Menanam Benih di Rahim Ibu dan Adikku Part 10
Akhirnya sebelum tengah hari ayah pun berangkat juga pergi ke kota, kini dirumah
tinggal aku, ini dan Nita. Kami bertiga senang sekali ditinggal ayah, apalagi ibu.
Ibu pergi ke kamar mandi lama sekali, lalu keluar kembali.
“Abis ngapain Bu, ayah pergi kok malah ke kamar mandi?”
“Ibu abis cukur jembut ibu sayang biar gak terlalu lebat.. hihihi..!”
“Wahh! Beneran bu dicukur? Jadi penasaran gimana rasanya, pasti enak banget
dijilatnya..”
“Iyaa dong, kalau mau bersetubuh itu harus totalitas jangan setengah-setengah.. kata ibu
juga kan kemarin apa? Kalau ibu lagi serius ingin disetubuhi suka gini lho sayang..”
“Rama suka semangat ibu kalau mau bersetubuh, memang ibu contoh yang baik bagi
Rama dan Nita, coba Bu lihat vaginanya sebentar boleh yaa??”
Ibu pun membuka handuknya, “tuh..! Gimana sayang vagina ibu..??” Kata ibu sambil
merenggangkan kedua kakinya “rapih kan?” Kata ibu lagi.
“Waaahh..!! Sumpah Bu, Rama suka..” lalu aku tarik kedua bibir vagina ibu kesamping
dan ku cium aromanya.. “ohh.. ibu wanginya tempekmu Bu, Bu, sekarang aja yuk udah
gak kuat nihh..!”
“Tapi, Rama ini kan masih siang? Nanti ada orang lho..!!”
Kata ibu
Tapi adikku Nita berkata, “Gpp kak, kakak sama ibu duluan aja, biar Nita aja yang jaga
ditengah rumah takut nanti ada orang. Tapi kak, nanti malam Nita siap lho di genjot
lagi..!! Kuat gak ntar malem?”
“Beneran dek mau jaga? Tuhh Bu ayo bu..?!”
“Nita!, Ibu ke kamar dulu yaa sayang..?”
“Iyaa Bu, ibu sama kakak duluan. Kalau Nita gak kuat mah, Nita pasti nyusul.. hihihi..”
“Iyaa nak betul! Kalau gak kuat mah masuk aja ke kamar, kita siksa kakak kamu ini..
hihihi”
Kata ibu, tapi sekarang malah aku yang ditarik ke kamar sama ibu, tadi malu-malu
katanya masih siang.
Sebelum ibu rebahan dikasur, ku peluk tubuhnya yang montok berisi itu sambil aku
ciumi bibirnya. Ibu membalas ciumanku dan mulai bangkit birahinya menjalar keseluruh
tubuh. Aku pun sangat menikmatinya, ketika bibirku bertemu dengan bibir ibu, penisku
langsung ngaceng.
Ibu tersenyum kepadaku, sejenak dilepaskannya ciumanku, lalu ibu berkata,“nak, hamili
saja ibu sekarang, ibu tak mau menunggu lebih lama lagi untuk mengandung anak dari
kamu sayang..” aku terkejut dengan keinginan ibuku ini.
“Tapi, bagaimana nanti dengan ayah Bu? Aku pasti bakalan diusir..?” Kataku sambil
memegang kedua pinggulnya ibuku.
“Sayang, kenapa ibu tiba-tiba ingin mengandung anakmu karena ibu percaya sama kamu
sayang. Kamu putra ibu di rawat sejak dari dalam kandungan hingga sebesar ini, bukan
langsung di usia 23 tahun. Ibu yakin karena kamu akan bertanggung jawab kan? Kalau
ibu hamil.” Ibu menatapku serius dan penuh harap mendapatkan jawaban yang
diinginkannya.
“Bu, justru Rama merasa tersanjung dikasih kehormatan untuk menghamili ibu. Aku
berjanji sama ibu, bahwa Rama akan bertanggung jawab jika ibu hamil. Rama akan
bekerja lebih semangat, lebih keras untuk menghidupi ibu dan Nita Bu.” Kataku
meyakinkan ibu.
Kulihat ibu berkaca-kaca matanya, dia memandangku seakan aku seperti secercah
cahaya dikegelapan yang menerobos kedalam relung jiwanya.
“Oohhh.. putra ibu yang ganteng, kata-kata kamu membuat ibu terasa damai sayang.
Nikmatilah tubuh ibu sayang, setubuhi ibu, hamili ibu..” ibuku seakan ingin segera
menyatukan tubuhnya denganku.
Ku tarik pinggul ibu kedepan, sehingga selangkanganku merapat dengan ibu. Tubuhku,
pikiranku, jiwaku serasa ingin menyatu dengan ibu. Birahiku semakin terasa panas
didalam tubuhku, terus mengalir keseluruh tubuhku. Dengan isyarat bahasa tubuh ku
tuntun ibu kekasur, ibu mengerti maksudku. Ibu merebahkan dirinya dikasur, lalu aku
buka bajuku dan melepaskan celanaku kutindih tubuhnya yang montok itu.
Sensasi menyetubuhi ibu kandung sendiri ada sensasi yang sangat dahsyat ku rasakan,
antara perasaan sayang dari anak kepada ibu juga birahi didalam diriku seperti
gumpalan hawa nafsu yang semakin besar, ingin sekali aku lepaskan kedalam tubuh ibu.
Setelah aku menciumi ibu, ku lepaskan lilitan handuk ditubuhnya yang montok. Untuk
pertama kalinya dalam hidupku, kini kulihat secara langsung tubuh ibu yang seutuhnya
telanjang bulat didepan mataku. Tubuhnya ibu yang selama ini aku ingin sekali
menyetubuhinya kini terhampar didepanku.
Mataku fokus ke vaginanya ibuku yang tebal dan tembem itu, jiwa incestku mengalir
melalui aliran darahku dan berpusat di penisku. Tubuh ibu yang begitu sempurna
dimataku, sampai aku bingung yang mana dulu bagian tubuh ibu yang pertama aku
nikmati rasanya itu.
Tapi aku secara naluriah mengarahkan wajahku diatas vagina ibu, ku cium tepat
dibelahan vaginanya dan ujung hidungku mengenai klentitnya. Ku hirup aroma
vaginanya Ugh! Sungguh aku mencium wangi sabun sirih dan bau khas vagina ibu
membuatku semakin sange kepadanya.
Ketika kusentuh permukaan vaginanya, terasa ditelapak tanganku vagina ibu
memancarkan aura kehangatan. Dengan masih belum aku lebarkan kakinya, aku ciumi
vagina ibu perlahan dengan penuh perasaan sange. Seperti memegang benda keramat
yang begitu berharga, aku sangat mengagumi keindahan dari vagina ibu yang terlihat
mewah dan berkelas, tempat dimana berbagai macam kenikmatan semuanya ada disitu,
vagina ibuku.
Ibu memejamkan matanya mencoba meresapi setiap sentuhan lembut di vaginanya,
bahasa tubuhnya tak bisa menahan gejolak jiwanya yang ingin segera aku setubuhi.
Kini kedua kaki ibu aku lebarkan sehingga terlihatlah secara detail vagina ibuku didepan
mataku, entah kenapa aku sangat menyukai aroma juga rasa yang benar-benar istimewa
dari vagina ibuku. Mungkin beberapa orang akan merasa jijik menjilati, menghisap,
bahkan sampai menelan rasanya vagina. Tapi aku menghargai vagina ibuku dengan
menjilatinya sambil menghirupnya, bentuknya memang sudah tak sebagus Anita, tapi
sensasi rasanya sungguh menggoda.
Setelah aku puas, ku arahkan penisku kearah lobang vaginanya, baru nempel saja sudah
membuat tubuhku bergidik karena aura kenikmatan itu sudah terasa meskipun masih
berada di pintu gerbang vaginanya. Dengan penuh semangat untuk misi menghamili ibu,
aku hentakkan sekaligus penisku sampai tenggelam ke dalam jurang kenikmatan ibu
BLESSS..!! Uugghh..!! Aaahhh..!! Kami berdua melenguh panjang berbarengan. Lalu aku
tindih ibuku yang montok itu dengan tubuhku yang sebenarnya kekar dan besar jika
sedang bersetubuh dengan Anita. Tapi karena tubuh ibu montok, maka dalam hal badan
aku kalah dengan ibu.
Selain aku menyayangi ibuku sebagai orang yang melahirkan aku dulu, aku juga sangat
ingin dari rahim ibu tumbuh janin dari persetubuhanku dengannya.
Ketika aku sedang menggenjot ibu, dia senyum sambil sesekali terpejam matanya
karena merasakan kenikmatan incest yang begitu luar biasa nikmatnya!
“Sayang.. rasanya.. ibu jatuh cinta.. sama.. kamu sayang… Aahhh… Aaahhh…
Ssssshhh…”
“Rama juga Bu.. sayang ibu… Cinta ibu.. yakin ibu ingin mengandung anakku sekarang?”
“Iyyaa sayang.. ibu.. ingin… Punya anak.. dari kamuhhh… Hamili ibu nak…”
“Baik Bu…”
Hujamanku semakin cepat menggenjot vagina ibu, kami berdua sudah tak perduli
dengan status keluarga atau dosa, yang kami inginkan hanyalah ingin memiliki anak dari
hubungan incest ini.
Ibu sampai menganga sedikit bibirnya ketika vaginanya aku genjot dan payudaranya aku
hisap. Ketika sedang menganga itu aku mencoba memberanikan diri meneteskan air
ludahku ke mulutnya, dan tak disangka ibu menelannya berkali-kali sampai aku merasa
bersalah karena meludahi mulut ibu, aku hisap mulutnya sambil memainkan lidahku
didalam mulutnya.
Tentu yang namanya seorang ibu tahu apa yang dipikirkan anaknya, dia pun
membiarkanku menikmati seluruh tubuhnya.
Tiba-tiba saja ibu mendekapku erat sambil berkata,“sayaanngg rasanya ibu mau
keluaarr… Uugghhh..!! Aaahhh… Aaahh…!!!”
Aku merasakan vaginanya berdenyut meremas kuat penisku, aku pun menciumnya
membungkam mulutnya dengan mulutku agar ibu diam. Aku takut nanti ada orang
mendengar ibuku berteriak karena mendapatkan orgasmenya.
Perasaan bahagia terpancar dari raut wajah ibuku, sekujur tubuhnya sampai berkeringat
banyak setelah ibu melepaskan orgasmenya. Sampai aku merasa becek, licin dan hangat
menyelimuti seluruh batang penisku.
Aku pun rasanya sudah tak tahan lagi menahan desakan dari dalam tubuhku yang terasa
menggumpal, tubuhku semakin menegang dan genjotanku kepada ibu semakin
dipercepat hujamannya. Akhirnya akupun sudah tak tahan lagi dan
4/26/23, 6:13 PM Menanam Benih di Rahim Ibu dan Adikku – 10 | Cerita Sex
https://ceritaseru.xyz/menanam-benih-di-rahim-ibu-dan-adikku-tamat-1356411-10 6/9
CROOOTT.. CRRROOOTTTT… CCRROOOOTTT… CCRROOOOTTT…
CCRRROOOOOTTTT… UUuuuggghhhh..!! “Tempek ibu luarrrr biasaa nikmatnyaa..!!!
Aaahhhhh…!!” Penisku entah berapa kali memuntahkan isinya, sampai aku tak bisa
mengendalikannya menyembur dimulut rahimnya.
Dengan perlahan aku masih menggoyangkan pantatku memastikan tak ada lagi sperma
yang tersisa dibatang penisku. Kini spermaku berpindah kedalam rahim ibu, aku dan ibu
merasa bahagia akan memiliki anak pertama dari hubungan ini kelak. Seharusnya
pasangan kekasih akan merasa panik hamil diluar nikah, tapi kami malah bahagia dari
hubungan sedarah ini mengakibatkan ibuku hamil.
Aku menggeletakkan diri disamping ibu sambil berpandangan dan berbalas senyuman.
Setelah ngobrol dengan ibu panjang lebar yang intinya kami senang dari rahim ibu kelak
akan ada keluarga baru.
Aku keluar dari kamar ibu yang masih ngangkang ngos-ngosan dalam keadaan bugil,
setelah memakai celana, aku tinggalkan ibuku lalu menemui adikku yang sedang duduk
melihat anak-anak kecil yang sedang main lari kejar-kejaran.
Nita merasakan keberadaanku disampingnya, lalu menoleh sambil tersenyum, “ehh.. kak
Rama, gimana kak ibu puas gak?” Kata Nita mengajakku duduk disisinya.
“Ibu masih tergeletak lemas, sepertinya ibu mau langsung tidur sambil telanjang..” aku
melanjutkan “sayang.. sepertinya ibu akan mengandung anak kakak, ibu ingin kak Rama
menghamilinya..”
“Lha? Nanti kalau ayah tahu ibu hamil anak kakak gimana kak? Bisa-bisa kak Rama diusir
dari rumah kak.. Nita gak mau ditinggalin kak..”
Nita matanya sampai berkaca-kaca membuatku langsung memeluknya.
“Percayalah sayang, kakak tidak akan meninggalkan kamu, kita tunggu bagaimana
reaksi ayah jika sudah mengetahui ada janin yang tumbuh di rahim ibu.. Nita jangan
pikirkan masalah itu, kakak sanggup menafkahi kamu meskipun dari hasil memulung
sampah.”
“Iyaa kak, Nita percaya sama kak Rama..”
Lalu Nita memegang tanganku dan menempatkannya diperutnya yang membesar, “lihat
kak, anak kita sudah tumbuh. Gak terasa kandungan Nita sudah 5 bulan..”
“Boleh kakak tiduran dipangkuan kamu sayang..?” Kataku.
“Boleh kak..” Nita terlihat senang sekali.
Sambil tiduran dilahunan Nita, aku merenung, bagaimana dengan ayah yang suatu saat
nanti tahu ibu mengandung anakku?
Jika ternyata pahitnya saya diusir dari rumah, saya tidak merasa takut. Tapi yang saya
pikirkan adalah, saya sudah mengkhianati janjiku kepada ayah bahwa saya disuruh
menjaga ibu. Ini malah menyetubuhinya sampai hamil.
Biarlah, saya akan menerima bagaimana nantinya…