Guru Kami Part 5
Guru Kami Part 5
MISS TANIA
SISCA
THOMAS
Ternyata sangat berbeda ketika melakukan hal seperti di film JAV. Tidak segampang di film. Aku bisa liat betapa semua teman-temanku gugup. Bahkan ketika William mengolokku, aku bisa melihat dia tidak setenang biasanya. Aku yakin kemampuan cenayangnya hilang. Bahkan dia tidak tahu ketika akan dipeluk oleh PSK tadi. Aku ngakak liatnya. Rasain lu, paranormal. Ga nyangka kan bakal dirangkul PSK. Hahaha
Dan ketika kami sudah di apartemen Miss Tania. Suasana pun sempet kaku. Tidak seperti di film, yang terlihat normal. Pemeran prianya saling berpandangan ketika mereka akan memasukkan obat bius ke dalam minuman sang guru. Pernah liat pemain prianya keluar iler dari mulut mereka? Tidak kan. Aku bisa liat iler keluar dari mulut Fatty. Bahkan iler aku pun keluar. Ya jelaslah, sensasinya beda banget ketika menonton sama melakukannya secara langsung. Jantung berdebar-debar tak menentu. Takut melakukan apapun karena khawatir rencana kami akan ketauan sebelum waktunya. Bahkan sensasi guru wanitanya pun berbeda. Mungkin banyak yang lebih cantik dan lebih seksi dari Miss Tania di film JAV, tapi melihat langsung sang guru. Membuat aura kelaki-lakianku bergelora. Apaan sih kata-katanya. Lebay. Ya lebay itu efek dari “live” secara langsung adegan JAV yang ternyata berbeda jauh daripada situasi di film. Tidak semulus di film tapi rangsangannya jauh banget levelnya. Berasa di awang-awang. Bahkan Miss Tania belum bugil pun. Penisku sudah ngaceng maksimal di balik celanaku. Bisa kurasakan pre cum ku uda keluar. Melihat paha Miss Tania yang putih mulus, padahal dadanya masih terbungkus tanktop dan kemejanya. Aku pun sibuk menutupi selangkanganku.
Ketika Sandi dan Angga berdiri. Aku duga mereka sedang menyiapkan obat biusnya. Ketika Miss Tania seperti sedang makan kuenya. Sedang mengunyah. Kok kuenya masih banyak ya, Miss Tania sedikit makannya kayaknya. Pantesan tubuhnya seksi begitu. Miss Tania menatapku. Aku merasa ditelanjangi oleh Miss Tania. Aku yang takut ketauan bahwa penisku berdiri. Buru-buru berdiri, mendekati William yang lagi melihat barang-barang yang ada di rak TV Miss Tania.
“Liat apa, Will?” tanyaku berusaha menutupi kegugupanku tadi. Aku melirik Miss Tania, ternyata dia sedang tertawa dengan Fatty. Tampaknya Fatty minta kue yang di tangan Miss Tania. Dasar rakus.
“Liat-liat sekeliling aja, gua pengen tau kondisi apartemen Miss Tania. Kebiasaan Thom,” jawab William sambil tertawa.
“Miss, ini foto siapa?” tiba-tiba tanya William sambil nunjuk seorang pria lagi foto berdua dengan Miss Tania.
“Oh itu, kakak Miss, Will. Dia lagi ada tugas di luar kota,” jawab Miss Tania tidak beranjak dari kursinya.
William dan aku mengangguk-angguk. Aku sih ikut ngangguk aja. Bingung mau ngapain.
Aku melihat Sandi ngasi segelas teh ke Miss Tania. Here we go. Jantungku berdetak lebih kencang sekarang. Lalu Sandi duduk.
“Will, Thom, itu teh kalian yah di meja sana deket dapur,” ujar Sandi sambil menunjuk dapur. Ya kalian tau lah apartemen seperti apa, semuanya minimalis. Dapurnya pun deket jaraknya dengan ruang tamu.
William dan aku mengangguk barengan lagi. Kini William berjalan menuju balkon. Membuka pintu kaca balkon. Entah kenapa aku mengikuti William aja, sambil pandanganku tak lepas dari Miss Tania. Dia masih belum meminum tehnya. Ayo minum Miss, aku keburu keluar nih kalo ga. Sialan. Minum teh aja kok lama.
“Ini teh kok baunya enak ya?” aku dengar Miss Tania bicara.
“Masa sih, Miss. Ini teh kotak biasa kok. Abis bingung mau beli apa?” jawab Sandi sambil tertawa menahan rasa gugupnya. Aku liat Toni agak sedikit menundukkan kepala. Mungkin dia juga sama tidak sabarnya seperti aku. William pun kini melihat Miss Tania. Lalu aku melihat Miss Tania mulai mendekatkan cup teh nya ke mulutnya. Kemudian terlihat Miss Tania minum seteguk. Lalu menjauhkan cupnya dari mulutnya. Hah hanya seteguk. Apa mungkin obatnya bisa bekerja. Kok aku jadi was was gini ya.
Setelah melihat Miss Tania minum seteguk. Seperti diberi aba-aba, semua menatap Miss Tania.
Miss Tania heran. Kami pun heran. Kok obatnya tidak bekerja yah.
“Kenapa kalian menatap Miss seperti itu?” tanya Miss sambil tertawa. Mungkin dia tertawa melihat tampang bego kami semua.
“Enak kan tehnya, Miss?” Angga memajukan kepalanya. Mungkin dia berharap Miss Tania mau minum lagi. Semakin banyak minum mungkin efek obat biusnya cepat bekerja.
“Enak. Wanginya beda,” jawab Miss Tania. Ayo cepat gawe kau, obat bius. Kami sudah tidak tahan. Makiku dalam hati.
Dan akhirnya Miss Tania memegang dahinya. Aku tidak bisa melihat ekspresinya karena aku berdiri tegang di belakang Miss Tania, deket jendela bersama William. Lalu aku melihat kepala Miss Tania oleng ke depan. Toni buru-buru berdiri, menahan agar badan Miss Tania tidak jatuh dari kursinya. Pelan-pelan disandarkan badan Miss Tania ke sandaran kursi oleh Toni.
Semua berdiri kecuali Fatty yang lagi makan kue, entah kue punya siapa yang belum habis. Aku dan William mendekati Miss Tania.
SANDI
“Miss…,” Aku memanggil, memastikan Miss Tania uda pingsan.
“Miss…,” panggilku sekali lagi. Aku menatap Blacky. Pandanganku seakan menanyakan apakah obatnya sudah bekerja ini. Kulihat Blacky malah menatap dadanya Miss Tania yang membusung karena kepala Miss Tania tersandar di atas sandaran kursi.
“Blacky…,” panggilku lirih. Kulihat Blacky.
“Blacky…,” kupanggil lagi sedikit lebih keras. Blacky menatapku. Aku mengisyaratkan padanya apakah obatnya sudah bekerja. Blacky malah diem dan berjalan mendekati Miss Tania. Kurang ajarnya, tangan kanannya malah menyentuh payudara kanan Miss Tania dan meremasnya dari luar tanktop Miss Tania. Kampret. Kulihat Miss Tania tidak bereaksi. Lalu Blacky mengacungkan jempolnya sambil tersenyum. Bajingan nih orang. Aku aja belum nyentuh susunya Miss Tania. Dia malah udah.
“Will dan Thom, bisa minta tolong ambilin tas kita di mobil,” aku melemparkan kunci mobil ke William.
“Siap bos. Aku aja yang ambil, Thom. Lu ga usa ikut,” jawab William setelah menangkap kunci mobilku.
“Sanggup ga sendiri?” tanyaku.
Giliran William yang mengacungkan jempolnya lalu meninggalkan kami.
Aku berdiri lega. Rencana pertama berhasil.
Aku menatap tubuh Miss Tania yang lunglai di kursi. Dadanya yang montok membusung. Meminta untuk diremas. Lalu kakinya yang jenjang, dan pahanya yang mulus.
“Kita berhasil juga bro,” aku toss dengan Toni.
“Langsung aja bro?” tanya Angga tidak sabar.
“Sebentar bro. Tunggu William ambil tas gua dulu,” jawabku padahal aku pun sudah tidak sabar.
Padahal William pergi belum lama, tapi menunggu rasanya lama banget. Apalagi ada seorang wanita cantik seksi yang lagi pingsan. Yang menggoda untuk langsung dikerjain. Fatty pun berhenti makan, malah menatap paha Miss Tania yang terpampang mulus sambil memegang selangkangannya. Bisa juga dia teralihkan dari makanan. Aku tertawa dalam hati. Pandangan Toni dan Angga terlihat sangat bernafsu sekali. Thomas sudah mendekat sekarang. Berusaha mencium wanginya tubuh Miss Tania. Padahal jaraknya cukup jauh. Mana kecium. Ada juga wangi keringat kita yang kecium. Aku mengusap keringat di dahiku.
Aku terkejut oleh bunyi pintu dibuka. Kami semua menatap ke arah pintu. William dengan senyumnya membawa tasku, tas Angga. Tas Fatty uda dibawa dari tadi oleh Fatty. Di punggung William pun tersangkut tas William.
“Nih bos,” sambil menurunkan tasku di lantai.
Aku segera membuka tasku dan mengeluarkan satu buah borgol.
“Ton, lu pakein di kedua kaki Miss Tania,” ucapku. Toni buru-buru mengambil borgol di tanganku.
“Nga, lu taliin tangan kanan Miss Tania ke sandaran kursi,” perintahku. Lalu aku sendiri mengikat tangan kanan Miss Tania ke sandaran kursi. Halus banget tangan Miss Tania.
Done.
“Sekarang ngapain, bro?” tanya Toni. Keliatan libidonya sudah di ubun-ubun.
“Tarik ke atas tanktopnya, bro,” ujarku setelah menghela napas. Here we go. Aku ambil kamera dlsr ku di tas.
Dengan semangat Toni menarik tanktop Miss Tania ke atas. Terlihat perut langsing Miss Tania yang putih. Lalu bra pinknya yang menutupi payudaranya yang membusung. Dada Miss Tania putih mulus sama seperti perutnya. Ada tanda merah di atas payudara kanannya. Aku menekan tombol shutter beberapa kali.
“Sekarang tarik bra nya ke bawah, bro,” lanjutku lagi. Toni sudah biasa membuka bra wanita. Apalagi kini Miss Tania pingsan, aku yakin dia sudah percaya diri dan kembali menjadi dirinya, playboy kw dua, dibawah aku. Hahaha
Ketika kini payudara Miss Tania terbuka. Aku sempat tertegun, aku yakin semua teman-temanku tertegun menatap kedua payudara montok Miss Tania dengan puting warna pink nya. Sangat indah. Aku buru-buru menekan tombol shutter lagi.
“Sekarang apa lagi, bro?” tanya Toni. Semakin terlihat nafsu di wajahnya.
“Uda cukup bro. Selangkangannya nanti aja, surprise buat kita-kita setelah Miss Tania siuman,” walaupun terdengar gumaman kecewa temen-temenku. Tapi mereka menuruti perintah kaptennya. Hehehe
TONI
Aku harus sabar. Gimana juga karena Sandi, aku bisa melihat payudara Miss Tania dari dekat. Sabar ya, kontol. Meskipun sebenarnya otakku sudah mau pecah. Gimana ga kerangsang gila. Tubuh Miss Tania yang tergeletak pasrah dengan payudaranya yang montok terbuka. Putingnya menantang untuk diemut dengan bibir *******. Terus penisku sudah mau keluar kandang aja. Tapi aku tau niat Sandi, dia ingin “bermain-main” dengan Miss Tania, dengan menunjukkan foto-foto setengah bugil Miss Tania. Permainan memang bakal lebih menarik kalo dengan ancaman bahwa kami akan menyebarkan foto-foto itu kalo Miss Tania tidak menuruti kemauan kami.
Aku melihat Fatty dan Thomas duduk berdampingan, menatap tidak berkedip kedua payudara Miss Tania yang terbuka. Sambil sesekali menggesek selangkangan mereka. Maklum nubi. Aku yakin mereka belum pernah melihat payudara wanita secara langsung.
“Puas-puasin liatnya, bro,” ucapku mengolok-olok mereka.
Mereka tidak peduli dengan ucapanku, terus menatap tak berkedip pada Miss Tania.
ALEX
Menunggu Miss Tania siuman, terasa lama. Efek obat bius ini biasanya berhenti bekerja kira-kira, aku melihat jam dinding di apartemen Miss Tania, kira-kira pukul 7 kurang. Kira-kira 10 menit lagi. Aku berjalan ke arah balkon. Aku mau ngisep dulu ah. Aku ngeluarin rokok lintingan spesial buatan aku. Aku bakar lalu aku hisap. Wow….nikmat banget. Apalagi bentar lagi aku bakal menikmati tubuh Miss Tania. Dari tadi aku hanya memperhatikan Miss Tania, dari awal masuk ke apartemen Miss Tania. Aku sudah nyimeng sebelum kita pergi ke sini, jadi aku sedikit bisa mengendalikan rasa birahiku. Dari tadi aku perhatiin Miss Tania, mulutnya terlihat seksi ketika makan kuenya. Hanya sedikit sebelum diberikan kepada Fatty. Lalu minum sedikit, hanya seteguk lalu terbius pingsan. Lalu ketika Toni mengangkat tanktopnya Miss Tania. Wow mulus banget perutnya Miss Tania. Aku mengisap lagi rokokku. Aaaah nikmatnya. Lalu dadanya Miss Tania yang putih mulus, hanya sayang ada sedikit tanda merah di sebelah kanan atas payudaranya. Wow…lalu sensasinya bertambah ketika bra Miss Tania diangkat…Wow…montok…menggairahkan…Aku menghisap rokokku lagi. Waaww aku mulai terbang melayang-layang. Lalu puting merah mudanya Miss Tania……Waaawwww Miss Tania, here I come. Aku terbang memeluk Miss Tania ketika aku mendengar suara Sandi.
“Miss, uda siuman?” terdengar suara Sandi seperti suara bajingan yang akan memperkosa korbannya.
ANGGA
PUKUL 18:55
Miss Tania mulai menggerakkan kepalanya, lalu membuka matanya. Kemudian ketika dia ingin menggerakkan tangannya, dia baru menyadari bahwa kedua tangannya terikat. Wajahnya kaget.
“Miss, uda siuman?” tanya Sandi sambil mendekat Miss Tania berdiri di depannya.
“Ini apa-apaan, San?” tanya Miss Tania, wajahnya terlihat cemas. Apalagi kini Miss Tania mendapati kakinya pun terborgol.
“Lepasin, San!” teriak Miss Tania. Sambil menatap marah pada Sandi. Wow marah juga bisa terlihat seksi begitu ya Miss Tania, batinku.
“Toni, lepasin saya!” teriak Miss Tania dengan suara yang lebih keras. Toni hanya tersenyum mesum. Lalu Miss Tania menatapku.
“Angga, Fatty, Thomas, William. Ayo kalian jangan macam-macam. Lepasin saya!” Blacky sedang diluar nyimeng. Makanya ga dipanggil ama Miss Tania.
“Denger dulu, Miss,” kata Sandi sabar.
“Apa yang harus didengerin. Kalian sudah tidak sopan. Saya pikir kalian anak-anak yang baik. Ternyata brengsek semua!” aku melihat mata Miss Tania sedikit berkaca-kaca.
“Ya sudah kalo ga mau denger. Aku sebarin aja ya foto Miss Tania di internet. Biar semua orang liat,” bajingan Sandi mulai beraksi. Apakah selama ini dia juga memeras pacar-pacarnya?
“Foto apa?” Miss Tania kini terlihat kaget.
Lalu Sandi mendekatkan kameranya ke dekat Miss Tania. Memperlihatkan display kamera. Wajah Miss Tania terkejut.
“Jangan San. Please Miss mohon. Kamu ga kasian sama Miss?” kini Miss Tania memakai kata Miss lagi.
Sandi tertawa.
“Ya aku sih kasian ama Miss. Mau fotonya ga disebarin, Miss?” lanjut Sandi.
Miss Tania menganggukkan kepalanya cepat-cepat.
“Ada syaratnya, Miss,” Sandi siap-siap mengeluarkan ancaman bajingannya. Sandi tersenyum jahat.
“Apa syaratnya?” tanya Miss Tania. Tapi aku yakin Miss Tania uda tau jawabannya apa.
“Miss harus melayani kami semua,” lanjut Sandi.
“Melayani gimana?” tanya Miss Tania lagi.
“Ngentot sama kami semua,” jawab Toni buru-buru.
“Ga mau. Kalian gila. Saya ini guru kalian!” Miss Tania mulai berontak menggerakkan kedua tangannya dan kakinya. Namun tidak bisa berbuat banyak.
“Saya akan teriak sekarang. TOLONG! TOLONG!” teriak Miss Tania. Aku mulai panik takut ada yang mendengar teriakan Miss Tania.
Sandi melihat beberapa temannya panik.
“Jangan khawatir bros. Apartemen ini sepi. Ga akan ada orang yang nolong,” jelas Sandi.
Miss Tania tau memang tidak ada tetangganya di lantai ini. Makanya Miss Tania langsung berhenti teriak.
“Pleasee..anak-anak lepasin Miss ya,” mohonnya.
“Ton, buka borgolnya!” perintah Sandi.
“Makasih Sandi, makasih Toni,” suara Miss Tania terdengar lega.
“Sekarang pegang kedua kakinya, Ton, Nga!” perintah Sandi tiba-tiba.
“Apa-apaan kalian!” kembali Miss Tania berontak. Kedua kakinya digerakkan sekuat-kuatnya. Tapi dipegang oleh Toni dan aku yang jelas tenaganya lebih kuat. Miss Tania tidak bisa berbuat apa-apa. Sandi lalu merogoh ke dalam selangkangan Miss Tania yang terbuka karena memang dia hanya memakai rok. Sedangkan kakinya melebar karena dipegang olen Toni dan aku
“SANDIIIII…!” teriak Miss Tania ketika Sandi dengan kasar menarik celana dalam Miss Tania sampai terlepas dari selangkangannya. Lalu Sandi membuang celana dalam Miss Tania sembarangan.
“Thom, tarik ke atas roknya!” perintah Sandi lagi.
Kini Miss Tania menggoyangkan pinggulnya juga menahan agar Thomas tidak bisa menarik roknya ke atas. Thomas yang cupu yang sudah bernafsu, bersemangat menarik rok Miss Tania ke atas. Terlihatlah selangkangan Miss Tania yang putih mulus. Dengan bulu kemaluannya terbentuk rapi. Tidak banyak tapi cukup menggoda. Aku yang memegang kaki kirinya memandang keindahan di depan mata. Sambil menahan rontaan kaki Miss Tania, penisku berdiri. Terlihat belahan klitoris Miss Tania yang merah muda. Membuat darahku bergejolak.
Lalu Sandi menekan lagi tombol shutter beberapa kali. Mengambil foto seluruh badan Miss Tania yang bisa dibilang hampir bugil.
“Sandi, please…berhenti. Jangan perlakukan Miss begini…,” kini suara Miss Tania terdengar sangat memelas. Rontaannya pun berhenti, tapi aku dan Toni masih memegang kedua kakinya.
“Jadi Miss mau aku sebarin foto-foto Miss ini?” tanya Sandi lagi, kini dengan sedikit penegasan.
Miss Tania menangis sekarang. Air matanya bercucuran.
Miss Tania tidak menjawab. Hanya menangis sedangkan kedua tangannya masih terikat di kursi.
“Jadi gimana, Miss?” tanya Sandi lagi, mendekatkan wajahnya ke Miss Tania.
Miss Tania terpaksa mengangguk.
“Tapi kalo Miss macam-macam, sekali aja. Langsung aku sebarin foto ini.” ancam Sandi.
“Kalo Miss Tania tidak melayani kami dengan baik. Aku pun langsung menyebarkan foto-foto ini,” lanjut Sandi.
“Kalo Miss menolak keinginan kami. Langsung aku sebar foto-foto ini. Paham, Miss?” ujar Sandi kemudian.
“Iya,” jawab Miss Tania pelan.
“Apa, Miss. Ga kedengaran,” bajingan nih Sandi. Aku aja kedengaran. Sengaja dia memperolok Miss Tania.
“Iya,” jawab Miss Tania sedikit lebih keras.
“Liat aku kalo ngomong, Miss,” kini Sandi terlihat makin keras.
“Iya,” Miss Tania menatap Sandi dengan penuh kemarahan.
“Hmmm…kalo liatnya sambil marah. Aku sebarin nih,” Sandi membuat Miss Tania tidak berkutik.
“Iya, Sandi,” Miss Tania berusaha tersenyum. Bajingan memang Sandi ini.
“Bagus , Miss. Sekarang aku akan lepasin Miss. Tapi kalo Miss berusaha kabur. Aku langsung sebarin foto ini. “
Sandi mengambil laptopnya. Lalu menyambungkan kabel dari kameranya ke laptop. Mengcopy semua foto-foto tadi.
“Ton, lepasin ikatan Miss Tania,” perintah Sandi lagi.
Setelah dilepas ikatannya oleh Toni, Miss Tania masih menangis. Tapi dia terlihat tidak berniat kabur. Takut ancaman Sandi.
Miss Tania mengelus-elus pergelangan tangannya. Kesemutan kayaknya. Dia diam di kursi. Menarik roknya ke bawah. Lalu menutupi menurunkan tanktopnya ke bawah sehingga kini payudaranya tertutup.
“Will, lu bisa kan videoin pake kamera ini?” tanya Sandi pada William.
“Bisa bos,” William lalu mengambil kamera dari tangan Sandi.
Lalu Sandi berdiri.
“Siapa suruh Miss turunin tanktop dan roknya. Buka sekarang di depan kami!” perintah Sandi.
Miss Tania terbelalak mendengar perkataan Sandi. Menggelengkan kepalanya.
“Thom, lu tinggal pencet enter di laptop gua. Itu langsung terkirim ke email teman-temen kita,” Sandi menyuruh Thomas yang segera duduk di depan laptop. Gila bener Sandi. Aku suka gayanya. Makin membuat permainan ini semakin menarik.
“Jangan…iya sa…Miss akan buka baju Miss,” Miss Tania berdiri dengan ragu-ragu.
Tapi Miss Tania hanya berdiri diam.
“Ini peringatan terakhir buat Miss. Kalo masih melawan, aku tidak akan kasi ampun lagi!” ancam Sandi.
Dengan terpaksa, sambil menangis, Miss Tania membuka kemeja putihnya. Lalu tanktopnya dibuka pelan-pelan dari bawah.
“Cepetan Miss. Ga boleh lambat,” ujar Sandi. Aku menikmati striptisnya Miss Tania.
Miss Tania sudah menurunkan tanktopnya. Posisi berdiri ternyata membuat payudara Miss Tania terlihat lebih indah dengan putingnya yang pink. Aku menggesek penisku dengan tangan.
Kini Miss Tania menurunkan roknya lalu mengangkat kedua kakinya untuk melepas roknya. Kedua tangannya, satu dipakai untuk menutup kedua payudaranya. Satu lagi menutup vaginanya.
“Siapa suruh ditutup, buka!” ucap Sandi lagi.
Sandi berbeda banget dari sebelumnya yang terlihat gugup. Kini dia merasa diatas angin, karena sudah punya senjata untuk mengancam Miss Tania.
Miss Tania menurunkan kedua tangannya. Kini Miss Tania benar-benar telanjang bulat. Tubuhnya benar-benar indah. Wajahnya yang penuh air mata tidak mengurangi keseksiannya. Aku tambah keras menggesek penisku yang menyembul menekan celanaku.
Sandi lalu mendekati Miss Tania. Langsung mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Miss Tania menggoyangkan kepalanya, mencoba menghindari ciuman Sandi. Lalu berhenti, mungkin dia teringat ancaman Sandi jika dia menolaknya.
Sambil memeluk erat tubuh bugil Miss Tania, kini lidah Sandi masuk ke dalam mulut mungil Miss Tania. Terlihat Sandi bernafsu sekali mencium Miss Tania. Miss Tania berusaha membalas ciuman ganas Sandi. Terlihat Sandi memejamkan matanya. Menikmati ciuman Miss Tania.
“Aah gila. Enak banget ciumannya, bro,” Sandi menyudahi ciumannya. Terlihat dia ngos-ngosan. “Mulutnya Miss Tania seperti mengisap banget. Apalagi lidahnya. Baru kali ini gua menikmati ciuman seenak ini,” Sandi terlihat keenakan abis ciuman dengan Miss Tania. Lalu sambil mengambil napas panjang. Sekali lagi Sandi melumat bibir Miss Tania. Menghisap kedua bibir Miss Tania yang mungil. Lalu kemudian menyelipkan lagi lidahnya ke dalam mulut Miss Tania. Miss Tania yang menengadah karena Sandi lebih tinggi. Sandi mengerang kenikmatan ketika lidah Miss Tania bergesekan dengan lidah Sandi. Lalu Sandi melepaskan ciumannya. Sambil terengah-engah. Wajahnya memperlihatkan rasa nikmat. Padahal ini baru ciuman lho. Betapa hebatnya berarti Miss Tania, batinku. Kami tidak salah pilih.
“Mana coba,” langsung aja Toni mendekati Miss Tania. Toni jelas sudah ahli mencium. Bibirnya tidak kalah ganas seperti Sandi. Mengecup, mengemut bibir merah Miss Tania. Aku seperti mendengar rintihan Miss Tania. Apakah Miss Tania sudah kerangsang? Padahal tadi menolak dengan keras sampe nangis-nangis. Lidah Toni pun masuk ke dalam mulut Miss Tania. Bermain dengan lidah Miss Tania. Toni terlihat mengerang kenikmatan ketika lidah Miss Tania bersentuhan dengan lidah Toni. Sambil mengerang kenikmatan, tangan Toni meremas bokong Miss Tania. Curi-curi kesempatan nih bangsat.
“Wah gila bener banget bro. Apa begini ya wanita dewasa, ciumannya lebih nikmat,” ujar Toni menarik napas ketika dia melepas ciumannya. Sudah dua orang yang bilang ciuman Miss Tania dahsyat. Penasaran aku. Masa sih segitu nikmatnya berciuman dengan Miss Tania. Aku sekilas melihat Thomas dan Fatty yang melongo melihat adegan ciuman di depan mereka. Sedangkan William sibuk merekam di kamera. Aku yakin mereka pasti mau mencobanya juga.
“Aku juga mau coba ah,” lalu aku langsung melumat bibir Miss Tania sambil memegang kedua pipi Miss Tania. Wah gila banget. Pipinya halus banget. Kedua payudaranya yang montok menekan dadaku. Kurasakan puting Miss Tania mengeras, menggesek bajuku. Terasa didadaku. Berarti bener Miss Tania kerangsang dengan ciuman kami bertiga. Ketika lidahku bersentuhan dengan lidah Miss Tania. Rasanya seperti geli-geli tersengat listrik skala kecil, kayak kesetrum. Tapi kesetrum nikmat namanya. Apalagi ketika lidahku disedot oleh bibir Miss Tania. Melayang rasanya. Belum pernah aku merasakan ciuman seperti ini. Benar-benar berbeda sensasinya.
Aku pun menghentikan ciumanku ketika aku merasa nafasku seperti berhenti bernafas saking menikmati ciuman dengan Miss Tania. Gila tiga orang berarti yang menyatakan ciuman Miss Tania memang dahsyat. Apalagi memeknya ya, pikirku. Pasti lebih dahsyat.
Miss Tania sudah tidak menangis lagi. Kuperhatikan memang putingnya lebih terlihat mancung dari awal pertama kali kulihat.
Tapi tampaknya Sandi ingin bermain santai dengan Miss Tania. Dan harus kuakui, dia pemimpin geng yang adil.
“Miss Tania sekarang cium Bimo,” perintah Sandi.
Miss Tania berjalan pelan ke arah Fatty. Jelas Miss Tania sudah tidak bisa berkutik dengan ancaman Sandi. Pelan-pelan tubuh telanjang Miss Tania membungkuk, mendekatkan bibirnya ke bibir Fatty. Asik nih, kita liat apakah Fatty bakal remedial atau ga dicium Miss Tania.
Fatty memejamkan mata ketika bibir Miss Tania mencium bibirnya, lalu Miss Tania menyelipkan lidahnya ke dalam mulut Fatty. Aku melihat kaki Fatty seperti menegang, lalu terdengar erangannya yang tertutup mulut Miss Tania. Entah saking nikmatnya, memang nikmat sekali sih atau karena ini ciuman bibir pertama dengan seorang wanita. Fatty langsung pingsan. Kepalanya terkulai di sofa. Apa-apaan ini?
“Wah Fatty, remedial lu,” Toni tertawa.
Miss Tania terlihat ketakutan karena Fatty tiba-tiba pingsan.
“Ga apa-apa Miss, Fatty masih perawan kok. Hehehe. Thom, berdiri, giliran lu sekarang,” perintah Sandi.
“San, gua ke belakang dulu,” Thomas langsung lari terbirit-birit sambil memegang selangkangannya.
Kami tertawa melihat tingkah laku Thomas. Aku yakin dia mah ejakulasi dini. Remedial juga dia. Hahaha.
“Lu mau, Will?”tanya Sandi.
“Entar aja bro. Kalian bersenang-senang dulu aja dengan Miss Tania. Giliran gua bersenang-senang nanti setelah kalian. Tapi gua ga mau kalian campur tangan kalo gua lagi bersenang-senang dengan Miss Tania,” jawab William dengan santainya.
Apa maksudnya nih orang? Misterius sekali ucapannya.
Bersambung
Pembaca setia BanyakCerita99, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)BTW yang mau Mensupport Admin BanyakCerita dengan Menklik Gambar Diatas dan admin akan semakin semangat dapat mengupdate cerita full langsung sampai Tamat.
Terima Kasih 🙂