Istriku dijadikan budak seks anak pembantuku Part 10
Dilema Arini 2.
Pov. Arini
BOWO JONGOSKU… Aahh kenapa dia, ada apa dengannya, kenapa seharian ini dia
begitu cuek dan pendiam, ada apa sih sebenarnya dengan anak itu, kenapa dia, Ah
Jongos sialan.
Kesal??? Ya hari ini aku begitu kesal dengan si JONGOSku itu. JONGOS sok perkasa itu
sudah benar benar membuatku uring uringan, betapa tidak!!! biasanya si JONGOS itu
selalu menggarapku habis habisan sampai sampai aku terkapar dibuatnya, eh tau tau
jadi sok alim dia, jangankan menggarapku, menyentuhku pun tidak, Ahhh Jongos sialan.
Eh kok aku jadi kesal sih sama si Jongos itu, kenapa aku bisa kesal akan perubahan si
Jongosku itu ya, Ada apa denganku ini, kenapa aku mengharap Bowo mau
menyetubuhiku lagi. Padahal Seharusnya kan aku senang jika Jongos itu berubah jadi
alim, dan aku tak perlu jadi gundiknya lagi kan.
Bowo ya si jongosku itu, Aku kira jongosku itu hanya pura pura alim saja, eh ternyata
dugaanku salah. Sudah seharian ini bahkan sudah berganti malampun jongosku itu
belum menyentuhku sama sekali, bahkan aku sempat beberapa kali menggodanya,
dengan cara aku telanjang bulat dihadapannya, tapi tetap saja sijongosku itu tak
menyentuhku, bahkan ketika aku memohon, mengemis minta digarapnya pun dia tetap
diam.
“Mah, apa Bowo beneran tidak mau tidur disini mah” Ucap suamiku membuyarkan
lamunanku. ya saat ini aku tengah melamun tentang si jongos brengsek itu, bisa bisanya
dia nyuekin nyonyanya yang cantik ini.
“Buktinya Bowo disini tidak pah” Ucapku sewot ke suamiku yang kini lagi tiduran
disampingku, kulihat jam dinding sudah menunjukan pukul 10 malam.
“Tidak mah, tapi papah heran kenapa dia berubah pikiran gitu ya mah” Ucap suamiku
yang kini sedang menatapku.
“Mana mamah tau pah, jangan jangan papah ngancam dia ya pah” Tuduhku dengan
nada judes serta tatapan sinis ke suamiku. dan aku heran kenapa tiba tiba aku bisa
menuduh dan marah ke suamiku ya, seharusnya kan aku senang tandanya suamiku mau
menyelamatkanku dari jeratnya Bowo, ah ada apa denganku, kenapa aku seakan akan
tak mau terselamatkan dari perbudakkannya si Bowo, ah ada apa ini, apakah aku sudah
takluk sama sibowo jongosku sendiri.
“Kan tadi malam papah dah bilang, kalo papah tak pernah bicara sama Bowo mah, toh
anak itu kan selalu bersama mamah, mana ada waktu buat ngancam dia mah” Ucap
suamiku dan aku masih menatap sinis kearahnya.
“Ya siapa tau papah pake bahasa isyarat ngancamnya, kan mamah nggak tau” Ucapku
masih judes ke suamiku, entah kenapa aku tak rela bila Bowo diancam sama suamiku,
aku tak tau kenapa aku bisa begini, yang aku tau hanya sijongos itulah yang bisa
memuaskanku.
“Suerrr mah, papah nggak ngancam kok, dah ya jangan judesin papah lagi, serem” Ucap
suamiku dan aku pun tersenyum mendengarnya, aku yakin suamiku jujur jadi aku
enggan mencercanya lagi. Eh, kenapa suamiku bertanya tentang Bowo ya, trus
sepertinya suamiku seakan akan mengharap Bowo tidur disini, ehm baiknya aku
tanyakan deh.
“Pah, apa papah nggak keberatan bila Bowo tidur seranjang sama mamah pah” Ucapku.
“Jangankan tidur, Mamah diewek saja papah nggak marah kok” Ucap suamiku.
“Papah aneh kok papah diam saja ya lihat mamah diewek sama Bowo jongos kita”
Ucapku dan aduuuuhhhh, tiba tiba saja aku merasa horni saat aku menyebut nama
Bowo, pengen digaraaaap!!! lagian si jongos itu seharian ini belum menggarapku, jadi
kepengenkan!!!
Sebenarnya aku mau menemui si Bowo dan memintanya tuk menggarapku, tapi ku
urungkan niatku, karena aku tau pasti hasilnya nihil. Gimana ya, lagi horni nih, eh minta
suami deh. Lalu tanganku menurunkan celana suamiku, membuat titit suamiku terlihat
dimataku, duh unyu unyunya nih titit. lalu kukocok sebentar, sebentar saja kalo lama
croot lagi, Lalu aku bangkit dan duduk di atas suamiku, Kusingkap rok gaunku keatas,
dan sleeeb sekejap saja titit mungil suamiku tertanam di vaginaku.
“Pah, lubang mamah dah longgar pah, titit papah nggak terasa pah” Ucapku jujur sambil
naik turun kan tubuhku, otomatis titit suamiku keluar masuk dinonokku, iiihhh geli.
“Iya mah dah longgar mah, ouuuccchhhh aaaarrrggghhh” Erang suamiku dan aku pun
kaget dibuatnya.
“Ah papah payah, gitu kok bilang iya punya mamah dah longgar, baru masuk aja dah
crot, sialan ngotori memek mamah aja, brengsek” Makiku dan aku tak peduli jika suami
payah ini tersinggung akan ucapanku, lagian ngatain punyaku dah longgar segala,
padahal punya nya saja terlalu mungil.
Aduuuhhh, mana belum puas lagi, ah sial tambah gatel saja nih lubang, pengen dijejali
yang jumbo nih, aduuuhhh Bowo entot gundikmu ini Bowo. Aku benar benar sudah tak
tahan pengen segera dientot sama Bowo, dan ketika aku hendak keluar kamar dan
menemui Bowo tiba tiba aku ingat, ya aku ingat Bowo pasti tak mau menjamahku, Jadi
kuurungkan niatku menemui Bowo.
Kurebahkan lagi tubuhku, kupenjamkan mataku, aku ingin segera terlelap, dan segera
menjemput pagi dengan suasana penuh birah