Status Berkelas Part 33
Status Berkelas Part 33
Jancukan Jiwa, Scene 4
Keluarga Hera Sindu??….
Angga bersama Nada dan Dira memasuki ruangan perawatan Hera. Disana terlihat Hera sudah siuman. Senyum manis Hera menyambut suami dan adik-adiknya tersayang..
Diluar ruangan nampak yang lain masih sibuk bercerita tentang pengalaman masing-masing saat menghadapi para penjaga Pras. Tak ketinggalan Pak Ali ikut menyimak obrolan seru tersebut.
Hajar memeluk manja lengan Khusna, dan Indra menggamit manja lengan Dana hahahaha.
“Ndra iso ngomong diluk?!!”, Najar menghampiri Indra dan mengajaknya ke sudut lorong.
Keduanya segera melangkah menjauh. Berdua duduk berdampingan disebuah kursi tunggu diujung lorong.
“Ndra.. aku njaluk sepuro (minta maaf) atas perbuatanku ke kamu. Tak seharusnya aku membuatmu jadi terkatung-katung tanpa ada kejelasan. Tak seharusnya pula aku mengikat kebebasanmu untuk menunggu nasib pernikahanku. Kini aku sadar bahwa kamu belum tentu menjadi milikku”, Najar berucap lirih.
“Aku juga minta maaf Jar, mungkin aku terlalu naif.. maafkan aku tak bisa menjadi seperti yang kamu harapkan”, Indra balik meminta maaf.
“Gapapa Ndra. Aku ikhlas jika kamu melangkah bersama Dira. Bagiku persahabatan dan kekeluargaan kita lebih penting. Aku ga mau jauh dari kamu dan dari Dira gara-gara masalah ini”, lanjut Najar.
“Maafkan aku Jar… Aaa..ku mencintaimu. Tapi kesempatan yang tak mengijinkan kita bersama. Kini aku bersama Dira. Akan sangat picik jika aku meninggalkan Dira”, tukas Indra sedih.
“Iya aku paham.. sangat paham. Plisss jangan tinggalin Dira. Aku sayang kamu, dan sayang sama Dira. Kita mengalir saja.. semoga aku juga menemukan jodoh lain yang sebaik kamu”, Najar tak mampu membendung airmatanya.
Keduanya berpelukan, menangis bersama. Jauh disana Dira muncul dari pintu ruang Hera dan memandang ke arah Indra. Dira tersenyum dan siap menerima apapun kenyataan yang akan terjadi padanya.
———–
“Yos.. Do.. makasih ya.. bantuan kalian sungguh sangat berarti. Semoga kebersamaan ini menjadi pengikat persaudaraan kita ke depannya”, Angga yang sudah keluar dari ruangan Hera menyapa Yosa dan Dodo.
“Seperti yang aku bilang ke mbak Hajar dan mbak Nada pas dikantor kemarin. Kita ini ternyata teman yang saling berkaitan namun kemarin belum ketemu benang merahnya. Bolo dewe.. Sudah selayaknya sesama teman saling membantu”, balas Dodo bijaksana. Mungkin ini ucapan paling bijaksana Dodo selama berbicara dengan temannya haha.
“Kami punya kisah, dan kalian punya kisah. Kami berharap kisah kami seindah kisah kalian.. Dana.. ditunggu undangane yo hehe”, Yosa melambai kepada Dana yang menggamit penuh kasih tangan Nada.
Pikiran Nada masih menerawang.. membayangkan batang kekar Dana.. seperti yang ia lihat saat bersama Pras. Tak ada yang tahu. Semuanya tersimpan sebagai kenangan. Yang pasti kini Nada menjadi lebih dewasa, butuh seks, dan kini mahir mengulum batang pria.
Tamat.
Ehh engga, cuma becanda… Hehe
———
Bersambung
Pembaca setia BanyakCerita99, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)BTW yang mau Mensupport Admin BanyakCerita dengan Menklik Gambar Diatas dan admin akan semakin semangat dapat mengupdate cerita full langsung sampai Tamat.
Terima Kasih 🙂