Cerita Dewasa Setelah Walk in Interview
Nafasnya makin memburu, terdengar jelas di telinga kananku. Saya pun meningkatkan kecepatan penetrasi untuk membantunya mendapatkan puncak kedua kalinya.
Eeegghhh .Ryooo aahhh. ., jerit Tia tertahan mencoba menyebut namaku saat gelombang orgasme keduanya benarbenar datang menggulungnya, menelannya kembali ke dalam jurang kenikmatan yang sangat dalam.
Saya menghentikan pergumulan kami sejenak, memberinya kesempatan untuk kembali mengatur nafasnya seusai melewati puncaknya yang kedua. Saya hanya memberikan senyuman dan kecupan lembut di keningnya saat pada akhirnya Tia mulai membuka matanya.
Youre so lovely tonight, bisikku padanya.
Ryooeh.. !!, teriaknya sedikit terkejut saat tibatiba saya menarik kedua tangannya untuk kemudian mendudukkannya dalam pangkuanku. Punggungku bersandar di kepala ranjang, dan wajah kami saling memandang. Kami kembali berciuman.
Perlahan kuangkat tubuhnya, untuk kembali menekankan kejantananku pada liang kewanitaannya. Walaupun kami tengah berciuman, masih sempat kudengar erangan lirihnya saat Tia merasakan bagaimana kejantananku perlahan menikam tubuhnya.
Kali ini kubiarkan Tia memegang kendali. Kubiarkan bagaimana dengan bebasnya Tia memompa diriku. Pundakku dijadikan tumpuan olehnya untuk terus menaikturunkan tubuhnya di atasku. Saya hanya membantunya dengan meremas buah pinggulnya dan sedikit menaikkan posisi selangkanganku, hingga batangku terasa makin dalam menghujamnya.
Ahh.sungguh suatu pemandangan yang tidak akan terlupakan bagaimana melihat dirinya terus menyatukan raga kami ke dalam suatu persetubuhan yang sangat intim. Matanya yang terpejam, rambut sebahunya yang sudah mulai dibasahi keringat terurai bebas, bibirnya yang digigitnya sendiri dan tubuhnya yang berguncangguncang. .Ughh. .., Its really a loveable thing to see.
Pemandangan yang sangat melenakan ditambah dengan kehangatan yang makin erat menghimpit kejantananku, menit demi menit mulai membuaiku ke dalam sensasi kenikmatan sebuah persetubuhan. Terasa sesuatu mendesak, menghimpitku untuk keluar dari dalam tubuhku. Oh My God, I think Im gonna cum.., pikirku.
Ryooo.I m almost there, bisik Tia lirih sambil mempercepat gerakan tubuhnya memompaku.
Yesbabe, me too, jawabku sambil mengecup erat bibirnya.
Selanjutnya terasa bagaimana gelombang menuju puncaknya seakan berpacu dengan gelombang menuju puncakku. Goncangan tubuhnya makin terasa mendesak cairan kejantananku untuk keluar, sementara tikaman batangku
semakin menghadirkan sensasi kenikmatan suatu orgasme yang hanya tinggal sejengkal dari raihannya.
AaahhhhRyooo. , jeritnya lirih memanggil namaku saat ternyata gelombang orgasme lebih dahulu menyapanya. Saya masih sempat
meneruskan tikaman kejantananku beberapa kali lagi hingga pada
akhirnya
Tiaaaa., Im cummiiinngg. !!, teriakku sambil mendekap erat tubuhnya. Terasa bagaimana derasnya cairanku menyembur keluar.
Fortunately I use condom, masih sempat diriku berpikir di selasela gulungan ombak ejakulasi yang menenggelamkanku dalam suatu sensasi
kenikmatan yang sangat dahsyat.
Dalam beberapa saat ke depan kami hanya mampu berpelukkan erat, untuk kemudian bersisian rebah di ranjang. Thanks honey, youre so great, bisikku sambil mengecup lembut bibirnya.
AhhRyo.. ., lirih suaranya terdengar, seakan ingin mengatakan hal yang sama kepadaku.
Terlihat bagaimana lengangnya perempatan jalan Tamblong yang memotong Jalan Asia Afrika di bawah sana. Hanya traffic light yang mengerjapkan cahaya kuningnya yang menandakan adanya kehidupan di sana. Sesekali melintas mobil angkutan kota yang beroperasi selama 24 jam menuju terminal Kebon Kelapa.
Kami hanya duduk menatapnya tanpa banyak berkatakata. Kugenggam erat Tia dalam pangkuanku, menatap kesunyian tanpa sehelai benangpun yang melekat di tubuh kami. Terkadang kudengus lembut telinga Tia, yang selalu saja diiringi desahan manjanya.
Ah..betapa romantisnya, memandang cahaya lampu lewat tengah malam tanpa selembar busanapun yang melekat. Tak terasa sudah lebih dari setengah jam kita berdua tertegun memandang jalanan sejak gelombang orgasme tersebut menelan kami berdua dan menenggelamkan hingga ke dasarnya.