Istriku dijadikan budak seks anak pembantuku Part 3
Istriku dijadikan budak seks
anak pembantuku
Lanjutan 2.
Awal kisah istriku disetubuhi Bowo anak dari pembantuku sendiri.
Keesokan harinya tepat pukul 5 pagi aku terbangun. Dan saat aku terbangun tiba tiba
aku ingat jika hari ini kala itu istriku akan disetubuhi sama Bowo yang seusianya lebih
tua sedikit dari Raka anakku atas saran dari bi Ijah ibuknya Bowo. Dan waktu itu aku
sangat gelisah dan bingung akan hal yang akan menimpa istriku.
Disatu sisi aku sangat marah dan tak rela jika istriku bakal disetubuhi oleh Bowo anak
dari pembantuku sendiri, tapi disisi lain aku seperti meng iklaskan istriku disetubuhi
oleh Bowo karena aku ingin istriku memperoleh kepuasan dalam bersetubuh yang
selama hampir 10 tahun tak mampu aku puaskan. Ya saat itu aku begitu bimbang antara
melarang atau mengiklaskan istriku disetubuhi oleh Bowo dan pada akhirnya aku
memilih meski dengan berat hati ku iklaskan istriku disetubuhi oleh Bowo anak dari
pembantuku itu dan aku ingin melihat secara langsung bagaimana reaksi istriku saat
disetubuhi oleh Bowo apakah istriku bakal menikmati ataukah istriku akan tersakiti dan
akhirnya aku merencanakan akan mengintip mereka walau aku harus bolos kerja.
Lalu saat itu aku bergegas mandi dan bilang ke istriku harus berangkat pagi pagi dengan
alasan dipanggi sama bos dan aku juga bilang ke istriku kalo aku berangkat tidak
memakai mobil sendiri melainkan memilih naik taksi saja. Akhirnya pukul 6 pagi akupun
pura pura berangkat kerja padahal aku cuma pura pura berangkat.
Setelah istriku masuk rumah saat mengantarku, aku langsung menuju pintu belakang,
dan saat itu aku bersembunyi di kamar yang aku jadikan gudang, Dan gudangku
posisinya disamping halaman belakang rumahku yang aku jadikan taman. Saat ini aku
menunggu anakku berangkat sekolah dan aku tau anakku Raka pasti berangkat sekolah
pukul 6 : 30.
Setelah menunggu hampir setengah jam aku mendengar anakku pamit ke mamanya dan
setelah anakku sudah berangkat aku mendengar langkah kaki menuju ke taman dan aku
yakin itu Bowo karena memang pekerjaan Bowo pagi pagi ini menyiram taman dan tak
lama kemudian aku mendengar suara langkah kaki lagi menuju taman dan aku yakin itu
bi Ijah dan tak lama kemudian Bowo berkata ke ibuknya.
“Buk, den Raka sama Tuan dah berangkat, apa sebaiknya sekarang aku entot Nyonya
Arini buk” Ucap Bowo saat Bowo saat ini berada ditaman jadi aku bisa mendengarnya
dengan jelas dan saat Bowo berkata demikian membuat jantungku kala itu tersentak
dibuatnya. Tiba tiba hatiku terasa sakit, merasa marah saat aku tau istriku akan
disetubuhi oleh pembantuku sendiri tapi rasa penasaranku yang tinggi mengalahkan
rasa sakit juga rasa amarahku ke Bowo yang akan menggauli istriku.
“Ya nak lebih cepat lebih baik, ya sudah ayok kita kekamar nyonya mumpung nyonya
sekarang masih dikamar” Jawab bi Ijah membuatku juga tak sabar melihat istriku yang
alim juga muslimah itu bakal digagahi sama Bowo anak pembantuku sendiri.
“Ayo buk Bowo sudah tak sabar rasanya pengen menyodok nyodok tempeknya Nyonya
Arini” Ucap Bowo dan aku mendengarnya jadi geram karena menurutku ucapan Bowo
terlalu jorok untuk di ucapkan dan tak pantas rasanya seusia Bowo berkata jorok seperti
itu, aku saja tak pernah berkata jorok seperti itu, kalaupun pernah pasti istriku ngomel
ngomel kalo perkataanku tak pantas diucapkan.
“Ya sudah tunggu dulu ibuk mau mengambil pisau” Ucap Bi Ijah, membuatku bingung
dan aku berfikir buat apa bi Ijah mengambil pisau, apa jangan jangan mau mengancam
istriku ya jika istriku mau melawan dan aku tak menyangka kalo bi Ijah ternyata benar
benar sudah merencanakan ini dengan matang matang.
“Buat ngancem ya buk, ya sudah Bowo tunggu didepan pintu kamar nyonya bu” Ucap
Bowo.
“Ya nak” Balas bi Ijah disertai suara langkah kaki menjauhi taman. setelah nunggu
beberapa saat dan aku merasa yakin kalo Bowo dan ibuknya sudah tak lagi ditaman
akupun keluar dari gudang dan melangkah mengendap ngendap ke arah kamarku dan
kulihat bi Ijah serta Bowo masuk kedalam kamarku dan aku pun langsung mendekati
pintu kamarku yang keadaannya terbuka, ternyata bi Ijah tak menutup pintu kamarku
membuatku mudah untuk mengintip aksi Bowo dan bi ijah memperdaya istriku.
Saat aku mengintip tau tau bi Ijah lagi menodongkan pisaunya ke arah istriku dan jarak
bi Ijah hanya setengah meter dari istriku membuat istriku kaget juga panik lalu istriku
berkata…
“Apa apaan ini bi Ijah kenapa menodongku, apa yang kalian mau, uang” Ucap istriku
yang berusaha menekan rasa paniknya.
“Saya tak butuh uang Nyonya dan saya harap Nyonya tak berteriak kalo Nyonya
berteriak pisau ini akan menancap di badan nyonya dan saya pastikan nyonya bakal
mati” Ancam bi Ijah ke istriku membuatku sangat takut saat itu namun aku tak beranjak
dan tetap mengintip mereka.
“Iya saya takkan teriak tapi apa yang kalian inginkan” Ucap Istriku yang kini terlihat
ketakutan setelah diancam sama bi Ijah.
“Saya ingin Nyonya telanjang bulat dan layani Bowo anak saya ini” Suruh Bi Ijah ke
istriku.
“Apa!!! tidak saya tidak mau” Tolak istriku tak menuruti apa yang disuruh bi Ijah.
“Jadi nyonya memilih mati, nyonya mau mati ya” Ancam bi ijah sambil mendekatkan
pisau nya semakin dekat ke istriku membuat istriku sangat ketakutan.
“Baiklah saya akan turuti kemauan kalian tapi tolong jangan bunuh saya” Ucap istriku
lalu istriku hendak melepas jilbabnya namun istriku sepertinya enggan melepasnya
jilbabnya, membuat bi Ijah tak sabaran lalu mengancam istriku lagi.
“Nyonya Cepat telanjang bulat atau Nyonya mau pisau ini menancap ke perutmu
nyonya” Ancam Bi Ijah kembali sambil pisaunya disentuhkan keperut istriku dan aku
yakin kalo istriku menolak lagi pasti pisau itu akan menusuk keperutnya dan aku yang
4/27/23, 5:02 PM Istriku dijadikan budak seks anak pembantuku – 3 | Cerita Sex
https://ceritaseru.xyz/istriku-dijadikan-budak-seks-anak-pembantuku-1301867-3 4/7
menyaksikan itu membuat tubuhku mengginggil sehingga aku tak mampu mau
menolong istriku dan aku hanya bisa pasrah akan nasib istriku yang di ujung tanduk itu.
“Jangan jangan bunuh saya, saya akan lakukan tapi jauhkan pisau itu keperutku” Ucap
Istriku dan lalu bi Ijah menarik pisaunya namun tak begitu jauh dari perut istriku dan aku
melihatnya menjadi lega karena istriku terselamatkan nyawanya tapi tiba tiba tubuhku
semakin mengginggil saat istriku sudah melepas jilbabnya, setelah jilbabnya terlepas
lalu dengan berderai air mata istriku perlahan lahan melepas gamisnya dan kini tinggal
bh dan cd yang menempel ditubuh istri lalu dengan tangan gemetar istriku membuka
pengait bhnya lalu bh istripun terlepas dari tubuhnya membuat payudara istriku yang
berukuran biasa saja itu pun terlihat dengan jelas, dan kini tinggalah cd putih yang masih
melekat ditubuh istriku tapi tak butul lama cd itu pun terlepas dan kini vagina yang
ditumbuhi bulu yang lebat itu pun terlihat dengan jelas pula membuat hatiku sangat
sakit karena dimana tubuh telanjang istriku yang seharusnya hanya boleh terlihat olehku
kini bisa dilihat oleh anak bernama Bowo dengan bebasnya.
“Bagus, sekarang Nyonya telentang diranjang nyonya dan tangan nyonya diangkat
keatas” Suruh bi Ijah ke istriku yang tak lain adalah Majikannya sendiri, Sementara
dengan patuhnya istriku melakukan apa yang disuruh oleh pembantunya sendiri dan
istriku kini tengah terlentang dan tangannya terangkat ke atas kepalanya.
“Nak ikat tangan Nyonya biar nyonya tak berontak berontak nantinya nak” Ucap bi Ijah
ke anaknya Bowo.
“Baik buk” Balas Bowo dan Bowo pun langsung mengikat tangan istriku dan kini tangan
istriku terikat di dirangka ranjang kamarku.
“Sekarang nak masukan kontolmu ke tempek Nyonya” Ucap bi Ijah dan membuat
jantungku seakan berhenti berdetak setelah mendengar ucapan bi Ijah.
“Tapi masih kering buk tempek Nyonya, bakalan susah nanti buk lagian tempek Nyonya
masih terlihat sempit itu buk, punya ibuk yang dah longgar saja masih susah kok buk”
Ucap Bowo sambil melepas kolornya otomatis penis Bowo terangguk angguk dengan
bebasnya membuatku terbelalak, kaget tak percaya, ternyata benar yang dikatakan bi
Ijah tadi malam kala itu kalo penis Ujang memang besar dan panjang bahkan bagiku itu
terlalu besar jika dibanding sama penisku dan aku yakin seyakin yakinnya kalo penis
besar milik Bowo bakal merobek vagina istriku dan aku yang membayangkannya saja
membuatku bergidik ngeri apalagi istriku pasti istriku juga akan kaget jika melihat penis
Bowo yang besar itu tapi sayang istriku tak menatap kearah kontol Bowo dan tatapan
istriku mengarah ke atas melihat langit langit kamarku sambil berlinang air mata.
“Biar saja nak biar tempek Nyonya jadi longgar dan menganga, dan nanti genjotnya yang
keras keras buat tempek Nyonya melar semelar melarnya, biar penis tuan yang mungil
ngil itu cuma bisa bikin geli tempek Istrinya” Ucap bi Ijah membuatku semakin bergidik
ngeri dan aku hanya bisa pasrah akan hinaan nya padaku karena ku akui penisku
amatlah mungil jika dibandingkan milik Bowo.
Dan kulihat Bowo sedang melebarkan kaki istriku selebar lebarnya setelah itu kulihat
Bowo sedang mengarahkan kontol besarnya itu ke celah sempit milik istriku.