaketnya bisa nutupin pangkal pahaku. Tapi tetap saja sebagian besar pahaku terlihat.

Sejak saat itu, aku jadi keterusan menerima kurir dengan cuma pakai jaket. Memang kadang kurir yang ngatar barang itu-itu juga orangnya, aku bahkan sampai tahu nama orang itu. Dia tampak kesenangan begitu aku membuka pintu. Kalau lagi iseng aku hanya menutupi ritleting jaket setengahnya, sehingga belahan dadaku akan kelihatan. Belum lagi jika kurir itu datang sewaktu ada Eko di rumah, di saat aku sedang panas-panasnya ‘bermain’ dengan bocah itu. Penampilanku biasanya akan lebih acak-acakan. Wajahku memerah dan rambutku juga lepek karena keringatan, apalagi cuma pakai jaket yang sebagian ritsletingnya terbuka. Tentunya terlihat sangat seksi. Di saat seperti itu aku sih tidak ingin berlama-lama melayani kurir itu. Takut dia nekat meskipun aku yakin dia tidak akan macam-macam. Selain itu aku juga lagi horni, jadi ingin segera ngelanjutin ‘permainanku’ dengan Eko ^.^

Ahh… Entah kenapa aku merasa semakin lama kelakuanku semakin menyimpang saja. Perbuatan yang kulakukan jelas-jelas sangat salah. Namun aku terlanjur ketagihan. Aku menyukai sensasinya. Semakin aku memikirkan kalau perbuatanku ini salah, aku justru semakin horni.

Tiba-tiba aku mendengar suara pagar dibuka. Kurir yang antarin paket lagi? Kebetulan pesananku emang belum sampai sih. Setelah aku periksa ternyata itu Eko yang baru pulang sekolah, haha. Padahal aku berencana pakai jaket tapi ritsletingnya gak aku pasang kali ini. Jaket yang sudah sempat ku ambil akhirnya kuletakkan kembali. Tapi aku terkejut saat melihat kalau ternyata Eko datang bersama teman-temannya. Astaga, aku lupa kalau hari ini Eko berencana bawa teman-temannya untuk minta bantuanku bikinin tugas.

Aku sudah terlanjur di depan pintu. Mau lari ke kamar kejauhan, pintu depan pasti keburu terbuka karena kebetulan gak ku kunci. Daripada aku kedapatan bugil, ku raih saja jaket tadi dan ku pakai. Padahal aku tidak berniat pamer paha sedini ini ke mereka.

Tak lama kemudian pintupun terbuka. Teman-teman Eko langsung berkomentar begitu melihatku.

“Waw!”

“ Cantiknya….”

“Kita gak salah rumah kan Ko?”

Aku hanya senyum-senyum saja mendengar ucapan bocah-bocah itu. Terang saja mereka berkomentar demikian. Aku yakin mereka tidak pernah melihat gadis cantik dengan busana sembrono begini sebelumnya. Mata mereka kelayapan memandangiku dari atas hingga bawah.

“Nih yang namanya kak Dira… cantik banget kan?” ucap Eko.

“Yoi bro cantik banget…. Kakak beneran kenal dengan Eko ya?” tanya teman-temannya gak percaya.

“Iya… Kenapa? Kok gak percaya gitu? Kalian kalau mau kenal dengan kakak juga boleh kok…” balasku. Setelah aku berkata begitu mereka langsung berebutan ingin bersalaman denganku.

Ku perhatikan tampang mereka satu-persatu saat bersalaman. Dari mereka berempat gak satupun yang wajahnya enak dipandang. Jadi malas ngafal namanya. Ditambah dengan Eko berarti ada lima deh, hihihi. Saat bersalaman, aku mendapati tatapan mereka terus tertuju ke arah pahaku. Aku tidak habis pikir kenapa teman-teman Eko begini semua. Bukan hanya gak ada yang enak dipandang, tapi juga pikirannya ngeres. Tapi salahku juga sih karena cuma pakai beginian.

“Beruntung banget kamu Ko bisa kenal sama kak Dira” ucap salah satu temannya. Eko tampak senyum-senyum bangga gitu mendengarnya.

“Iya… udah baik, cantik, seksi lagi… hehehe” ucap yang lain yang tampangnya udah gak kayak bocah lagi.

“Eh, namamu Riki kan?” tanyaku pada temannya itu. Selain tampangnya paling tua. Dia ini paling dekil dan seragam sekolahnya paling lusuh dibandingkan yang lain. Baju seragamnya juga sudah bukan warna putih lagi, tapi sudah berubah jadi kuning. Eko dulu juga dekil, tapi gak sedekil dia.

“Iya kak, namaku lengkapku Riki Leonardo” Jawabnya dengan gaya sok ganteng. Jadi geli lihatnya.

“Leonardo kepala Lo!” tawa teman-temannya. Aku jadi ikutan tertawa.

“Kamu sekelas dengan Eko juga?” tanyaku lagi.

“Iya” Riki menjawab sambil garuk-garuk kepala. Setelah ku tanya-tanya lagi ternyata dia pernah tinggal kelas beberapa kali. Ya ampun.

“Makanya belajar yang rajin, jangan pernah tinggal kelas lagi ya…” aku menasehatinya. Teman-temannya kembali menertawainya.

“Iya kak…” jawab Riki sambil mengepalkan tinju ke arah teman-temannya kesal.

“Kalian juga… “

“I-iya…” sahut mereka.

Aku kemudian menyuruh Eko untuk membuatkan mereka minuman. Sedangkan aku ingin kembali ke kamar untuk berganti pakaian. Jaket ini aku pakai kan karena darurat saja. Aku tidak mau lama-lama mengenakannya di depan mereka. Lagian kan aku mau membantu mereka bikin tugas. Kalau aku berpakaian seperti ini terus aku yakin tugasnya gak akan selesai-selesai. Itu saja mereka sedari tadi mereka masih terus curi-curi pandang ke arahku. Akupun memilih pakaian yang jauh lebih sopan. Gaya pakaian yang biasa ku pakai sehari-hari. Kaos lengan panjang warna putih, celana panjang jeans, dan tentunya memakai jilbab. Kontras banget dengan yang pakaianku beberapa saat yang lalu. Akupun kembali bergabung bersama Eko dan teman-temannya.

“Kok kakak ganti baju?”

“Iya nih, kok ganti?” protes mereka kecewa. Aku hanya senyum saja. Biar saja mereka kecewa.

“Jadi apa nih tugasnya? Apa yang bisa kakak bantu?” Tanyaku mengalihkan.

Mereka ternyata minta dibikinkan percakapan bahasa Inggris gitu. Temanya bebas. Cukup gampang bagiku. Dalam setengah jam aku yakin bisa menyelesaikannya.

Akupun langsung mengerjakannya. Selagi aku mengerjakannya, mereka justru asik sibuk bermain game di laptopku. Duh, mereka ini. Ya… tapi masih bisa ku tolerir sih. Aku harap mereka cuma sekedar main game saja, jangan sampai koleksi foto-foto ku ditemukan.

Sewaktu aku sedang sibuk-sibuknya, ternyata kurir pengantar paket yang kunanti-nantikan itu datang. Aku tertawa dalam hati. Mungkin emang gak rezeki orang itu. Kalau dia datang lebih cepat mungkin dia bisa melihatku berbusana mengundang syahwat seperti biasa, sekarang dia justru melihatku dengan pakaian serba tertutup. Tentu saja dia merasa bingung begitu melihatku. Dia mungkin gak menyangka aku kini malah memakai pakaian sopan dan berjilbab ketika menyambutnya. Sangat kontras dengan yang biasa dia lihat.

“Mbak Dira kan?” ucap kurir itu pangling.

“Iya Mas, ini aku kok…” jawabku. Dia bengong sejenak sebelum bicara lagi.

“Eh, iya I-ini paketnya…”

“Makasih…”

“Mbak Dira cantik juga kalau pakai jilbab” pujinya, aku hanya balas dengan senyuman. “Tapi tumben?” tanyanya kemudian.

“Lagi ada orang” jawabku singkat. Aku tidak mau jawab panjang-panjang, apalagi sampai ngajak ngobrol. Takut dia makin ge-er. Repot juga kalau suatu saat dia datang ke rumah cuma untuk main.

Mungkin karena tidak tahu mau membahas apa lagi, kurir itupun pamit setelah aku memberi tanda tangan. Tapi langkahnya kayak berat gitu pergi dari rumahku. Setelah dia pergi akupun kembali ke dalam. Langsung melanjutkan kerjaanku tadi.

Beberapa saat kemudian akhirnya aku menyelesaikan tugas bocah-bocah ini.

“Nih, langsung dicoba” Aku langsung menyuruh mereka mempraktekkannya. Mereka menuruti. Berkali-kali aku mengoreksi bacaan mereka yang salah. Setelah beberapa kali mengulang, ku rasa sudah cukup.

“Makasih ya kak udah bantuin,” ucap Eko.

“Iya kak makasih,” ucap yang lain.

“Sama-sama… “ balasku.

“Kak Dira udah cantik, pintar lagi” puji salah satu.

“Jadi pengen diajarin sama kak Dira, hehe” ujar Riki. Cuma si Riki ini yang terus ku ingat namanya. Soalnya penampilannya paling berbeda sih. Aku masih lupa-lupa ingat nama teman-temannya.

“Ngajarin kamu? kamunya belajar yang serius nggak ntar?”

“Kalau kakak yang ajarin, aku pasti serius kok”

“Hahaha, kamu ini. Kamu beneran pengen belajar?” tanyaku memastikan.

“Iya kak, iya kan bro?” Riki menghasut teman-temannya.

“Ya kak pengen” sahut yang lain ikut-ikutan. Kalau tak salah namanya Didik.

“Aku juga,” Kali ini Arman yang menyahut. Semuanya jadi ikut-ikutan. Entah mereka emang pengen belajar atau cuma pengen ambil muka aku tak tahu.

“Ayo dong kak ajarin kami” pinta ngmm… Fikri. Eh, ternyata aku hafal juga nama mereka semua.

“Hmm.. gimana ya…”

“Ayo dong kak…” desak mereka lagi dengan nada memelas. Aku sebenarnya kurang suka repot-repot kayak gitu. Tapi mereka terus saja mendesak pengen diajari olehku. Akupun jadi tidak enak mau menolaknya.

“Kamu gimana Ko? Mau ikutan juga?”

“Mau kak” jawab Eko melengkapi.

“Hmmm… Ya sudah… Kakak sih mau aja ngajarin kalian, tapi kalian benar-benar harus belajar yang serius… Kakak gak suka kalau nanti kalian banyak bercandanya dan gak serius, oke?” Aku menegaskan. Merekapun mengiyakan. Mereka tampak senang sekali karena aku mau mengajari mereka. Ada juga yang bersorak gembira sambil tos-tos-an. Dasar. Apa harus segirang itu?

“Ya sudah, sekarang kalian pulang dulu ya… Eko mau ngerjakan pekerjaannya,” ujarku sambil melirik Eko.

“Oh… Eko mau membersihkan halaman ya kak? Oke deh kita pulang dulu, nanti malah gangguin Eko kerja,” ucap mereka nurut. Aku senyum-senyum pada Eko. Tentunya bocah itu gak cuma akan mengerjakan halaman rumahku, tapi nanti juga akan ‘mengerjaiku’, hihi.

“Berarti hari Rabu kita langsung mulai kan kak?” tanya Fikri sebelum mereka meninggalkan rumah.

“Iyaaa… kita langsung mulai… Kalian datang aja. Kakak tungguin…”

“Oke kak… bye”

“Bye…” balasku.

Merekapun pergi. Sekarang hanya tinggal aku dan Eko di rumah.

“Sana Ko, mulai kerja…” suruhku pada Eko sambil senyum-senyum.

“Hehehe, iya kak…” balas Eko cengengesan. Eko tentunya juga tahu. Kalau setelah dia menyelesaikan pekerjaannya, dia punya pekerjaan lain yang menunggunya di dalam kamarku. ^o^

~~

~~

Aku kini punya kegiatan baru. Yakni mengajari Eko dan teman-temannya. Mereka datang dua hari sekali. Sebenarnya sih aku tidak menjadwalkan kapan mereka harus datang. Kapanpun mereka mau aku bersedia. Aku tentunya tidak memungut bayaran, malah aku yang sering ngeluarin duit untuk membeli makanan atau cemilan saat mereka datang. Asal mereka serius belajar aku sudah senang. Yah… lumayan lah untuk mengisi waktu kosong. Meski kadang aku letih juga jika sehabis pulang kuliah. Namun mereka tampaknya selalu semangat. Tentu saja semangat, soalnya mereka bisa ketemu denganku terus.

Karena sorenya Eko harus bersih-bersih. Jadi kegiatan belajar mengajar ini dilakukan malam hari. Eko sendiri tidak merasa keberatan waktu berduanya denganku jadi berkurang. Dia masih punya banyak waktu untuk menempel denganku. Lagian tidak tiap hari juga teman-temannya datang ke rumahku.

Sejauh ini mereka cukup serius belajar. Jadi akupun masih semangat juga ngajarin mereka. Tapi mereka masih sering menggodaku. Aku masih mendapati mata mereka yang kelayapan melirik-lirikku. Padahal pakaianku sudah tertutup, walaupun agak ngetat juga sih. Sejak jumpa pertama kali dengan mereka waktu itu, aku memang tidak pernah lagi buka-bukaan di depan mereka. Tapi kayaknya walaupun sudah tertutup, kalau ngetat tetap saja mengundang yah, hehe. Namun aku tidak mau terlalu memikirkannya. Liatin aja terus. Kalau udah gak serius, aku bubarin aja dan gak mau ngajarin mereka lagi!

Malam ini hujan turun dengan derasnya. Aku terjebak di rumah bersama Eko dan komplotannya. Mereka baru saja selesai belajar. Malam ini kami memang belajar lebih lama, soalnya mereka besok ada daily test alias ulangan. Namun karena hujan deras mereka jadi tidak bisa langsung pulang.

“Kak, gimana kalau kita nginap di sini aja?” pinta Riki.

Nginap? Duuh, aku gak kebayang betapa repotnya kalau mereka pakai acara nginap segala. Tapi sampai pukul setengah sebelas malam hujan masih belum berhenti, justru malah semakin lebat. Merekapun semakin kompak ingin nginap. Heran deh kenapa mereka ini ngebet betul pengen nginap di sini. Karena terus memohon, aku akhirnya mengiyakan juga.

“Oke lah boleh nginap… tapi kalian tidurnya di sini aja ya…” maksudku di sini yaitu ruang nonton tv. Memang masih ada kamar kosong, tapi aku malas menyiapkan kamar itu untuk mereka. Untuk bantalnya mereka bisa menggunakan bantal sofa.

“Sip kak, tidur di mana aja gak apa kok” jawab mereka menuruti.

“Ya sudah, kakak tidur dulu, kalau pengen nonton nyalain aja tvnya, kalau lapar kalian boleh masak mie di dapur, di kulkas juga banyak makanan tuh, anggap rumah sendiri deh” ujarku. Kok aku malah bermurah hati ya. Bisa-bisa mereka malah nagih ngingap di sini. Kayak Eko. Oh ya, Eko kayaknya mau tidak mau jadi harus gabung tidur bersama mereka. Gak tidur denganku seperti biasanya kalau dia nginap.

Aku kemudian meninggalkan mereka dan langsung ke kamar. Aku ganti pakaianku dengan kimono tidur satin berwarna hitam. Di baliknya aku hanya mengenakan celana dalam yang juga hitam. Sempat terpikir olehku untuk menggoda bocah-bocah itu dengan penampilanku yang sekarang. Tapi lain kali aja deh, besok pagi mungkin. Sekarang udah ngantuk banget. Ingin langsung tidur saja. Pintu kamar kemudian ku kunci. Aku sebenarnya percaya mereka gak bakal macam-macam seperti sembarangan masuk ke kamarku. Tapi gak ada salahnya melakukan pencegahan. Bocah-bocah seumuran mereka itu biasanya lagi labil-labilnya.

Esok pagi saat aku turun ke bawah mereka ternyata masih tidur. Langsung saja ku bangunkan karena mereka harus segera pulang, setelah itu sekolah. Untungnya mereka tidak susah dibangunkan. Mereka langsung terpana gitu begitu melihatku. Mungkin karena busana yang ku pakai. Biar deh, cuma sebentar kok pamer pahanya. Eko ku lihat juga ikut-ikutan terpana. Padahal bocah itu sudah sering lihat yang lebih dari ini.

“Kakak cantik deh” goda si Riki. Baru bangun langsung itu yang diucapkannya. Ucapannya memancing teman-temannya jadi ikut-ikutan menggodaku.

“Iya nih, cantik… pagi-pagi udah cantik”

“Kak Dira gitu lho… Emang cantik selalu” Ekopun ikut-ikutan membanggakan aku di depan teman-temannya. Aku jadi tersanjung. Aku jadi senyum-senyum sendiri karena pujian mereka.

“Gimana tidurnya? Nyenyak?” tanyaku kemudian.

“Nyenyak kak…” jawab mereka hampir bersamaan. “Kakak sendiri nyenyak nggak?” Didik bertanya balik.

“Iya, nyenyak juga kok…” balasku.

“Bagus deh, hehe”

“Pasti nyenyak dong… makanya bangun-bangun langsung kelihatan cantiknya” goda Fikri. Apaan sih mereka ini, hahaha. Muji-muji terus dari tadi. Aku kan orangnya mudah tersanjung kalau dipuji. >.<

“Kalian ini pandai amat mujinya, genit ih”

“Tapi kan emang cantik kak, seksi juga” Riki kembali memancing.

“Tahu apa sih kalian seksi seksi?” akupun terpancing. Aku jadi ingin terus melanjutkan obrolan ini. Moodku sedang bagus karena sanjungan-sanjungan mereka tadi.

“Ya tahu dong… tuh, kakak kelihatan seksi banget kalau pakai baju itu”

“Baju ini?” Aku memutar badanku, seakan ingin menunjukkan seluruh bagian tubuhku yang dibalut kimono satin ini kepada mereka. Mempersilahkan mereka melihat lebih jelas. Pakaian ini memang mengundang banget sih. Selain karena bahannya yang memang memberi kesan seksi, kimono ini juga hanya bisa menutupi sedikit di bawah pangkal pahaku, kalau aku naik tangga atau berlari maka celana dalamku pasti kelihatan. Belahan dadaku juga kelihatan karena aku tidak mengenakan bra. Belum lagi warnanya yang juga hitam, sangat kontras dengan kulitku yang putih.

Aku berputar sekali searah jarum jam, kemudian berputar sekali lagi ke arah sebaliknya. Aku merasa saat berputar tadi celana dalamku kelihatan.

“Wew… tuh kan… seksi, seksi banget malah,” ucap mereka. Ada yang melongo, dan sepertinya ada yang menelan ludah. Menyenangkan sekali rasanya banyak yang mengagumiku. Bisa pamer begini memberi kesenangan tersendiri bagiku.

“Ko… Kak Dira paling seksi kalau lagi make apa, Ko?” tanya Riki pada Eko. Ya ampun, pembahasan mereka semakin lama semakin ngaco saja.

“Nakal ah kalian, bukan genit lagi nih namanya,” balasku masih merespon baik ucapan mereka. “Tuh Ko, kamunya ditanyain tuh, emang kakak paling seksi kalau lagi make apa sih? jawab gih” Aku bahkan malah meladeni candaan mereka. Bahkan balik menggoda Eko. Mendengar aku bertanya seperti itu sepertinya membuat semua cowok di sini makin gregetan, hihihi.

“Pakai apa ya… kayaknya paling seksi kalau lagi pakai handuk, tapi pakai apa aja seksi kok” jawab Eko. Jawaban yang sepertinya belum memuaskan bagi Riki dan yang lain. Riki tampak masih yang paling antusias.

“Kamu pernah lihat ya Ko kak Dira cuma pakai handuk? Enak banget kamu Ko… Pernah lihat kak Dira gak pakai apa-apa juga nggak?” Pertanyaan Riki pun semakin tidak sopan.

“Iya… pernah nggak Ko?” tanya yang lain ikut-ikutan.

“Eh, udah ah… kalian makin nakal aja,” ucapku cepat sebelum Eko menjawab. Bisa panjang urusannya kalau Eko bilang yang sebenarnya. Tapi aku yakin sih kalau Eko gak akan bilang macam-macam. “Kalau nakal gini ntar kakak cubit lho…” sambungku lagi. Duh, kenapa aku malah ngomong begitu sih.

“Cubit aja kak, gak apa kok… hehe” undang mereka. Dasar mereka ini. Tentunya aku tidak ingin benar-benar mencubit. Makin ngelunjak mereka nanti.

“Ganti deh, bukan cubit, tapi gak ngajarin kalian lagi, mau?” Ancamku sambil memasang ekspresi kesal.

“Duh, jangan deh kalau itu. Iya deh kak, maaf deh”

“Iya kak maaf”

“Maafin ya kak, ”ucap mereka memelas. Mereka kayaknya gak mau banget aku berhenti ngajarin mereka, ckckck.

“Hmm… ya sudah, karena kakak lagi baik, jadi kakak maafin deh, ” balasku.

“Makasih kak”

“Kak Dira terbaik deh, udah cantik, baik hati lagi”

Aku hanya senyum mendengarnya. Melihatku tersenyum, merekapun jadi semangat lagi, padahal tadi itu aku juga gak benar-benar marah.

“Kalau gitu sana beres-beres pulang, terus ke sekolah” suruhku kemudian.

“Iya kak”

“Masih ingat kan pelajaran yang kakak kasih selama ini, nanti harus dapat nilai bagus ya ulangannya…”

“Kami usahain kak…” jawab Arman.

“Bukan usahain, tapi harus, percuma dong tadi malam belajar berjam-jam kalau nilai kalian masih jelek,” ujarku. Capek tau ngajar kalau gak ada hasilnya.

“Iya deh kak… kami usahain banget deh”

“Harus! Atau nggak bakal kakak ajarin lagi!”

“Ah, kakak ini…. itu terus ancamannya, tapi… kalau kami dapat nilai bagus kakak pakai baju seksi lagi ya, hehe” Riki kembali ngomong ngaco. Anak itu benar-benar deh.

“Ih, maumu…” Tapi boleh juga tantangannya. Di suatu sisi, mereka jadi termotivasi. Kerja kerasku mengajari mereka selama ini juga jadi terbayarkan jika mereka dapat nilai bagus. Lagian mereka juga sudah melihatku berpakaian sembrono, jadi tampil seksi di depan mereka lagi kayaknya gak masalah banget, walaupun tetap tidak pantas sih aku lakukan. Di sisi lain, kalau mereka dapat nilai jelek, akupun jadi tidak perlu capek-capek ngajarin mereka lagi. Say good bye buat mereka.

“Oke deh, satu orang aja dari kalian yang dapat nilai bagus, kakak bakal pakai baju seksi lagi khusus untuk kalian… Kalian juga bebas milihin baju untuk kakak pakai. Kalian sukanya kakak make apa. Ntar kakak turutin… Tapi kalau gak ada satupun yang dapat nilai bagus kakak gak mau lagi ngajarin kalian. Setuju?”

“Setujuuuuuu!” Seru mereka penuh percaya diri. Mereka girang bukan main. Ampun deh. Aku tertawa dalam hati melihat tingkah mereka ini.

“Ya udah, sana buruan pergi, nanti telat”

Merekapun bersiap-siap pulang. Aku antar mereka ke depan pintu. Setelah mereka pergi, aku juga bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Aku jadi kepikiran. Bisa gak ya mereka mengerjakan ujiannya? Gimana hasil ujian mereka nanti ya? Duh… penasaran.

~~

“Ko, gimana ujian tadi? Bisa kamunya?” tanyaku pada Eko sore harinya. Cuma aku dan Eko saja di rumah saat ini. Tidak ada teman-temannya karena teman-temannya itu baru akan ke sini 2 hari lagi seperti biasa.

“Gak tahu juga sih kak bisa atau nggak” jawab Eko terlalu jujur.

“Ish, kamu ini…”

“Beneran ya kak, kalau nilai kami jelek, kakak gak mau ngajarin kami lagi?” tanya Eko.

“Benar dong… capek tau ngajar kalian kalau gak ada hasilnya”

“Berarti kami gak boleh main ke rumah kakak lagi dong?” tanyanya lagi.

“Nggak, tapi…. kamunya masih boleh kerja sini kok….” Ucapku senyum-senyum.

“Hehehe”

“Tapi kalau mereka menang kamu gak cemburu kan?” tanyaku kemudian.

“Nggak kok kak… kan mereka cuma lihatin kakak pakai baju seksi aja”

“Iya, soalnya kamu udah dapat yang lebih,” Aku cubit perutnya, dia cengengesan. Aku lalu menarik tangan Eko, mengajaknya masuk ke dalam rumah.

*****

Dua hari kemudian hasil test mereka keluar. Kali ini mereka langsung datang ke rumahku setelah pulang sekolah, tidak datang malam hari seperti biasanya, jadi merekapun masih pakai seragam putih biru. Mereka sepertinya tidak sabar ingin menunjukkan hasil ujian mereka padaku. Tapi ternyata Eko tidak datang bersama mereka.

“Emang kemana dia?” tanyaku penasaran. Kalau tidak ada Eko rasanya kurang lengkap. Geng mereka jadi gak komplit jeleknya, hehe. Pakaianku saat ini adalah pakaian yang ku kenakan saat kuliah tadi. Kemeja kotak-kotak dan rok hitam panjang, tapi jilbabku sudah ku lepas. Rambutku ku ikat dengan ikat rambut. Kami saat ini berada di ruang nonton tv.

“Dia ke tempat orangtuanya dulu kak, nyusul katanya nanti” jawab Arman.

“Ohh gitu… Eh, jadi siapa yang paling tinggi nilainya? Dapat berapa?” tanyaku yang penasaran dengan nilai mereka, dan ternyata nilai tertinggi dari mereka yaitu…

“Tujuh puluh?” Aku mengernyitkan dahi.

“Iya kak tujuh, hehehe” jawab mereka girang. Jadi mereka buru-buru datang ke rumahku cuma ingin menunjukkan nilai tujuh puluh? Yang mendapatkan nilai tujuh puluh itu adalah Fikri, Eko cuma dapat enam puluh lima, Didik dan Arman dapat enam puluh, yang paling parah Riki dia cuma dapat empat puluh. Ini merekanya yang memang bego atau gimana sih?

“Masak nilai tujuh dibilang bagus sih?” ucapku kesal.

“Udah bagus kok kak itu… biasanya di antara kami paling tinggi cuma dapat lima puluh” kata Didik menjelaskan.

“Oh… gitu ya…”

“Iya kak… datang aja ke sekolah, terus tanyain guru kami” Mana mungkin aku lakukan. Malas banget.

“Terus Riki, kamunya kok cuma dapat empat puluh sih? Kan udah belajar” tanyaku lagi, kali ini pada Riki.

”Hahaha, dia biasanya malah dapat nol kak karena gak isi sama sekali, paling tinggi dapat dua puluh, hahaha” ledek Arman. Didik dan Fikri juga ikutan meledek.

“Sialan kalian! Awas nanti”

“Ya ampun Riki, pantas aja kamu tinggal terusss, hihihi” Akupun juga ikut-ikutan meledeknya.

“Ah, kakak….”

“Maaf deh… hihihi”

“Jadi gimana kak?” Tanya mereka menunggu pengakuan dariku. Mereka tampaknya ngotot banget. Tapi sepertinya mereka memang jujur. Nilai mereka memang gak bagus-bagus banget, tapi kalau memang ada peningkatan bagus deh, berarti aku berhasil ngajarnya.

“Hmm… gimana ya…”

“Gimana kak!?” tanya mereka lagi gak sabaran. Duh, bocah-bocah ini.

“Karena kakak baik….. oke deh, nilai kalian kakak anggap bagus” ucapku akhirnya. Suasana langsung menjadi riuh.

“Yes!!… Yuhuuuu!” Mereka bersorak gembira. Aku tertawa geli melihat Riki yang sok-sok-an melakukan sujud syukur, padahal nilainya paling rendah.

“Heboh banget sih gitu aja…” Aku pura-pura santai, padahal dengan kemenangan mereka ini mereka bebas melihatku dengan pakaian seksi. Aku harusnya tidak sesantai itu membiarkan aurat-auratku akan terumbar lagi. Apa kata mamaku nanti.

“Berarti sesuai perjanjian kan kak? Hehe” tanya Riki. Harusnya waktu bikin perjanjian itu aku matok nilai 8 atau 9 kali ya, tapi ya udah deh.

“Iyaaah… kita tunggu Eko dulu ya…” jawabku sambil melirik ke arah pintu, berharap Eko segera datang.

“Yaaah…. Sekarang dong kak…”

“Iya, sekarang dong kak…” rengek mereka,

“Gak, kalian harus komplit semua” balasku.

“Tapi kan Eko kan udah sering lihat”

“Sok tahu ih, siapa yang bilang? Eko yang bilang?”

“Iya kak… Eko yang bilang, iya ya kak?”

“Kadang-kadang aja kok… Emang dia bilang apa lagi ke kalian?” tanyaku penasaran. Apa Eko udah ngomong semuanya ke mereka? Kalau iya, duh… bisa tambah heboh suasana.

“Eko bilang kalau kak Dira sering pakai baju seksi kalau di rumah, dia sering lihat”

“Itu aja?”

“Iya itu aja, emang ada yang lain ya kak? Eko udah ngapain aja emangnya kak? hehe” tanya mereka kemudian yang jadi penasaran. Mereka ini bisa banget mancing-mancing. Tentu saja tidak akan ku jawab yang sebenarnya.

“Ih… nggak ngapa-ngapain kok… dia tuh cuma kerja bersihin halaman aja, kalian jangan mikir macam-macam deh, masih kecil jugak”

“Ohh… ya deh kak sorry, maaf yah kakak cantik”

“Mulai deh gombal”

“Tapi kak Dira emang cantik kok, seksi lagi, ya kan bro?” ujar Riki yang langsung diiyakan oleh teman-temannya.

“Iya kak, ganti baju dong kak, biar nampak lagi seksinya…” ucap Arman ikut-ikutan menggombal.

“Iya-iyaaah… kakak ganti deh…. Cerewet ih” Aku langsung menuju ke kamarku. Mereka itu pandai banget kalau hal yang beginian, tapi kalau tentang pelajaran bebal banget. Sambil berjalan ku buka ikat rambutku dan ku lempar sembarangan.

“Yang seksi ya kak…” teriak mereka sebelum aku menutup pintu kamar. Aku senyumin aja.

Aku buka lemari bajuku. Apa yang harus ku kenakan? Apa ya yang cukup seksi untuk pertunjukan pembuka? Sambil berpikir dadaku berdebar terus. Kelakuan yang tidak pantas itu akan kulakukan lagi. Kali ini aku akan dengan sengaja tampil buka-bukaan di hadapan pria yang bukan muhrimku, empat orang sekaligus, masih dibawah umur dan dekil-dekil semua. Membiarkan mereka semua menikmati aurat-auratku, sepuas-puasnya mata mereka memandang. Aaah, memikirkannya membuat yang ‘di bawah’ terasa gatal.

Meski baru pembuka, tapi aku ingin tampil semenggoda mungkin di hadapan mereka. Aku ingin mereka langsung berdecak kagum melihatku. Aku akhirnya memutuskan untuk menggunakan pakaian yang sedang ku kenakan sekarang, tentunya dengan sedikit perubahan.

Aku lepas rok panjang yang ku pakai tadi, jadi sekarang bawahannya hanya pakai celana dalam yang warnanya merah. Atasannya aku masih memakai kemeja kotak-kotak tadi, tapi branya aku copot. Aku juga membuka hampir semua kancingnya, hanya menyisakan satu kancing saja di tengah-tengah. Sehingga sebagian besar buah dadaku jadi bebas untuk dinikmati oleh mata mereka, belahannya nampak jelas. Pusarku juga kelihatan. Karena kemeja ini tidak dalam, maka celana dalamkupun kelihatan.

Sepertinya cukup, akupun keluar kamar.

Mereka melongo melihatku begitu aku kembali ke tengah-tengah mereka. Bisa-bisanya mereka yang tadi heboh sekarang jadi diam gini. Mungkin karena saking mupengnya, hihihi.

“Gimana?” tanyaku mencoba menyadarkan mereka dari imajinasi liar mereka.

“Wew… Bagus kak” komentar Arman.

“I-iya kak… keren” ucap Fikri singkat.

“Mantab kak… sempurna, aku suka lihatnya” kata Didik.

“Seksi abis kak… nafsuin, sumpah kak kontolku ngaceng…. Pengen ngocok nih… Tuh susunya bening amat, mulus… Iya kan bro?” Seperti biasa, Riki yang ngomongnya paling berani. Gak heran lagi akunya. Ucapan cabulnya itu hanya kubalas senyuman. Ku gerakkan telunjukku kiri kanan sebagai isyarat gak boleh berbuat yang aneh-aneh. Enak aja ngomong pengen ngocok.

“Kalian bertiga kok gitu aja sih komentarnya? Kalau ada yang pengen dikomentari lagi bilang aja…” godaku pada Arman, Didik dan Fikri. Aku ingin mereka berkata yang lebih berani lagi seperti Riki. Meski ucapan Riki itu tidak pantas, tapi mendengarnya membuatku horniih.

“Udah diwakili sama Riki kak, hehe” ucap Fikri.

“Iya kak betul, pokoknya kak Dira kelihatan seksi deh, terus itu… nafsuin… kayak yang dibilang Riki” sambung Arman, Didik mengiyakan. Hihihi, mereka ini, sampai kehabisan kata-kata gitu. Ya udah deh kalau gitu.

“Kakak kalau di rumah bajunya kayak gini ya?” tanya Fikri. Aku mengangguk.

“Iya… kalau di rumah emang gini aja kalau lagi gak ada orang. Kalau ada orang ya kakak pakai bajunya biasa-biasa aja, yang sopan,” jelasku, “pakai jilbab… yang tertutup deh pokoknya” sambungku lagi ketika melihat jilbab merah yang ku pakai ke kampus tadi masih tergeletak di atas sofa, belum ku bereskan.

“Berarti kita spesial dong? Hehe”

“Nggmm… Anggap aja gitu”

“Senangnya, beruntung deh bisa kenal kakak, hehe” ucap Riki dan yang lain. Mereka itu seharusnya beruntung kenal dengan Eko. Kalau tidak ada Eko mereka gak mungkin bisa kenal dengan aku. Tapi, ngomong-ngomong Eko lama amat datangnya. Semoga dia tidak cemburu teman-temannya ngegodain aku terus. ^.^

Setelah itu cukup lama kami saling diam. Mereka tidak ngomong apapun, aku juga hanya berdiri diam membiarkan mereka menikmati pemandangan yang tersaji. Tampak olehku kalau mereka berkali-kali membetulkan celana.

“Udah puas liatnya? Ngayalin apa?” ucapku kemudian.

“Eh, nggak kok, lagi menikmati aja kak”

“Kak…” panggil Riki, pasti dia mau request yang aneh-aneh.

“Apa?”

“Itu kancingnya dibuka aja, tanggung tinggal satu” pinta Riki. Tuh kan benar.

“Benar kak, biar kelihatan lebih menggairahkan”

“Iya… Biar lebih cantik” ucap yang lain.

“Dibuka ya? Hmmm… ya udah” Tanpa banyak perlawanan aku turuti permintaan mereka. Akupun mulai membuka kancing yang masih tersisa itu. Tapi kok susah?

“Mau aku bantuin kak?” Riki menawarkan diri.

Aku mengangguk. “Cuma buka kancing ya, jangan macam-macam”

“Sip kak…” Riki mendekat dan meraih kancing bajuku. Dia berdiri tepat di depanku. Dia agak menarik kancing itu sehingga kemejaku ikut-ikutan tertarik. Sengaja banget. Diapun jadi bisa mengintip ke dalam sana, mungkin putingku tampak olehnya. Ya sudah, aku lagi berbaik hati untuk membiarkan.

“Duh, emang susah kak, nyangkut” ucapnya kerepotan.

“Bisa nggak? Kalau nggak bisa kakak minta tolong sama yang lain aja nih”

“Bisa kok…” Plup!! Aaaah… Dia ini. Dia malah membuat kancingnya putus. Apanya yang bisa!? Salah satu kemeja kesukaanku jadi rusak deh.

“Ish, kamu ini gimana sih…”

“Maaf kak, yang penting udah terbuka, hehe” Dia cengengesan tidak merasa bersalah.

“Sembarangan deh”

Ya mau gimana lagi. Untungnya cuma putus aja jahitan kancingnya. Aku bisa memperbaikinya sendiri nanti. Yang harus ku pikirkan sekarang adalah nasibku yang nyaris ditelanjangi ini. Bocah-bocah itu pastinya semakin mupeng melihat kondisiku saat ini. Karena semua kancing kemejaku sudah dibuka, terang saja bagian depan tubuhku kini semakin terekspos. Untungnya masih bisa menutupi puting buah dadaku, tapi kalau kena angin pasti tersingkap.

“Udah kan?” ujarku pada Riki yang masih asik menatapku. Dia masih tidak beranjak dari posisinya. Jadi akulah yang mundur. Namun dia dan teman-temannya malah maju mengikutiku. Hingga akupun mentok ke dinding. Kini aku terpojok di kelilingi bocah-bocah ini.

Dadaku berdebar kencang. Tentu saja, jika mereka mau mereka bisa saja memperkosaku saat ini juga. Meskipun begitu aku juga merasa sangat seksi dengan keadaanku sekarang, yang berpakaian asal-asalan nyaris telanjang dikelilingi cowok-cowok yang bukan muhrimku. Para bocah SMP yang lagi penasaran-penasarannya dengan tubuh cewek. Tapi aku masih percaya mereka tidak akan berbuat yang macam-macam.

“Baru kali ini lihat cewek secantik ini, kak Dira sempurna banget” ucap Riki, yang dilanjut dengan sanjungan dan pujian dari teman-temannya. Mereka tidak henti-hentinya memujiku, membuatku jadi ingin lebih memamerkan tubuh.

“Kalau bugil pasti makin sempurna, hehe” sambung Riki lagi.

“Ye…. Kan perjanjiannya kakak cuma pakai pakaian seksi, gak bugil,” balasku.

“Bentar aja kok kak… ntar kalau udah telanjang sekalian ganti baju lain aja. Kan katanya kita juga boleh milihin baju buat kakak. Iya kan teman-teman? Pada pengen lihat kak Dira bugil kan?” ujar Riki memanas-manasi yang lain. Tentu saja mereka semua mengiyakan. Gak mungkin ada yang menolak. Bocah-bocah tanggung nan mesum kayak mereka mana mungkin melewatkan kesempatan melihat gadis kuliahan sepertiku telanjang bulat.

“Ntar kita belajar lebih rajin deh…” rayu mereka. Ih, janji manis.

“Ampun deh kalian ini, oke deh, sekali ini saja ya…” Aku akhirnya mengiyakan. Cepat atau lambat ternyata aku dibugilin juga. Tapi kenapa aku mau sih…

“Hehehe, ayo kak dibuka” pinta mereka tak sabaran. Ingin agar aku segera melepas pakaian yang tersisa. Tapi aku rasa… aku ingin membuat suasana jadi sedikit lebih asik.

“Fikri, siniii…” panggilku pada anak itu. Diapun mendekat. “Karena kamu yang nilainya paling tinggi, jadi kamu yang nelanjangi kakak” ucapku senyum-senyum. Berusaha memasang senyuman semanis mungkin. Dia jadi langsung salah tingkah mendengarnya, hihihi.

“Kok gak aku aja sih kak?” tanya si Riki sok protes.

“Dasar kamu ini, kan kamu nilainya paling rendah. Kamu bisa ikutan gabung aja udah syukur” aku memeletkan lidah padanya. Tapi kalau dia gak ikutan kayaknya jadi kurang heboh. Karena dialah yang mancing-mancing aku jadi mau ditelanjangi begini.

“Ayo dong buruan kakaknya ditelanjangi… ntar keburu diserobot temanmu…” godaku menarik lengan baju Fikri sambil melirik ke arah Riki, sengaja mengompori Riki, hihi.

“I-iya kak…” jawab Fikri grogi. Mereka semua ternyata sejenis dengan Eko, kalau udah ditantangi kayak gini malah grogi, padahal tadi ngebet banget mesumnya.

Fikri mulai melepaskan kemejaku. Lengan kiriku sudah lolos dari kemeja, kemudian lanjut lengan kananku. Selagi dia melakukannya, aku terus berusaha menutupi buah dadaku dengan tanganku. Kadang aku terlambat bergerak sehingga putingku jadi sempat terlihat oleh mereka. Akhirnya akupun telanjang dada. Kali ini aku tutupi dadaku sekedarnya. Tidak lagi terlalu berusaha menutupi putingku dari pandangan mereka. Mereka sudah terlanjur berkali-kali melihatnya dari tadi.

Setelah yang atas, ku suruh Fikri lanjut untuk menarik celana dalamku. Aku masukkan tanganku ke dalam celana dalam sebelum dia menariknya. Dia terlihat semakin grogi. Tangannya gemetaran ketika melakukannya. Saat celana dalam itu sudah di mata kaki, aku bantu mengangkat kakiku agar celana dalam itu terlepas. Akupun kini sudah telanjang bulat. Duh, makin banyak cowok yang sudah melihat aurat-auratku yang tanpa pakaian sama sekali seperti ini. Aku merasa semakin nakal saja. Tidak ku sangka aku melakukannya sejauh ini. Tapi bisa pemer aurat itu memang menyenangkan. Perasaanku betul-betul campur aduk antara grogi, malu, dan horni.

Setelah aku bugil total begini, tentunya pujian dan sanjungan mereka semakin menjadi-jadi. Mereka tampak semakin mupeng saja. Makin lama mereka semakin mendekat, membuat suasana yang sudah panas jadi terasa semakin panas saja. Aku jadi keringatan dibuatnya.

“Mundur dong… panas nih…” pintaku. Gak nyaman banget dipojokin ke tembok dengan tubuh telanjang gini. Aku kini lebih fokus untuk menutupi vaginaku, tak terlalu ambil pusing lagi dengan dadaku yang sudah jadi bulan-bulanan mata mereka.

“Bagus banget badan kakak” ujar mereka yang tidak menuruti kata-kataku sama sekali. Duh, mereka ini. Ya sudah lah, aku nikmatin saja mandi keringat ini.

“Iya, gak ada cacatnya… putih mulus, super bening… jadi pengen pegang, hehe”

“Enak aja pegang-pegang, gak boleh… Kakak udah bugil lho ini, masih kurang emang?” balasku cepat. Cukup sampai aksi telanjang saja. Aku tidak berniat, dan tidak akan mau melakukan lebih dari ini. Yang telah mereka dapatkan sudah lebih dari cukup.

“Bentar aja kak…”

“Gak mauuuu… Kalau kalian macam-macam kakak beneran marah lho nanti” ucapku tegas. Merekapun akhirnya berhenti. Bagus deh, jangan sampai karena saking nafsunya mereka jadi main paksa.

“Iya deh kak, tapi memeknya jangan ditutupin lagi dong…” pinta Riki mesum. Dia ini memang gak ketolongan mesumnya. Akupun tanpa pikir panjang mau-maunya saja menuruti.

“Tapi mundur dulu ya dikit…” aku menggeser tanganku dari posisinya. Ah, memalukan. Sekarang bagian-bagian terlarang tubuhku sudah terekspos semua untuk dinikmati mata mereka. Tadi buah dada, sekarang vaginaku.

“Gilaaaa.. mantab banget… Ngaceeeeng gueee…. Anjrit” komentar Riki. Tampak dia mengelus-elus bagian depan celananya yang menonjol. Dia sampai membungkuk di depanku untuk melihat vaginaku lebih jelas. Mereka gak ada yang mundur, semuanya malah makin mendekat, mereka juga mengelus bagian depan celana mereka masing-masing. Suasana yang begitu cabul. Makin aku buka-bukaan aku malah semakin kepanasan. Makin keringatan akunya. Seharusnya aku beranjak dari sana. Tapi aku yang sedang keringatan malah menyukai dipojoki seperti ini. Aku betul-betul merasa seksih.

Saat sedang panas-panasnya, aku terkejut saat mendengar ada orang di depan rumah. Aku pikir itu Eko, tapi ternyata itu kurir yang nganterin paket! Duh! Aku kayaknya harus mengurangi belanja online agar kurir-kurir itu gak terlalu sering ke sini. >.<

“Ada orang tuh kak…”

“Iya… minggir dulu ya…” Aku menerobos mereka. Akhirnya aku bisa bebas juga dari kepungan bocah-bocah dekil ini. Aku ambil jilbabku yang tergeletak di atas sofa, aku berencana menggunakannya untuk mengelap keringatku. Mereka tampak keheranan aku berjalan ke arah pintu tidak memakai apa-apa. Seperti biasa, kalau lagi telanjang aku biasanya akan memakai jaket menyambut pengantar paket itu.

“Kalian jangan berisik ya… kakak gak mau ketahuan sedang bersama kalian” ujarku di tengah jalan. Mereka mengangguk. “Tapi kalau kakak sampai diapa-apain kalian cepat tolongin,” candaku. Mereka angguk-angguk lagi. Akupun lanjut jalan ke depan.

Saat ku lihat dari jendela ternyata itu mas-mas yang nganterin tempo hari juga. Waktu itu dia melihat aku dengan pakaian yang sopan dan berjilbab. Kali ini akan sebaliknya. Aku berencana menyambutnya dengan… telanjang bulat. Tapi gak telanjang-telanjang banget juga. Jilbab yang tadinya ingin kugunakan untuk mengelap keringat di tubuhku, akhirnya malah aku gunakan untuk menutupi tubuhku seadanya. Sekedar untuk menutupi buah dada dan vaginaku. Yaaah… tapi mau gimanapun ini tetap telanjang sih namanya. Aku berani melakukannya karena mas-mas ini kelihatannya tidak berbahaya. Aku yakin dia tidak akan berani macam-macam. Dia dulu juga pernah berjanji untuk tidak bilang siapa-siapa kalau sering lihat aku pakai baju ala kadarnya. Dia sendiri yang akan rugi kalau macam-macam.

Ku buka pintu sedikit, lalu ku suruh dia masuk.

“M-mbak Dira… mbak ng-nggak pakai baju?” ucapnya terbata-bata.

“Cuma ini…” balasku sedikit mengebas ujung kain jilbab ini. Meyakinkannya kalau memang inilah satu-satunya yang kupakai untuk menutupi tubuhku. Apa kata orangtuaku kalau melihat jilbab yang seharusnya aku pakai di kepala untuk menutup aurat dengan sempurna, kini malah ku gunakan untuk memberikan kesan erotis sewaktu pamer aurat. Kontradiksi banget.

“Mbak seksi amat…” ucapnya kemudian.

“Makasih…” balasku sambil tersenyum. Wajah dan tubuhku masih penuh keringat karena gak jadi ku lap. Tentunya membuat pemandangan yang tersaji makin terlihat menggairahkan baginya.

“Tanda tangan di sini mbak…”

“Oke…”

Sambil melakukan proses serah terima. Aku terus berusaha menutupi buah dada dan vaginaku, tapi aku tidak terlalu peduli kalau kecolongan atau tidak. Mungkin saja dia berhasil melihat bagian-bagian itu, anggap saja hari ini hari keberuntungannya. Bisa saja aku menyingkirkan jilbab ini, tapi aku lebih suka tampil begini. Lebih menyenangkan membiarkannya terus penasaran.

“Sering-sering belanja online ya mbak, hehe” ucapnya. Aku senyumin aja. Aku malah niatnya mau ngurangin belanja.

Setelah semua beres, aku langsung mempersilahkan dia keluar. Aku tidak ingin dia berlama-lama di sini. Untungnya dia tidak banyak cincong. Sebelum dia pergi, aku kembali ngasih kode agar jangan bilang-bilang siapa-siapa.

Kejadian yang barusan memang singkat, tapi pengalaman yang ku rasakan sungguh luar biasa. Aku betul-betul nekat!

Setelah menutup pintu, aku kembali ke dalam. Jilbab itu ku letakkan kembali ke atas sofa setelah mengelap keringatku. Aku melewati bocah-bocah itu yang masih melongo karena aksiku barusan. Apa yang baru ku perbuat tentunya membuat fantasi nakal mereka terhadapku semakin melambung tinggi.

Ini tentunya masih belum berakhir.

“Yuk ke kamar…” ajakku.

“Ngapain kak?” tanya Arman.

“Mau diajak ngentot tuh” ucap Riki sembarangan. Gila tuh anak. Capek ah ladenin omongannya.

“Bantu pilihin bajuuuu…” ujarku.

“Eh, i-iya…” merekapun begerak mengikutiku. Mereka bisa melihat seluruh bagian belakangku saat mengekoriku dari belakang. Mata mereka pastinya terus tertuju ke selangkanganku. Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam kamar bersama gerombolan bocah ini.

“Kalian sukanya kakak pakai baju apa? Pilih sana di lemari” ujarku.

“Nanti aja kak pakai bajunya, kita duduk-duduk dulu yuk di tempat tidur…” pinta Riki cengengesan mesum.

“Ih, ogaah”

“Hehehe, maksudnya kakak dulu dulu, biar kami pilihin bajunya” kata Riki lagi. Dia sampai berani menarik tanganku, membawa tubuh telanjangku menuju ranjang. Hmm… okelah. Akupun kemudian duduk di tepi tempat tidur.

“Apa? Sana bantuin temanmu” perintahku karena si Riki malah diam menatapku. Diapun kemudian ikutan diskusi dengan teman-temannya di depan lemari.

“Apa aja boleh kak?” tanya Riki.

“Iya boleh….”

“Yang nampak memek dan susu juga gak apa kan kak?”

“Iyaaaa” Aku iyakan saja, mereka sudah ngelihat semua kan. Ya sudah. Mereka bisa bebas berfantasi sepenuhnya.

Mereka mengacak-acak seluruh koleksi pakaianku hingga ke dalaman-dalamannya. Pakaianku memang tidak ada yang seksi. Rata-rata merupakan pakaian yang tertutup. Bagaimana aku menggunakannyalah yang membuatnya seksi.

Setelah sekian lama mereka masih bingung apa yang mereka ingin untuk ku kenakan. Sambil menunggu aku lalu merebahkan badan dan tiduran di tempat tidur. Tidak bermaksud mengundang mereka, tapi mereka jadi berhenti berdiskusi dan malah putar badan, asik melihatku yang lagi tidur-tiduran.

“Kenapa? Udah ketemu?” tanyaku.

“Belum kak…”

“Aku ikut tidur sama kakak boleh nggak kak? hehe”

“Nggak!” Aku langsung kembali duduk. Kayaknya posisiku yang berbaring terlalu mengundang buat mereka.

Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarku! Eko… Aku kirain siapa. Ternyata dia datang juga.

“Waaaahh…. Kak Dira udah telanjang aja…” ucap Eko.

“Iya bro.. sorry ya kita duluan, hehe” Riki seperti bangga gitu sudah membuatku telanjang bulat. Mungkin dia pikir dialah yang pertama. Padahal Eko sudah berkali-kali melihat aku telanjang bulat.

“Kak, emang mereka lagi ngapain? Terus kok kak Dira telanjang gitu di tempat tidur?” tanya Eko bingung. Akupun menjelaskan apa yang sedang terjadi.

“Oh… gitu ya…”

“Iya… sekarang kamu bantu teman-temanmu itu dong pilihin kakak baju, lama amat mereka” ujarku. Eko mengiyakan. Merekapun kembali lanjut memilih.

“Ko, kamu punya hape kan? Nanti kita ambil foto-foto kak Dira yuk…” ucap Riki. Eko melirik ke arahku seperti meminta persetujuanku. Yah… ku pikir tidak apa-apa. Aku mengangguk setuju.

“Kalau selfie-selfie bareng kakak boleh juga nggak kak?” tanya Fikri.

“Boleh aja… Hmm… gini deh, masing-masing kalian pilih satu deh untuk kakak pakai, nanti kakak ganti-gantian foto bareng kalian pakai baju pilihan kalian itu…” tawarku. Tentu saja mereka setuju. Siapa juga yang gak kepengen.

“Tapi kita urut dari yang nilainya paling tinggi… jadi Fikri, kamu dulu, buruan pilih gih…” kataku kemudian. Fikripun tersenyum bangga karena menjadi yang pertama. Dia mulai memilih. Dia ingin aku mengenakan baju kaos dengan motif garis-garis horizontal. Baju kaos itu biasanya aku gunakan sebagai baju pelapis sewaktu aku pergi kuliah. Di baliknya aku tidak memakai apa-apa lagi, untuk bawahannya hanya celana dalam berwarna putih. Aku sebenarnya cukup sering berpakaian seperti ini kalau di rumah. Eko tahu betul itu.

Setelah aku memakainya, kami kemudian foto-foto berdua. Baik selfie maupun diambil oleh Eko. Eko kembali berlagak layaknya fotografer seperti Dodi. Namun hanya pose-pose biasa yang tidak erotis sama sekali. Paling banter adalah foto ketika Fikri memelukku dari belakang.

“Yaaah, kalian ini… masa gitu-gitu doang foto-fotonya… Sayang lho, kapan lagi bisa foto dengan cewek secantik kak Dira… kan kak Diranya udah mau bugil-bugilan, hehe” ucap Riki. Dia ini memang hobinya ngomporin ya? Pantas aja kulitnya hitam seperti kebakar kompor, hihihi.

“Kan baru mulai, berisik deh” balasku pura-pura kesal. Dalam hati aku merasa tertantang. Aku jadi ingin balik memanas-manasi Riki dengan aksi foto-fotoku.

“Ko… lanjut fotoin kita lagi ya…” suruhku pada Eko.

“Iya kak”

Aku lalu ajak Fikri naik ke tempat tidur. Sebenarnya aku ingin Fikri melepaskan baju seragamnya. Tapi aku pikir hasil fotonya akan menjadi lebih erotis kalau dia pakai seragam. Jadi di kamera hasilnya akan kontras banget bagaimana perpaduan antara gadis kuliahan berpakaian minim dengan bocah smp dekil berseragam lusuh. Gila deh, kok aku malah suka yang kayak-kayak gini ya.

Foto-fotoku dan Fikri kali ini selalu adegan pelukan. Baik aku dipeluk dari belakang maupun dari depan. Baik duduk maupun berlutut. Tubuh kami terus menempel. Kadang wajah kami juga. Tapi tetap gak ada acara pegang-pegang buah dada atau vagina. Dia hanya ku bolehkan memeluk perut atau pinggangku. Tangannya kadang masuk ke dalam bajuku juga. Kadang aku merasa ada sedikit elusan, tapi ku pikir tidak masalah.

Setelah sudah banyak foto yang diambil, aku lalu membuka baju kaosku. Mengajak Fikri foto berdua beberapa kali, sebelum akhirnya menyudahi sesi foto-fotoku dengannya. Aku sengaja sekalian menelanjangi diri sebagai penutup, biar gak lama-lama amat persiapan untuk giliran berikutnya.

“Ko, sekarang giliran kamu kan? Yuk” ajakku pada Eko. Tapi dia bilang nanti saja. Dia mempersilahkan teman-temannya terlebih dahulu. Katanya ingin jadi yang ngambilin gambar saja. Haha, iya sih, kalau bagi Eko foto-foto begini merupakan kemunduran. Kami kan sudah pernah foto telanjang berdua bahkan foto foto pura-pura lagi ML. Jadi karena Eko tidak mau, maka giliran selanjutnya adalah Arman. Nilai Arman dan Didik sebenarnya sama, tapi Didik bersedia mengalah.

“Duh, kapan nih giliran gue…” ucap Riki ngenes.

“Terakhir” jawabku sambil memeletkan lidah padanya. Tuh kan mupeng… kepengen kan… rasain deh. Hobi banget sih panas-panasin orang.

Pilihan Arman jatuh pada kemeja putih longgar lengan panjang. Kemeja itu transparant dan tipis banget, soalnya itu memang kemeja untuk tidur sih.

“Itu aja? Dalamannya? Atau ada yang lain?” tanyaku pada Arman.

“Apa ya…” Dia kemudian memeriksa laci lemari. “Pakai ini aja deh, hehe” ucapnya menunjukkan beberapa lembar plester luka.

“Kakak pakai itu?” tanyaku bingung. Itu kan untuk nutupin luka.

“Iya kak…” Dia ternyata memintaku untuk nutupin putting dan vaginaku pakai plester itu. Ada-ada aja dia ini. Aku turuti saja permintaannya. Ku tutupi puting dan vaginaku dengan plester tersebut, kemudian ku kenakan kemeja putih tadi.

“Wah kak Dira seksi banget…” ucap Arman dan lainnya. Kulihat ke cermin, ternyata emang beneran seksi. Boleh juga idenya untuk nutupin puting dan vagina pakai plester luka kayak gini. Kesannya jadi erotis banget. Ditambah dengan kemeja putih ini. Sempurna banget deh untuk manjain mata bocah-bocah itu.

Eko kemudian mulai mengambil foto-fotoku. Sama kayak Fikri tadi, awalnya foto biasa-biasa saja, terus lanjut adegan peluk-pelukan saling nempel. Aku bahkan akhirnya melepaskan kemeja ini dan berfoto dengan hanya memakai plester yang menutupi puting dan vaginaku. Arman jadi leluasa banget mengelus-elus tubuhku sambil memeluk. Nempel-nempel terus bikin aku gerah juga, aku jadi kembali keringatan.

“Mau dihidupin AC nya kak?” tawar Eko.

“Ngh… gak usah… biar aja… asik kok kayak gini… Iya kan? Kalian suka kan kakak keringatan gini… nikmatin deh…” ujarku kelampau horni. Nafasku putus-putus. Pamer aurat, foto-foto, dan pelukan sambil dielus-elus gini sukses banget bikin aku horni berat. Semoga aku masih bisa mengontrol diriku >.<

“Hufh… panas kak…” ucap Arman setelah aku memutuskan selesai.

“Iyaaah.. panas… kakak sampai keringatan gini…” aku sapu keringatku dan memercikkannya ke wajah Arman. Dia malah kesenangan dan nagih. Ku ulangi lagi memercikkan keringatku ke wajah Arman berkali-kali. Ekopun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan momen itu. Aku lalu juga iseng memercikkan keringatku ke arah lensa kamera hapenya. Semua yang ada di situ jadi terpana melihat kelakuanku. Gadis cantik nyaris telanjang yang bermain-main dengan keringatnya sendiri kayaknya bikin semua yang melihat jadi mupeng abis, hihihi.

“Udah kan Man?” tanyaku pada Arman.

“Iya kak, makasih…”

“Dik… sekarang giliran kamu… Kamu mau kakak pakai apa?” tanyaku pada Didik. Yang ditanyain Didik tapi yang nyahut malah Riki.

“Aku dulu dong kak…” Aku memutar bola mata mendengar ucapannya. Udah dibilangin kalau dia itu terakhir, masih juga gak ngerti.

Didik kemudian memilih pakaian pilihannya. Sepertinya dia ingin membuatku makin kepanasan dengan memilih celana overall, alias celana kodok yang berbahan jeans itu. Celananya panjang, bagian atasnya bisa nutupin sampai ke dada. Aku lumayan sering sih ke kampus memakai ini, tapi tentunya dengan baju dalaman lengan panjang dan tentunya memakai jilbab. Tidak buka-bukaan seperti yang ku pakai sekarang, yang hanya memakainya gini doang tanpa ada apa-apa lagi di baliknya. Untungnya aku masih memakai plester untuk nutupin puting dan vaginaku, kalau tidak pasti geli banget rasanya ketika puting dan vaginaku bergesekan dengan bahan jeans ini.

Buah dadaku sih tertutupi, tapi gak semuanya juga. Bagian tepinya terbuka. Punggungku juga kelihatan semua hingga ke pinggul. Akupun foto-foto dengan Didik dengan memakai itu. Seperti sebelumnya, awalnya foto-foto biasa kemudian peluk-pelukan. Awalnya kedua talinya masih nyangkut di pundakku, lalu gak sengaja turun sebelah sehingga sebelah dadaku jadi kelihatan. Aku mengembalikannya ke posisinya, tapi kemudian turun lagi, aku perbaiki lagi. Karena jatuh terus aku jadi capek, jadi kubiarkan saja. Bahkan lama-lama kedua talinya yang turun sehingga buah dadaku kelihatan semuanya. Penutup dadanya terjuntai begitu saja.

Sekarang aku betul-betul sudah mandi keringat. Tampak dari cermiin betapa kusutnya penampilanku. Wajahku memerah karena kepanasan dan rambutku lepek banget karena keringat. Bagi bocah-bocah itu tentunya ini pemandangan yang semakin seksi.

Capek juga ternyata. Tapi masih ada giliran si Riki. Duh, aku sudah kayak piala bergilir saja.

“Tuh sekarang giliran yang nilainya paling jelek…” candaku.

“Ah, kakak ini disebut-sebut terus”

“Kamu sih… ribut terus dari tadi… Jadi kamu mau kakak pakai apa?” tanyaku.

“Pakai apa ya… pakai ini aja deh kak, hehehe” jawabnya sambil melepaskan kancing baju seragamnya. Maksudnya aku disuruh pakai seragam lusuhnya itu !? iih…

Riki kemudian menyerahkan seragamnya itu padaku. Dari tadi yang ku pakai bersih dan bagus-bagus, tapi kali ini aku akan memakai yang beginian.

“Pakai ini?” tanyaku memastikan. Aku angkat seragamnya itu dengan ujung telunjuk dan jempol dengan jijik. Gak cuma lusuh dan kotor, tapi juga bau. Udah berapa lama sih ini gak dicuci!?

“Iya kak pakai itu, mau kan kak?”

“Ish… Ya udah deh…” Kalau pakai sebentar gak apa kayaknya. Aku sepertinya udah terlalu horni sehingga nurutin semua pilihan pakaian mereka. Ku pakai seragam tersebut. Seragamnya itu agak sempit di tubuhku. Apalagi ketika ku pasang kancingnya, buah dadaku terasa tertekan. Jadi hanya satu kancing yang paling bawah saja yang ku pasang. Puting dan vaginaku masih tertutupi dengan plester yang tadi.

Gimanaaaa gitu kelihatannya saat ku lihat penampilanku di cermin. Menggelikan sekali. Tapi bagi mereka mungkin ini pemandangan yang begitu erotis. Aku yakin tidak ada yang mau melakukan in selain aku. Mana ada di luar sana gadis sepertiku yang mau memakai baju seragam yang dekil, lusuh dan bau punya bocah ini.

“Cantik kok kak…” kata Riki. Aku nyengir saja.

“Yuk” ajakku dengan isyarat jari menyuruh bocah itu mendekat.

“Ko.. fotoin yang bagus ya… dibikin se-hot mungkin” ucap Riki ke Eko. Eko mengacungkan jempol.

Foto-foto dengan Riki kemudian dimulai. Karena aku memakai seragamnya, maka diapun telanjang dada. Dia paling cerewet di antara teman-temannya, banyak banget permintaanya. Seperti pengen mengelus kepalaku, pengen pegangan tangan denganku, pengen tiduran di pangkuanku, sampai memelukku sambil berbaring di tempat tidur.

Gerepeannya juga paling heboh dibandingkan yang lain. Berkali-kali dia malah asik mengelus-elus ketika memelukku. Dari pundak, punggung, pinggang, sampai ke pahaku habis kena gerepean tangannya. Aku masih membiarkan. Kalau tangannya terlalu dekat ke vagina atau terlalu lama berada di pantatku barulah tangannya ku singkirkan. Dia juga sering pura-pura gak sengaja menyenggol buah dadaku. Risih, tapi aku malah membiarkan. Aku betul-betul terbawa suasana.

“Jangan goyang-goyang…” ujarku saat dia menggesek-gesekkan bagian depan celananya ke pantatku. Terasa banget ada sesuatu yang tegang menyentuh pantatku. Sebenarnya aku sudah merasakannya sejak Fikri, Arman dan Didik memelukku, tapi karena kali ini Riki memelukku sambil menggesekkan pinggulnya, tonjolan itu jadi lebih terasa, mengganjal banget. Bocah ini betul-betul memanfaatkan kesempatan.

“Lepas kak?” tanya Riki menawarkan melepaskan seragam itu.

“Iya… lepas aja, panas….”

Sama seperti sebelumnya, seragam lusuh itu pada akhirnya juga lepas dari tubuhku. Riki membantuku melepaskan seragam itu dari tubuhku. Tentunya sambil cari-cari kesempatan ngelus-ngelus. Setelah lepas, dia letakkan seragam itu di atas tempat tidur, tapi kemudian ku ambil dan ku campakkan jauh-jauh. Itu sih cocoknya jadi kain lap.

Baru saja seragam itu lepas dari tubuhku, Riki kembali memelukku dari belakang dan menggoyang-goyangkan pinggulnya maju mundur dengan cepat. Nih anak betul-betul horni. Aku kembali berfoto dengan hanya memakai plester di puting dan vaginaku. Aku semakin keringatan. Semakin nafsu dan juga semakin horni.

“Ki…. Nghhh… Udaaaah….” Aku akhirnya meminta berhenti sebelum aku kelewat horni dan memohon disetubuhi oleh mereka, khususnya si Riki ini. Aku yakin si Riki ini sudah pernah ML dengan cewek. Bisa kacau kalau aku sampai di-ML-in sama dia juga.

Tentunya si Riki gak bisa hanya dengan satu kali dibilangin. Setelah beberapa kali dibilang barulah dia mau berhenti. Dia sempat mencium pipiku sebelum melepaskan pelukannya. “Iuuhh…”

Setelah dengan Riki selesai, Eko kemudian mengambil fotoku bersama dengan semua teman-temannya itu sebagai penutup. Tentunya aku masih telanjang bulat berada di tengah-tengah mereka. Gila deeeh. Eko kemudian punya ide agar aku menutupi tubuhku dengan selimut. Biar nanti kalau difoto terkesan kayak aku abis disetubuhi rame-rame katanya. Eko nakal juga ya…

Setelah itu barulah acara foto-foto ini selesai. Tak terasa hari sudah senja. Aaahh… Betul-betul gila apa yang barusan terjadi. Tak pernah kubayangkan aku mau-maunya melakukan ini untuk mereka. Kok aku bisa jadi senakal dan semurah ini sih? Bukan satu cowok saja yang menikmati auratku, tapi beberapa cowok sekaligus!

Aku keasikan pamer aurat sampai khilaf. Tapi kayaknya hari ini khilafku betul-betul keterlaluan. Untung saja malam ini vaginaku selamat. Paling banter hanya membiarkan mereka mengelus dan memeluk tubuh telanjangku. Tapi ku rasa itupun sudah sangat lebih dari cukup. Aku bersyukur malam ini aku masih virgin, kalau nurutin nafsu bisa aja aku udah nggak prewi lagi. Gila banget kalau sampai diperawani rame-rame oleh gerombolan bocah SMP. >.<

“Udah selesai kan kaliannya? Sana keluar” ujarku pada mereka. Aku berkata sambil berusaha melepaskan plester yang nutupin puting dan vaginaku. Susah juga melepaskannya. Kulitku jadi ikutan tertarik saat berusaha melepaskan plester tersebut. Perih juga. Mereka malah kesenangan melihatku kesusahan.

“Mau aku bantuin kak?” Riki menawarkan diri untuk membantu melepaskan plester itu, tapi aku tolak. Gak ada yang boleh pegang-pegang area terlarang tersebut. Sebenarnya Eko boleh sih, tapi gak mungkin dia lakukan di depan teman-temannya sekarang.

“Keringatnya mau bantu dilap?” tawar Riki lagi belum menyerah.

“Nggggaaak mauuuuuu” jawabku gemas. Masak menawarkan ngelap keringatku pakai seragam kotornya tadi. Mana mau akunya.

“Sana kalian coli kamar mandi…” suruhku kemudian. “Kakak tahu kalian udah nafsu banget, tapi udah gak ada lagi, acaranya udah selesai!” lanjutku tegas. Semua yang ada di dalam kamar ini pasti lagi horni-horninya saat ini. Aku sih masih bisa kendaliin diri, tapi aku kan gak tahu mereka.

Dengan berat hati akhirnya mereka mau juga beranjak. Kalau aku tegas sih mereka memang gampang nurutnya. Tapi tidak jarang ketegasan itu malah kalah dengan rasa penasaranku, sampai akhirnya terjadilah kejadian seperti hari ini.

“Eh, jangan di kamar mandi sini… sana kamar mandi bawah. Kakak juga mau langsung mandi” ucapku pada mereka yang hampir masuk ke kamar mandiku.

“Iya kak…” jawab mereka serentak. Setelah mereka keluar aku tutup dan ku kunci pintu kamarku, jaga-jaga… kalau kalau mereka berubah pikiran karena dapat bisikin setan agar memperkosaku, hihihi. Aku mendengar samar-samar kalau mereka ingin melihat hasil foto Eko tadi, sepertinya mau menggunakannya untuk bahan coli. ^o^

Setelah keringatku kering aku lalu mandi. Enak banget rasanya diguyur air dingin setelah berpanas-panasan dari tadi. Akhirnya aku bisa membersihkan diri dari lengketnya keringat, terutama kuman-kuman dari elusan tangan mereka, termasuk kuman dari baju seragam Riki itu.

Setelah aku mandi, aku kemudian memakai baju yang terbilang sopan. Piyama tidur lengan panjang dengan celananya yang juga panjang. Setelah itu akupun keluar kamar. Tampak bocah-bocah itu lagi ngumpul. Sepertinya mereka sudah selesai onaninya, hihi.

“Wah, kak Diranya udah segar…” ucap mereka begitu melihatku.

“Iya dong…”

“Makasih ya kak hari ini…”

“Sama-sama…. Tapi kalian jangan bilang siapa-siapa ya…” Aku tentunya tidak mau ada bocah-bocah seperti mereka lagi yang datang ke rumahku.

“Oke kak tenang aja” jawab mereka. “Tapi kapan-kapan boleh lagi kan kak?” tanya Riki kemudian.

“Nggak!!” tolakku. Aku sebenarnya belum tahu sih apa aku akan membolehkan mereka kayak tadi lagi. Mungkin saja nanti. Jika benar terjadi lagi, mungkin akan lebih heboh. Lalu mungkin saja aku akan… Ah… aku gak mau membayangkannya. >.<

“Sekarang kalian pulang gih… udah malam” ujarku. Aku tidak ingin menunggu nafsu mereka bangkit lagi, kemudian ngerayu aku agar mereka nginap di sini lagi. Sudah cukup aku kerepotan hari ini.

“Bentar lagi dong kak… kita masih pengen nemanin kakak”

“Gak perlu, gaya kalian…” balasku.

“Oh ya, Eko belum kan ya pilihin baju buat kakak,” ujar Didik kemudian mencoba mencari alasan.

“Iya tuh, lo nya cuma foto-foto aja dari tadi,” kata Riki ke Eko.

“Kapan-kapan aja, gak apa, hehe” jawab Eko santai. Dia sih emang udah pernah dapat yang lebih banyak dariku, jadi emang gak apa-apa. Malam ini kayaknya Eko sudah cukup bersenang-senang dengan jadi fotografer, hehe.

“Ya deh… yang udah punya pacar, jadi ada pelampiasan,” ucap Fikri.

“Pelampiasan? Maksudnya?” tanyaku bingung.

“Eko kan udah punya pacar kak, si Susi, anak kelas sebelah, baru juga kemaren dia ngentot dengan Susi, hahaha” jawab Riki.

“Haaah?” Aku lirik Eko. Dia tampak salah tingkah. Garuk-garuk kepala sambil menundukkan kepala ke bawah. “Benar Ko?” tanyaku pada Eko. Dia hanya diam sambil terus menunduk. Sepertinya memang benar. Sejak kapan? Dia tidak pernah bilang selama ini. Aku… Kok aku jadi kesal…

“Kalian ini masih kecil kok udah gitu-gituan sih!!? Udah sana kalian pulang!” ujarku dengan nada tinggi. Aku marah, tapi gak tahu kenapa bisa semarah ini. Entah kenapa aku jadi kesal mengetahui Eko sudah punya pacar bahkan sampai melakukan ‘itu’.

Riki, Arman, Didik dan Fikri terdiam. Mereka saling pandang, seakan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Aku mendengar mereka bisik-bisik, “kenapa kak Dira jadi marah-marah sih?”

“Sanaaa pulang! Kamu juga Ko… pulang sana,” kataku lagi. Mereka akhirnya bergerak meski tampak terus bertanya-tanya kenapa denganku. Aku tutup pintu depan dan ku kunci begitu mereka keluar.

Aku tidak tahu kenapa… Aku juga tidak ingin suasana hatiku jadi begini. Hanya saja aku… Aku merasa begitu kecewa. Tapi kenapa? Seandainya aku tidak mengenal Eko sebelumnya, mungkin aku tidak begitu peduli. Tapi… aku sudah terlanjur kenal dengannya. Aku sudah menganggapnya adek, bukan… aku rasa ini agak beda, aku… mungkinkah aku cemburu!?

Gila saja aku cemburu dengan Eko. Tapi… aku terus kepikiran. Ahhh… udah ah, aku mau tidur dulu.

Aku segera ke kamar. Langsung tiduran di atas tempat tidurku. Tiba-tiba ada pesan masuk… aku cek… Shinta? Nih anak ngapain tiba-tiba sms setelah lama gak ada kabarnya. Aku yang sedang bad mood jadi tambah kesal.

Aku buka pesan tersebut, dan kubaca…

Bersambung…

Daftar Part

xx1toto pucuk4d buah4d mposlot mpo1221 menara188 lunatogel lunatogel lunatogel-togelup.hayatesabz.net lunatogel gebyar4d lazawin https://arabiplus.ir seributoto timnas4d asian4d http://tvsekolah.id terminal4d KEY4D https://salafiyahalmushlihin.sch.id linitoto lunatogel lunatogel surgaplay wis77 kaisar poker xx1toto hw77bet xx1toto lunatogel asia77 garuda4d mamibet timnas4d garuda4d garuda4d latoto prada4d TERMINAL4D GARUDA4D TERMINAL4D terminalbet terminal4d ollo4d batik77 ASIAN4D MERAHTOTO a200m balak66 supraslot GARUDA4D f200m SKY77 asia77 aman788 sgi88 ajaib88 TIMNAS4D ASIAN4D KEBAYA4D TIMNAS4D terminal4d garuda4d barbar77 PRADA4D ayo788 TERMINAL4D ASIA77 langit69 GEBYAR4D terminalbet balak66 garuda4d unsurtoto gebyar4d prediksi77 key4d TOTO328 kaisarpoker depo89 PAJAKTOTO PAJAKTOTO PGBET aman788 davo88 rans303 ayo788 OLLO4D OLLO4D garuda4d lapak7d WAJIK777 fuji388 F200M kaisarpoker kaisarpoker kaisarpoker SUGAR RUSH 1000 OLLO4D aman788 KAISARPOKER TIMNAS4D TIMNAS4D garuda4d scatter hitam KILAT77 lunatogel sontogel haotogel OLLO4D linitoto timnas4d asian4d ollo4d MERIAH4D megahoki TERMINAL4D key4d inatogel depo89 mamibet davo88 batik77 cocol88 okta188 key4d pajaktoto ASIA77 KEY4D LAPAK7D PAJAKTOTO udin88 KAISARPOKER wdbos ollo4d visioncollege gacor77 timnas4d KILAT77 ganas33 KEY4D tiktaktogel https://hayatesabz.net pajaktoto xx1toto TERMINAL4D oppatoto lunatogel key4d kaisarpoker situstoto PALU4D PG SOFT GARUDA4D WDBOS ASIA77 OLLO4D asian4d pgbet situstoto SURGA5000 PROBET88 kilat77 lunatogel asian4d monperatoto TERMINAL4D situs toto linkgacor.situsmaxwin asia77 clinicaspararecuperacao.com.br envystudiogt.com inspire-breathwork.squarespace.com hotelearthlight.com hexagonview.com sky77 TERMINAL4D ANGKASA168 satorirattan.com TERMINAL4D LAPAK7D key4d slot qris dapurtoto JURANGAN69 timnas4d GARUDA4D WAJIK777 PRADA188 garuda4d asia77 SKY77 terminal4d gila138 KAISARPOKER TERMINAL4D ASIAN4D KEY4D SKY77 PAJAKTOTO ollo4d pajaktoto GARUDA4D TERMINAL4D LAPAK7D ollo4d sky77 angsa4d key4d kaisarpoker timnas4d kaisarpoker kaisarpoker TIMNAS4D timnas4d terminal4d KAISARPOKER garuda4d daytonamasala.com PADMA88 sky77 sgcwin88 TERMINAL4D garuda4d satorirattan.co.id KILAT77 ollo4d lion4d key4d titi4d POS4D pajaktoto POS4D LAPAK7D pajaktoto OLLO4D PAJAKTOTO GBOTOTO https://lexcliq.com clinicaspararecuperacao.com.br hayatesabz.ir/ shopeeindonesia.co.id KILAU4D SPRING.COM hayatesabz.net centralfinance.com.np timnas4d rskasihherlinatimika.com parininihi.co.nz emasan.desa.id almanahmamiregi.sch.id timnas4d sggswu.edu.in/ terminal4d NUSABET88 debredamohotel.com SKY77 TERMINAL4D mialamanah.sch.id thanhlongsf.com KEY4D PAJAKTOTO TERMINAL4D techkritigroup.com radarnasional.net situsgacorxx1toto xx1toto linkgacorxx1toto xx1toto lexcliq.com lexcliq.com asian4d HW77BET TERMINAL4D HW77BET PAJAKTOTO HW77BET HW77BET HW77BET HW77BET pg soft xx1toto TERMINAL4D mahjong69 TERMINAL4D asian4d kaisarpoker tokekwin WAJIK777 MARETTOTO tiktaktogel astonbet hw77bet/ TOKYO88/ kenzototo sangathoki siji4d papuwa4d brri4d megagacor key4d f200m xx1toto KILAU4D KAMPUS88 WD138 AZTEC88 timnas4d GEBYAR4D NIRWANA88 ohtogel slot88 HW77BET sangathoki TERMINAL4D kenzototo omtogel situsmaxwin merahtoto TERMINAL4D xx1toto pusat4d kenzototo sangathoki https://gacorslot7d.com/ TANCAP88 https://linkgacor.ratteb.com/ Situs Togel | Bandar Togel Online 2024 Situs TUS4D Situs Toto Aceh4d xx1totok terminal4d hw77slot TERMINAL4D KODE4D SUPRASLOT gila138 kilat77 xx1toto davo88 mpo2121 domtoto lunatogel jonitogel JET77 coloksgp sbctoto wongtoto okta388 hantogel suletoto topjitu win88 xx1toto juragan69 cuan123 rans303 lapak7d kaisarpoker latoto hades88 latoto MEGA338 aquaslot xx1toto papuwa4d siji4d Situs Toto Link Aceh4d fendi188 arjuna96 j200m lunatogel slot gacor tus4d aceh4d Pandora88 LAPAK7D Login Aceh4d bigwin138 mantra88 tustoto mio777 mainaja TOKYO88 koin138 TERMINAL4D LAPAK7D situspentaslot Tus4D KAISARPOKER TERMINAL4D dewihoki Link Aceh4d Tus4D Aceh4d WASIAT4D terminal4d epicwin138 BUAYA138 kaisarpoker nasa4d superdavo88 lapak7d maha168 kilat77 ANGKA69 dewa88 ollo4d grandbet88 KAISARPOKER TERMINAL4D PARIS77 AIRBET88 bakar77 surga88 kacang99 kaisarpoker dewa33 asiahoki bos88 88big EMAS168 lapak7d KAISARPOKER cocol88 garuda4d vava4d moba4d terminal4d kaisarpoker timnas4d langit69 bosswin168 terminal4d 88mega KING138 COCOL88 PAJAKTOTO kaisarpoker fendi188 CIPIT88 terminal4d kenzototo terminal4d bingo4d mega188 LAPAK7D DRAGON4D live toto macau TIMNAS4D terminal4d maxwin89 ANGSA4D GEBYAR4D SURGA88 TIMNAS4D MAXWIN138 terminal4d sakti123 tunas4d LAPAK7D DEPOSIT TANPA ANTRIAN agen77 dragon4d TERMINAL4D catur777 GBOWIN mamibet PALU4D ANGSA4D slot777 terminal4d dragon4d bro138 POCARI4D LUNATOGEL HOKI777 kilau4d POCARI4D UDINTOGEL HOMETOGEL TIMNAS4D LAPAK7D sky77 SBCTOTO kaisarpoker sandibet LAPAK7D BENTO123 PRADA188 LAPAK7D sawer4d BACKLINK
https://www.tugumandiri.com/udintogel/
KAISARPOKER TERMINAL4D kaisarpoker JNT777 TERMINAL4D PRADA4D madetoto batik77 KAISARPOKER lapak7d TERMINAL4D RAJA328 SENOPATI4D pedangwin SGCWIN lazawin MAXWIN138 KAISARPOKER TERMINAL4D terminal4d SLOT5000 SISIL4D harta138 MAXWIN138 DRAGON4D lapak7d harum4d MOLE4D kpktoto KAISARPOKER neng4d PUSAT4D megawin188 TERMINAL4D sgcwin rasa4d bimabet lapak7d Acehflix21 Nonton Film Gratis kangtoto kilat77 Lapak7d KAISARPOKER LAPAK7D Terminal4d Terminal4d bacan4d bacan4d kaisarpoker lapak7d pocari4d bacan4d bacansport lapak7d terminal4d bacansport raja328 cermat88 XX1TOTO >> LINK ALTERNATIF SLOT GACOR AMAN DAN TERPERCAYA manjurbet Daftar situs slot online bacan4d lapak7d terminal4d Lapak7d LAPAK7D terminal4d BOBATOTO kaisarpoker xx1toto hw77slot terminal4d sgcwin88 mpxtoto pocari4d XX1TOTO >> Link Slot Gacor Server Luar Pasti Menang Auto Maxwin hwslot77 MATAHARI88 DAFTAR SITUS JUDI TOGEL ONLINE 2023 SLOTALADIN DEDE4D : DAFTAR SITUS JUDI TOGEL DAN SLOT ONLINE DAFTAR MPXTOTO SITUS SLOT THAILAND PALING GACOR PAUS138 >> Situs Nomor 1 Slot Gacor Hari Ini Pasti Menang Aman Terpercaya LINK ALTERNATIF MEGA188 DAFTAR DAN LOGIN MEGA138 XX1TOTO | Rekomendasi Link Situs Slot Pasti Menang Setiap Player Ada Jatah Maxwin Tikus4d | Situs Slot Online Gacor Terbaik Pasti Menang 2023 NEOTOTO lapak7d LINK SLOT GACOR BOS138 DAFTAR SITUS TOGEL ONLINE CIPUTRA88 LINK ALTERNATIF TITI4D PISTOL4D SLOT GACOR >> LINK AKTIF SITUS SLOT GACOR RTP 98% AMAN TERPERCAYA bacan4d shio togel 2024 TWSLIVE - Situs Aman Terpercaya x500 Sering Muncul Auto Maxwin XX1TOTO GARUDA138 DAFTAR DAN LOGIN neototo KAMPUS88 | Situs Resmi Casino Slot Gacor pasti Menang Terpercaya Gacor77 LINK ALTERNATIF GACOR77 winstar4d GILa138 - Zeus4d Situs Slot Online lagi gacor pgsoft deposit murah bonus gede GELAY88 > Jitu77 Agen Slot Pragmatic Online Terpercaya Deposit Gampang Menang TITI4d - Situs Togel Slot Perkalian X500 Sering Keluar Pasti Bayar Aman Terpercaya Slot88 GARUDA138 SITUS SLOT GACOR DAFTAR SITUS SLOT ONLINE GARUDA138 NEOTOTO SLOT PASTI MAXWIN >> LINK SITUS GACOR PRAGMATIC DAN PG SOFT PASTI MENANG ADA JATAH MAXWIN OLXTOTO PAKDE4D >> BO TOGEL ONLINE SLOT PRAGMATIC CASINO DI INDONESIA AMAN TERPERCAYA PASTI BAYAR XX1TOTO PG SOFT - WAJIB MENANG AUTO MAXWIN DENGAN PROVIDER RNG TERBAIK XX1TOTO SLOT PGSOFT - PROVIDER TERBAIK DENGAN RNG BERKUALITAS TINGGI AMAN TERPERCAYA XX1TOTO PRAGMATIC PLAY | SITUS SLOT RNG TINGKAT TINGGI TANPA MANIPULASI AMAN TERPERCAYA SLOT88 XX1TOTO Sweet Bonanza >> Play77 Provider Terbaik dan Resmi Slot Bonanza Aman Terpercaya XX1TOTO Slot Starlight Princess | Situs Gacor Resmi Pragmatic Play RNG Sistem Permainan Adil

neototo

XX1TOTO SERVER THAILAND | SITUS SLOT SERVER LUAR NO 1 PALING DICARI DI INDONESIA XX1TOTO SERVER THAILAND >> SITUS GACOR SERVER LUAR NO.1 PALING DICARI AMAN DAN TERPERCAYA XX1TOTO SERVER RUSIA | SITUS GACOR SERVER LUAR RNG PERMAINAN ADIL AMAN DAN TERPERCAYA NEOTOTO XX1TOTO SERVER DUBAI >> JITU77 SERVER LUAR PALING GACOR AMAN DAN TERPERCAYA LINK ALTERNATIF XX1TOTO | LINK ANTI NAWALA TERBARU TANPA VPN 2023 PALING GACOR AMAN DAN TERPERCAYA XX1TOTO | CHEAT ENGINE SLOT ONLINE PASTI MENANG JACKPOT CARA PAKAI GAMPANG HW77SLOT | SITUS GACOR AMAN TERPERCAYA NO.1 DI INDONESIA TANPA VPN MAXWIN138 DAFTAR DAN LOGIN LINK ALTERNATIF GAME JUDI ONLINE GACOR77 LUXURY333 | LINK ANTI BLOKIR GAME JUDI ONLINE TERPERCAYA XX1TOTO xx1toto Login TERMINAL4D | Situs Gacor TERMINAL4D | DAFTAR TERMINAL4D | LINK TERMINAL4D | LINK ANTI NAWALA TERMINAL4D TERMINAL4D - LINK AKTIF ANTI NAWALA T4D 2023 AMAN DAN TERPERCAYA Bacan4d Bacansports Bacan4d Bacan4d Bacan4d Kaisar21 dingdongtogel hometogel jeboltogel pocari4d evostoto koitoto oreo5d olxtoto xx1toto hw77bet hw77bet JEJUSLOT warung168 winter4d hw77bet macan33 pasarbet168 fit188 jkt77 harum4d 29hoki obs188 jp188 area188 bento123 LINK RESMI KAMPUS88 kampus88 tumi123 gasing777 semutwin batman138 kangtotovip mw68 musangwin dewa212vip beta138slot sinarjpslot rajahoki899slot dragon78 kangtotogames airbet88 supraslot ohtogel kangtoto demo bacansports mame123 login & daftar ibet44 > Situs Bandar Slot Dan bola Terkini MASTER38 >> Link Situs Alternatif Login Dan Daftar Slot Online DAGET77 >> Link Login Dan Daftar Slot Online Ibet44 >> Link Login Alternatif Anti Nawala sawit188 Api5000 Link Slot Gacor ajr88 Baron69 buntogel davo88 murah4d angsa4d ohtogel togelup togelon epicwin138 batmantoto merdeka138 slot88 nagawon mamibet omtogel nasa4d pahlawan4d wongtoto xx1toto latoto inatogel kenzototo merdeka138 lionbola japan168 megawin188 mega288 kenzototo winstar88 coktogel key4d bosswin168 net77 pin4d zora4d latoto hw77slot gameonline xx1toto slotgacor cuan77 merdeka777 surgawin TUS4D LINK LOGIN & DAFTAR koitoto pamanslot mentoz4d mustang303 plaza4d2 suara4d bar88 bali777 rajahoki899 surgawin bacansports gurita4d dewi188 winlive4d kebaya4d /murah4d plaza4d2 xx1toto neko4d sabi4d cermat88 sabi4d hw77bet nyonya4d kitab4d birutoto beta138 BIRUTOTO aye4d PROTOGEL xx1toto bulantogel togelup idcash88 imbaslot wsdbola88 mabosway klix4d maxwin138 rtp luxury333 sis4d tanta88 ayam4d benua99 xx1toto benua99 musangwin bacansportsgames nagawon piramidslot batikslot game online slot slotgacor mawar189 boss177 era77 kebaya4d kebaya4d zona69 venus4d spinhoki88 angkasajp kas77 hurajp mahjong69 ronin86 besti69 prediksi77 XX1Movie Flazzmovie video muncrat Banyak cerita 99 xx1toto hw77bet hw77bet terminal4d hw77bet xx1toto.com rajabandot hw77bet xx1slot surga5000 akartoto platinumtoto rajawalitoto xx1toto xx1toto togelon pohon4d chutogel skintoto jambitoto prabujitu xx1toto xx1toto xx1toto panen77 kampung138 bom338 interwin bacan4d slot234 keris77 curhat338 mposlot bom338 interwin interwin demo bacansports jawara88 menang123 mainaja dokter88 nobar69 pom77 kuy4d bonanza88 sultan33 sihoki rajasloto grandbet88 inatogel jet77 yoktogel xx1slot koko303 kode4d hw77bet xx1toto xx1toto mantra88 captogel kompastoto polototo suster4d akartoto jabartoto prada188 koko303 jostoto yotogel totojitu xx1toto sbctoto togelup merahtoto slot88 latoto dot77 qqmacan bacan4d bacansport acehbola lapak7d terminal4d kaisarpoker xx1toto hw77bet neototo slot mahjong slot zeus 1000 onic77 mechaslot ratu555 bso88 bursa33 cukongbet lgo66 media77 rrq88 qqhok tus4d tus4d subur88 sawer138 rupiah168 lotusbet88 uya4d musang88 squad777 pancing77 imbabet albino4d epicwin138 bacan4d toto macau grandbet88 titanbet303 agen338 inatogel tentoto xx1toto xx1toto xx1toto togelon togelup tentoto inatogel hw77bet hw77bet minitoto oppatoto sabi4d kangtoto laetoto mariatogel linitoto sritoto unsurtoto tstoto kantortoto popotogel togelon winjitu manadototo xx1toto mariatogel lunatogel bulantogel manadototo wolestogel perkasajitu jualtoto cocol88 airbet88 minitoto oppatoto medantoto mawartoto hotogel rajasloto zorototo link mahkotajitu online pulitoto spvtoto thailand bantogel pisang123 terminal4d key4d asustogel aseptogel xx1toto nirwana88 ngawitoto chutogel nuansa4d angkasajp kacang99 kepritogel kepritogel kantortoto sbctoto lampiontogel sbctoto xx1toto xx1toto xx1toto xx1toto xx1toto xx1toto xx1toto bobatoto ungu508 pisang123 pg138 bacansports slot thailand sop88 soda69 kuybet pbototo tokek88 aceh4d slot mahjong bacansports bacansports bacansports rakatoto dewi188 lunatogel kilat77 mono77 rajabandot manadototo skintoto neng4d Bacan4d bacansports Wla188 katakwin kota189 maujp nagawon pundi188 satset138 wing138 wisnu123 rekor11 bo177 hit77 legowin777 mabar69