Istriku dijadikan budak seks anak pembantuku Part 2
Waktu itu Pukul 11 malam, dan saat itu aku belum tidur, dan waktu itu aku masih nonton
bola diruang keluarga, sementara istri dan anakku sudah tidur jadi aku nonton bola
sendirian. Dan ntah malam itu tiba tiba aku ingin minum kopi padahal biasanya aku tak
pernah minum kopi malam malam, dan akhirnya aku menuju kedapur hendak membuat
kopi, tentunya aku buat sendiri karena tak mungkin aku menyuruh bi Ijah membuatkan
kopi untukku karena sudah larut malam dan bi ijah tentunya sudah tidur juga.
Saat aku hendak kedapur dan melewati kamar pembantu tiba tiba aku mendengar
desahan desahan seperti orang yang lagi bersetubuh didalam kamar bi Ijah, Tentu saja
membuat langkahku terhenti dan mencoba menguping meyakinkan apa yang kudengar
tadi benar apa salah, dan saat telingaku sudah menempel didaun pintu aku benar benar
tak percaya apa yang aku dengar dan desahan desahan itu memang datangnya dari
dalam kamar bi Ijah dan aku sangat yakin kalo didalam kamar bi ijah ada yang
melakukan persetubuhan, tapi siapa???
Apa jangan jangan bi Ijah membawa orang lain masuk?? tapi tidak mungkin kalo bi ijah
membawa orang lain kan bi ijah tidur sama Bowo anaknya, tapi kok ada yang melakukan
persetubuhan, siapa??? apa jangan jangan bi Ijah sama Bowo melakukan persetubuhan,
tapi mana mungkin kan mereka anak dan ibu masa’ melakukan persetubuhan, tapi
desahan itu…
Ku coba mendengarkan dengan seksama dan tiba tiba aku sangat kaget mendengar
suara dari dalam kamar bi Ijah dan membuatku benar benar tak percaya akan
pendengaranku tapi ini nyata sangat nyata dan aku mendengarnya sangat jelas.
“Buk tempekmu nikmat dan sempit buk, kontolku terasa terjepit buk” Suara dari dalam
kamar bi Ijah dan aku yakin itu suaranya Bowo, dan aku benar benar kaget dan tak
percaya kalo Bowo menyetubuhi ibuknya sendiri, dan waktu itu aku ingin melabraknya
namun ntah kenapa tiba tiba niatku menciut dan malah asik menguping obrolan Bowo
sama bi Ijah disela sela persetubuhan terlarang itu.
“Ahh ahhh ahhh kontolmu yang besar nak tempek ibuk jadi sesak nak ah ah ah
emmmmhhh” Balas bi ijah disertai desahannya dan membuatku benar benar tak
percaya kalo persetubuhan ibuk dan anak benar benar terjadi dan bahkan aku sangat
yakin kalo bi Ijah tidak dipaksa maupun diperkosa sama Bowo anaknya itu buktinya bi
Ijah merasa kenikmatan buktinya bi Ijah mendesah desah gitu, berbeda dengan istriku
saat aku setubuhi desahan istriku sangat lirih serta jarang jarang sangat jauh sama bi ijah
yang lagi disetubuhi sama Bowo ini desahannya terdengar tak putus putus serta keras
lagi… apa ini dikarenakan kontol Bowo besar ya tapi mana mungkin anak seusia Bowo
punya kontol besar sedangkan punyaku saja standar standar saja ah bikin penasaran
saja dan waktu itu memang aku sangat penasaran dan akhirnya aku mengakui kalo
kontol Bowo memang besar tapi saat aku tau bahwa kontol Bowo besar tidak malam itu
tapi keesokan harinya.
“Naakkk ibuk keluarrrr aagggghhhhh” Teriakan bi Ijah disertai lenguhannya membuatku
betul betul terperajat saat mendengarnya dan aku benar benar tak menyangka bi Ijah
mampu meraih klimaks dientot sama Bowo anaknya, benar benar membuatku tak
percaya sungguh aku tak percaya dibuatnya, mana mungkin Bowo seorang anak yang
masih labil mampu memberi klimaks ke wanita dewasa padahal aku saja yang sudah
dewasa bahkan sangat dewasa jarang bahkan tak bisa membuat istriku orgasme.
Diantara rasa tidak percayaanku mendengar lenguhan kenikmatan bi Ijah aku masih saja
menguping dan aku mendengar Bowo berteriak menandakan Bowo juga meraih klimaks
dan saat itu aku ingin menyudahi acara mengupingku, saat aku hendak menjauhkan
telingaku dari pintu tiba tiba aku mendengar bi Ijah bicara sama Bowo anaknya dan
Ucapan bi ijah ini membuatku kaget dan membuat seakan jantungku berhenti sesaat.
“Nak kontolmu kan besar, coba kamu besok setelah tuan Adi sama Aden Raka pergi
kamu entot Nyonya Arini, buat Arini tergila gila sama kontolmu, lagian ibuk sudah sama
sikap bu Arini yang dingin itu berbeda sama suaminya yang baik dan tidak sombong itu
nak” Ucap bi Ijah kala itu yang membuatku merasa marah benar benar sangat marah,
aku sungguh tak menyangka orang yang selama ini sudah kuanggap keluargaku sendiri
tega teganya mau merusak rumah tanggaku, Tapi saat itu aku mencoba menahan
emosiku dan kembali menguping pembicaraan mereka dan aku ingin tau apa
sebenarnya tujuan dari bi Ijah dan soal istriku yang sikapnya dingin seperti yang
diutarakan bi Ijah memang benar itu adanya, Sebenarnya istriku tidak dingin sikapnya
namun istriku orangnya pendiam dan tak banyak bicara, tapi tak seharusnya bi Ijah
berniat begitu keistriku, Walaupun begitu istriku adalah Nyonya dirumah ini terlepas
akan sifat pendiamnya itu.
“Apa ibuk yakin kalo kontolku ini bisa buat Nyonya Arini tergila gila buk, kan punya Tuan
tentunya juga besarkan buk” Balas Bowo kala itu dan aku masih terus menguping
pembicaraan mereka dan aku masih mencoba menahan emosiku agar tidak meledak
waktu itu.
“Pasti lah bisa nak, la wong kontolnya tuan itu mungil kok nak masih jauh lebih besar
juga panjang milikmu ini nak, ibuk tau saat ibuk tak sengaja melihat tuan lagi mandi,
padahal milik tuan itu lagi ngaceng tapi masih kalah dari punyamu yang lagi tidur nak”
Ucap bi Ijah dan tiba tiba membuatku merasa malu mendengarnya, dan aku tak
menyangka kalo ternyata kontolku kecil menurut bi ijah kalah sama kontol anak
bernama Bowo, dan aku jadi ingat saat bi Ijah baru seminggu dirumahku dan bi Ijah
waktu itu lagi bersihin dikamarku dan lokasi kamar mandiku seruang kamar tidurku dan
waktu itu aku lupa menutup pintu eh tiba tiba bi Ijah masuk kekamar mandi hendak
mengambil baju kotor tentunya bi Ijah melihat aku yang lagi telanjang dan kontolku lagi
tengah tegak berdiri dan aku kira waktu itu bi Ijah terpesona sama kontolku ternyata
malah sebaliknya bi Ijah meledek kalo kontolku kecil.
“Apa ibuk yakin rencana kita akan berhasil buk” Ucap Bowo kala itu.
“Serahkan ke ibuk nak, dan besok buatlah Nyonya Arini terpuaskan oleh kontolmu ini,
dan ibuk yakin Nyonya Arini akan menjadi budak mu nak, dah yuk nak tidur” Ucap bi Ijah
membuat emosiku yang tadinya mendidih menjadi luluh lantak, dan waktu itu aku
begitu bingung akankah aku akan mencegah atau membiarkan mereka melakukan
keinginan mereka, dan jujur waktu itu aku juga penasaran akankah Bowo bisa membuat
istriku terpuaskan