Guru Kami Part 3
Guru Kami Part 3
MISS TANIA
SISCA
Baru saja aku abis berlatih climbing di sebuah fasilitas. Aku tidak akan kasi tau tempatnya dimana. Nanti kalian cari tempatnya dan jadi penuh. Aku jadi tidak bisa melakukan latihan dengan santai. Maaf brow hehehe.
Sandi telpon aku.
“Brow, lu lagi nyantai ga? Ke rumah gua ya sekarang. Anak-anak mau ngumpul disini,” ujarnya serius.
“Siap brow. Gua uda beres latihan nih,” jawabku.
Aku langsung ambil barang-barangku di loker. Langsung aku masuk ke Avanzaku dan tancap gas ke rumah Sandi. Ternyata semua uda pada datang. Ada juga tuh anggota baru geng kami, Si William.
“Sori bros, gua telat,” terus aku tos masing-masing dari anggota gengku. Kecuali Fatty, tangannya ada bercak-bercak coklat. Aku ngangguk aja ke dia. Perasaan tiap ketemu dia, selalu makan tuh anak.
“Ga apa-apa, Nga. Kita juga belum mulai nih,” Sandi memberikanku pandangan serius.
“Wah ada wacana apa nih, San?” tanyaku.
“Yo bro, mulai aja. Kayaknya sesuatu yang ena-ena nih,” sambung Toni.
“Ehem…ehem. Gua mulai aja ya,” tampang serius Sandi berubah sedikit. Agak mesum, menurutku. Nih anak kan gila perempuan. Tapi tumben dia ngajak kami semua kesini. Biasa perempuan cantik diembat sendiri ama dia.
Aku sendiri tidak seperti Sandi dan Toni yang sering gonta-ganti pacar. Pacarku sedikit. Tapi tiap tahun ganti wwkwkwk. Maksudku, aku itu suka cari pacar kakak kelas. Jadi tiap mereka uda lulus. Ya aku putusin lah. Males kalo beda sekolah. Jarang ketemu. Gampang lah buat aku cari pacar. Modal materi ada. Badanku yang paling bagus di antara geng aku. Bahkan Toni yang kapten basket pun masih kalah bagus dengan aku. Sandi Cuma menang atletis tapi ga seperti aku. Perutku ada six pack. Iya aku suka fitnes apalagi aku menggilai mount climbing.
Tapi taun ini aku belum punya pacar. Bukan karena ga laku, tapi aku kelas 12 sekarang. Mana ada kakak kelas lagi. Mau cari yang kuliahan males amat. Kan seperti yang sudah kubilang tadi. Males cari pacar beda sekolah. Tapi untung taun ini, ada bonus yang sangat luar biasa. Guru matematika baru, Miss Tania. Gila, selama aku sekolah, baru kali ini ada guru secantik, seimut, semanis, dan seseksi Miss Tania. Aku sering berpandangan dengan Toni kalo Miss Tania lagi ngajar di kelas. Seakan-akan pandangan kami saling berkomunikasi.
“Gila ya brow, nih guru. Gua entot aja,” ucap tatapanku pada Toni.
“Sebelum lu entot, ya gua dulu lah,” balas tatapan Toni.
“Gimana kalo kita threesome aja, bro,” lanjut tatapanku pada Toni.
“Boleh bro. Gua mekinya, lu lubang anusnya,” tatapan Toni berkerling nakal.
“Anjing, enak lu dong, bro,” makiku dengan tatapanku.
Ya kira-kira seperti itulah percakapan tatapan kami ketika berkomunikasi. Tapi bener sih semakin hari, aku semakin bernafsu liat Miss Tania kalo lagi ngajar di kelas. Apalagi seminggu ini, dia sering bolak balik ke meja anak-anak ketika kami sedang mengerjakan soal. Ketika Miss Tania lewat di dekat Toni, Toni melirikku sambil menyelipkan jempolnya di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Kampret nih anak. Lalu aku balas, pura-pura menggoyangkan pinggulku seakan-akan lagi ngentot dengan Miss Tania. Lalu kami tertawa tanpa suara barengan. Dalam batinku, entah kapan aku bisa beneran ngentot dengan Miss Tania.
FATTY
Aku harus bisa kurus seperti teman-teman gengku yang lain. Aku mau badanku seatletis Sandi. Segagah Toni dan punya six pack seperti Angga. Masa aku cuma one pack? Aku menatap perutku yang “tidak kurus”. One Big Pack. Huh. Aku menggerutu dalam hati sambil mengunyah coklat Silver Queen kesukaanku. Entah ini sudah yang keberapa untuk hari ini.
Aku benci dengan tubuhku. Padahal dulu aku fine-fine aja dengan ukuran perutku ini. Tapi setelah muncul Miss Tania di sekolahku. Aku bertekad untuk bisa KURUS. Aku mengangkat kedua tanganku dengan mengepalkan kedua telapak tanganku. SEMANGAT BIMO, KAMU PASTI BISA!!! Lalu aku membuka lagi Silver Queen yang masih tersisa lima di mejaku. Bangsyyyyaaaat!!!
THOMAS
“Oh, Miss Tania…..aaahh,” aku mengocok penisku dengan kencang sambil membayangkan Miss Tania yang digangbang oleh murid-muridnya di film bokep yang lagi aku tonton.
“Ya Miss Tania…..gila meki Miss enak banget….aarggghhh.” spermaku muncrat ke pahaku. Tumben tiap bayangin Miss Tania kok spermaku berasa banyak muncratnya. Gila enak banget memang coli membayangkan ngentot dengan Miss Tania. Payudaranya yang membusung selalu menjadi tontonanku ketika dia ngajar di kelas. Dengan senyum manisnya di wajahnya yang cantik. Membuat beberapa hari belakangan ini, aku selalu coli bayangin Miss Tania.
Setelah aku bersihin spermaku pake tisu. Ada telpon masuk. Dari William. Tumben dia telpon.
“Yo, Will. Ada apa?” tanyaku sambil memakai celana pendekku buru-buru. Untung penisku ga kejepit karet celana pendekku.
“Lagi coli lu ya, Thom?” sahut William sambil terkekeh-kekeh.
Sialan, tau aja nih anak.
“Ga, bro. Biasa lagi belajar,” jawabku. Prettt sejak kapan aku belajar kalo ga ada ulangan. Ada ulangan aja belum tentu.
“Enak bayangin Miss Tania?” tanya suara William lagi.
Buset tau dari mana nih anak, kalo aku bayangin Miss Tania. Kok dia tau aku abis coli lagi. Emang dia paranormal gitu.
“Enak,” jawabku spontan. WHAT THE FUCK!!
William terkekeh lagi disana.
“Gua ada usul bro. Coba lu kirim video JAV yang murid-muridnya ngerjain gurunya. Ada kan video JAV kayak gitu. Lu kirim ke grup WA geng kita,” lanjut William.
Ada sih, aku download banyak yang genre seperti itu semenjak ada Miss Tania di sekolahku.
“Buat apa bro?” tanyaku heran.
“Uda nurut aja sama gua. Lu pengen nyobain Miss Tania, kan?” langsung William menutup teleponnya.
Apa-apaan ini. Apa maksudnya si William? Ngapain aku share video bokep genre begituan di grup. Meskipun aku memang sering share video bokep sih. Tapi beda genre.
Namun beda pikiran ama tanganku. Tanpa sadar aku nurutin kata-kata William. Aku pilih salah satu film bergenre yang dimaksud William. Dan gua share di grup WA geng aku.
Dan sekarang di rumah Sandi, aku baru saja mendengarkan kata-kata Sandi dimana dia pengen “ngerjain” Miss Tania seperti film yang aku share di grup.
Aku menatap William yang duduk di paling belakang. Yang kebetulan William menatapku juga sambil mengerdipkan mata kanannya. Gila, nih anak paranormal kayaknya. Ah peduli amat. Waktunya mewujudkan khayalan coliku.
“Gua ikut, San,” jawabku pada Sandi ketika Sandi bertanya kita-kita pada mau ikut ga.
ALEX
Aku lagi diluar, ngisep nyimeng. Dari luar jendela kamar Sandi, aku menatap Sandi yang lagi berucap panjang lebar. Aku ga tau apa yang dia ngomongin. Hanya ketika teman-teman yang lain bilang, gua ikut, San.
Aku juga ga mau kalah.
“Gua juga ikut, San!” teriakku.
Bersambung
Pembaca setia BanyakCerita99, Terima Kasih sudah membaca cerita kita dan sabar menunggu updatenya setiap hari. Maafkan admin yang kadang telat Update (Admin juga manusia :D)BTW yang mau Mensupport Admin BanyakCerita dengan Menklik Gambar Diatas dan admin akan semakin semangat dapat mengupdate cerita full langsung sampai Tamat.
Terima Kasih 🙂