Pengalaman Mengubah Hidup Part 25
Pengalaman Mengubah Hidup Part 25
setelah apa yg aku lakukan kepada Amanda memang tidak berefek pada hari itu. namun beberapa hari setelahnya aku merasa bersalah, depresi dan hina. aku mengurung diri di dalam kost ku, belum berkomunikasi dengan siapapun, aku menangis dalam kesendirian, biarkan orang mengataiku lemah, apa yg aku lakukan ini saat salah. memang ada perbedaan jika bersetubuh dengan orang yg enggak perawan dan yg belum. beban moralnya sungguh luar biasa. bisa saja aku menyalahkan Sandra mengenai ini, tp itu kan kembali pada pilihanku sendiri.
terkait dengan ucapan i love you, ya itu juga menambah luka di hatiku, bukan karena aku ingin nambah porsi bercinta dengannya, namun untuk menjaga dia setelah apa yg aku lakukan.
“trrreeeettt treeeeeerrrtttt”, suara HP ku bergetar, ku pandangi layar HP ku dan itu telpon dari Sandra. aku angkat telepon itu.
“hello, Rend, heh, kita dicariin pak Sadewo diminta untuk ketemu bimbingan nanti siang”, kata Sandra langsung nrocos.
“hiks..hickkk..hiksss..hmm ohh iyaa jam berapa?”, suaraku menahan rasa tangis.
“eh lho kamu kenapa?? kamu dimana?? aku ketempatmu ya”, kata Sandra panik apa yg terjadi padaku.
“gak usah”, jawabku singkat dengan nada berat.
“Rend, aku kalau ada apa-apa menghubungi kamu, tp kalau km ada apa-apa, kamu diem aja. kamu dimana?”, kata dia kembali dengan lebih lembut.
“di kost”, jawabku kembali, mungkin aku perlu saatnya cerita kepada orang yg melemparku pada jurang surga dunia yg semu ini.
“aku kesana”, jawab dia tegas.
aku beranjak dari kasurku, dan ke kamar mandi untuk membasuh wajahku, namun mataku cukup lebam seperti panda. tidak mungkin aku ke kampus dengan kondisi seperti ini, bisa menimbulkan pertanyaan banyak orang yg berpapasan denganku. pak Sadewo juga memintaku untuk menghadap, tapi mungkin dengan kondisi seperti ini. ku kembali duduk dikasurku untuk menunggu Sandra tiba di kostku.
knok knok knok-
“Rend, bukain dong”, teriak Sandra dari luar. aku beranjak membuka pintu tanpa mengucapkan apa-apa dan langsung membalikkan badan dan duduk di kasur, Sandra nampak bingung dan berusaha merangkai teka teki apa yg telah terjadi padaku.
“kamu kenapa?”, ujar dia pelan dan menatapku dalam-dalam. aku hanya diam dengan menatap kembali dia.
“kalau ada apa-apa bisa lho cerita padaku, tapi kalau kamu enggan juga gapapa?”, lanjutnya. setelah aku mengenalnya dia sebenarnya orang yg sungguh baik dan positif, mungkin dulu aku hanya belum mengenal dia secara personal saja mungkin.
“ak-akuu aku sangat berasa bersalah dengan apa yg aku lakukan pada Manda”, jawabku datar. ku pandangi dia wajahnya cukup shock dengan apa yg aku katakan, karena itu memang rekomendasi dia.
“Rend, ohh, hmmm, maafkan aku kalau akhirnya bakal seperti ini, Rend, maafkan aku”, balas dia dengan cukup menyesal.
“hmmm, aku gak tau Manda bagaimana, tapi..aku seperti..ahh sudahlah..”, balasku kembali. “rasanya aku seperti sampah, aku bukan seperti ini, aku gak ingin diriku dikuasai nafsu”, aku menurunkan dudukku dan duduk dilantai disertai menutupi wajahku, Sandra berusaha memelukku.
“Rend, aku sudah berhubungan dengan Manda, dia baik-baik aja”, dia berusaha membalikkan keadaan. “hmmmm aku minta maaf ya jika aku telah berbuat salah padamu”, dia menyesal dengan berusaha menahan tangis.
“aku mau bukan karena aku nafsu, tapi karena kamu”, balasku dengan tegas. “aku takut menolak kamu”, lanjutku kembali.
Sandra lantas membalasku dengan pelukan yg sangat dalam dan membisikkan minta maaf.
“iya aku maafin Sandra, aku gak ingin ini terjadi kembali”, mintaku.
“iya maaf ya Rendy”, ujar dia dengan senyuman dan pelukan.
dari obrolan tadi, aku pandangi Sandra masih berusaha merangkai maksud mengapa aku mau melakukan itu karena Sandra. dia hanya terdiam dan pikirannya berpikir keras. memang hatiku sedang diombang-ambingkan oleh Sandra, bisa saja aku move on dan mencari wanita lain yg layak untuk aku cintai, tapi aku juga perlu memandang diriku sendiri, emang aku berani memulainya duluan.
setelah semuanya menjadi reda dan terkontrol, lantas Sandra mengajakku untuk makan siang. dia menelpon dosen pembimbing jika bimbingan minta dimundurkan menjadi esok, namun dia tidak cerita apa yg terjadi pada kami. di lain sisi, aku mendapatkan sosok yg care denganku namun selalu memberiku teka teki.
“Sandra, hari minggu esok, tante Dina akan menikah, kamu mau gak nemenin aku dateng?”, ajakku, sebenarnya aku lebih memilih Manda, namun dia orang yg aneh bagiku, yauda aku ajak aja yg ada.
“boleh boleh”, balas dia semangat sambil mengunyah makanannya.
siang itu moodku berubah menjadi positif, semua menjadi lebih cerah dan aku harus bisa menerima apa yg telah aku lakukan dan move on. memang bagi orang yg memiliki hati, apa yg aku lakukan pada Manda menyisakan beban moral yg sungguh berat, namun bagi penjahat kelamin sejati, bisa melupakan dan move on untuk menjebol wanita berikutnya.
**
hari minggu, pernikahan tante Dina.
aku jadi datang dengan Sandra, dia sungguh anggun dengan dress terusannya, badannya yg proporsional, tinggi dan langsing membuatnya menjadi lebih cantik, banyak mata para lelaki jelalatan melihat Sandra. dia menggandeng lenganku dengan mantab dan seolah-olah akulah suaminya. ku pandangi kiri kanan banyak tante-tante cantik juga disini, adapula yg datang dengan cowok yg umurnya jauh lebih muda, hmmm mungkin simpenannya. ku sudah tak peduli dengan lifestyleku yg dulu yg berkeinginan menjadi pemuas nafsu para wanita. yg penting aku udah tau rasanya dan ingin menata kehidupanku kembali menjadi Rendy yg culun.
“omeji, cantik banget tante Dina aaaaaa aku pengeeeen”, ujar Sandra gemas.
“ya besok dong, pasti kamu akan menikah dan pasti juga seperti itu”, ujarku. “dan aku memandangi kamu dari bawah sini”, lanjutku.
“haha kamu memandangi aku dari bawah dengan calonmu ya, janji ya”, ucap dia kembali.
“haha siaaappp”, balasku singkat.
“besok kalau udah nemu calonmu, kenal-kenalin lhooo”, tawa dia.
“masih lama kalau itu hahahha”, balasku kembali.
siang itu kami hanya berimajinasi jika nanti kita sudah menikah dengan pasangan masing-masing. sangat kecil kemungkinan aku menikahi Sandra, status sosial kami berbeda dan yg jelas etnis kita, aku jawa dan dia chinese. dari gang itu yg memiliki etnis yg sama denganku adalah Amanda, Callisa dan Andita. tentunya teman-teman dikampus lainnya mayoritas etnis jawa. pastinya keluarga kami juga inginnya dengan etnis yg sama.
kami berjalan mengantri untuk bersalaman dengan pasangan pengantin. kulihat kiri dan kanan, aku dapat melihat tante Cyntia dengan suami dan anaknya begitu pula dengan tante Bella, dan tentunya tante-tante yg lain.
mataku cukup tajam melihat di kerumanan orang mana tante atau wanita yg seksi, dan majoritas seksi dan cantik, tanpa berpikir panjang otakku langsung memutar ulang kejadian-kejadian yg pernah aku alami bersama tante Dina, dan sekarang dia sedang berdiri anggun diatas pelaminan, pikiran jorokku membuat kontolku sedikit bergerak.
“tante dan mas Erwin, selamat ya”, ucap kami berdua saat bersalaman.
“Rendy Sandra, terimakasih, semoga segera bisa nyusul yaa”, balas kedua mempelai.
“aaaa makasih tanteee”, ujar Sandra gemas.
lantas kami berdua jalan menuruni pelaminan dan kembali untuk memburu makanan. dalam pikiranku, yg jelas sudah tidak ada lagi ngentotin tante Dina, tp pelajaran yg tante Dina berikan telah mengubah hidupku, aku lebih berani berhubungan dengan wanita entah itu dalam obrolan maupun obrolan ranjang.
setalah acara pesta resepsi selesai, aku mengantar kembali ke apartment Sandra, aku tidak mampir atau diajak mampir, aku juga langsung pulang ke kostanku. obrolan kami lebih berbobot saat tidak dibarengi oleh pikiran kotor.
selama dikostan aku hanya berfokus mengerjakan skripsiku yg aku tinggal beberapa hari lalu karena sibuk memikirkan diriku yg sedang dilanda kegalauan tingkat gunung everest, akhirnya aku sudah mampu menguasai diriku dan kembali pada rutinitasku. aku tidak memikirkan Amanda agar aku tidak dirubung oleh rasa bersalah. aku hanya ingin moveon dan melupakannya.
[18.45] Rendy Surya: Maaf pak Sadewo, bisakah saya bertemu untuk bimbingan besok?
[19.52] Sadewo Saputra: aduh, maaf Rend, bapak besok berangkat ke Perancis kurang lebih satu bulan, bimbingan via email saja, kirimkan draft kamu ya, sama yg lain diberitahui jika mencari saya.
[19.53] Rendy Surya: baik pak, terimakasih, selamat jalan. aka segera saya kirim draft saya.
dosen memang pekerjaan yg cukup menyenangkan menurutku, gaji full time tapi kerja part time dan tugasnya kadang keliling dunia juga, sungguh mengasyikkan. draft skripsiku tak lupa langsung aku kirimkan ke pak Sadewo agar bisa segera di check. aku menelpon Sandra agar dia juga tau bahwa dosen pembimbing sedang tugas di Perancis.
tuuut tuuut tuuut, suara nada sambung telepon.
“haaahhhahhlooo awhh Rend”, suara Sandra seperti sedang olahraga.
“wehh kamu ngapainn?”, balasku penasaran.
“ngapain telepon malem-maleem?”, nadanya masih ngos-ngosan.
“anu, pak Sadewo tugas sebulan, semua draft via email, kamu lagi ena ena sama cowok ya haha?”, kataku cepat dan bercanda.
“ohhh ahhwhh okee dehh, kagak weii ahaha biasa sendirian aja”, balas dia terlihat salting.
“yah kok gak minta bantuan aku?”, balasku.
“ahaha katanya kamu ogah nafsu-nafsuan, yauda sih ya, udah yaa, aku dah capek, butuh konsen biar segera keluar hahaha byeee”, kata dia.
tanpa sempat aku balas, sudah ditutup nada sambungnya, yah yauda siapa sih yg lg enak mau diganggu. biarpun dia melakukannya dengan cowok pun aku sudah tak lagi peduli, bukan aku tak peduli dengan Sandra, tapi aku harus bisa mengontrol nafsuku. kontol memang baik untuk digunakan pada wanita yg berbeda-beda, tapi jika keterusan ya jadi gak baik.
malam ini sungguh sepi rasanya, maka aku memutuskan untuk menelpon ibuku menyanyakan kabar dan aku juga berpikir untuk pulang kampung jika memang memungkinkan dan orang rumah sedang tidak sibuk.
“hello bu, hello”, suaraku dibalik telepon.
“eh nak, tumbeen”, suaranya ibuku yg semakin hari semakin menua.
“baik-baik aja to?”, tanyaku.
“iya baik kok, gimana kuliah lancar?”, kata ibu.
“iya bu, ni lg libur sebulan dosenku lg tugas diluar negeri, aku pengen pulang, kangen rumah”, kataku.
“lusa bapak, ibu dan Rahma mau main ke Surabaya mau jenguk pakde Rahmat mau ada hajatan, sekalian jengukin mbak Novita. kamu langsung ke Surabaya aja nanti setelah itu baru ke rumah bareng-bareng, ya kira-kira gak nyampe seminggu kok”, terang ibuku.
“yauda gitu aja bu, lha emang Rahma dan bapak libur?”, tanyaku.
“katanya bapak lg gak ada tugas luar kota dan Rahma diijinkan aja gapapa”, balas ibuku.
lantas pembicaraan kami berlanjut diberikan kepada bapak dan Rahma, walau kami terpisah jarak, aku di ibukota dan kakakku di Surabaya serta bapakku sering keliling Indonesia, namun kami selalu menyempatkan waktu untuk telepon rumah.
setelah telpon tadi, aku sungguh excited akhirnya bisa kumpul bertemu keluarga utuh, walau tak dirumah. kami selalu merencanakan liburan namun sering kali tidak lengkap, seperti kak Novita gak ikutlah, atau aku ada kegiatan di sekolahlah atau Rahma ada apa, ya namanya aja berbanyak dan banyak butuh, jadi bisa kumaklumi keadaan ini.
—BERSAMBUNG—
Pembaca setia BanyakCerita99, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)BTW yang mau Mensupport Admin BanyakCerita dengan Menklik Gambar Diatas dan admin akan semakin semangat dapat mengupdate cerita full langsung sampai Tamat.
Terima Kasih 🙂