Cerita Dewasa Setelah Walk in Interview
Ryo, Tia pengen mandi rasanya, tiba tiba suara Tia mengejutkanku.
Ya udah sana mandi, jawabku, Eh pintunya jangan dikunci yah, siapa tau ntar saya mau nyusul, godaku lagi.
Huuh maunya , sahut Tia manja sambil menjentikkan telunjuknya di hidungku dan kemudian berlalu menghilang di balik pintu kamar mandi.
Selanjutnya saya hanya terdiam, melanjutkan lamunanku sendiri. Mengingat betapa beberapa menit yang lalu saya telah melalui sebuah sexual intercouse yang sangat indah.
Kali ini sungguh berbeda rasanya, lembut dan melenakan. Sungguh jauh lebih indah dibandingkan dengan pengalaman pengalaman terdahulu, dengan beberapa wanita yang sempat hadir dalam malammalamku.
Entah mengapa tibatiba timbul keinginanku untuk selalu berdekatan dengan Tia. Hanya beberapa menit ia tinggalkan (dan itupun hanya untuk mandi), rasa kehilangan itu sudah hadir dalam benakku.
Tanpa kusadar telah kulangkahkan kakiku ke arah kamar mandi untuk menyusul Tia. Krekterdengar pelan suara handle pintu kamar mandi yang kuputar. Hmmternyata memang Tia tidak menguncinya, wah bandel juga nih anak, pikirku.
Perlahan kubuka pintu untuk kemudian mendapatkan suatu pemandangan yang sangat memukau. Terlihat samarsamar dari belakang bagaimana Tia tengah menikmati pancuran air dari shower yang membilas lembut tubuhnya.
Kaca penutup shower menghalangi pandanganku karena telah tertutup uap dari air hangat yang Tia gunakan. Entah mengapa pemandangan yang tersamar ini membangkitkan kembali gairahku. Terasa bagaimana kejantananku mulai menunjukkan reaksinya.
Perlahan kubuka pintu kaca shower untuk kemudian mendekap tubuh Tia dari belakang. Hei.!!, seru Tia terkejut sesaat menyadari ada orang lain yang berada dalam kotak showernya.
Its me honey, kataku menenangkan sambil mendaratkan ciuman bertubitubi ke arah leher belakangnya.
UghhRyo. .., lenguh Tia pendek. Terus kudaratkan ciuman bertubitubi ke tubuhnya. Kadang di leher belakangnya, kadang di punggungnya, terkadang pula kulumat bibirnya.
Kami berciuman di tengah derasnya pancuran shower yang membasahi tubuh kami. Ingin sekali rasanya kutikamkan kembali kejantananku dari belakang ke dalam liang kewanitaannya, menikmati sensasi bercinta di sebuah shower yang deras menghujani tubuh kami dengan butiranbutiran air.
Setelah kurasa percumbuan kami cukup untuk kembali membuatnya bergairah, perlahan kutuntun batangku ke dalam vaginanya. Sejenak terasa lembut dan hangat tatkala kejantananku menempel pada bibir liang kewanitaannya, sebelum kuhentakkannya menerobos hingga ke pangkal batangku.
Arrggghh , jerit Tia tertahan ketika ia mulai merasakan dirinya sesak dipenuhi oleh desakan kejantananku.
Saya mulai memompanya perlahan, keluar dan masuk. Tia membuka kedua kakinya lebar sambil kedua tangannya bertumpu pada kedua keran panasdingin pada shower.
Kami kembali bercinta, bergumul dalam desakan arus birahi yang memenuhi kepala dan tubuh kita. Kami bersetubuh di bawah siraman kehangatan shower yang terus menghujani tubuh kami tiada henti.
Terdengar sayup sayup deru nafas Tia diantara derasnya suara air yang tumpah keluar dari shower. Kulingkarkan tangan kananku di leher Tia ketika kudaratkan tangan kiriku untuk mempermainkan puting kanannya, sambil tentunya terus memompanya dari belakang.
Terus kutikamkan batangku ke dalam liang vaginanya tiada henti. Menit demi menit berlalu, mengiringi persetubuhan kami yang sangat indah. Terasa bagaimana semakin ketatnya lubang kewanitaan Tia kian menghimpit kejantananku.
Tiba tiba kedua tangan Tia menjangkau tangkai shower yang terpaku pada dinding bagian atas kepalanya, mendongakkan kepalanya seraya melenguhkan erangan yang begitu menggairahkan perasaan, Ryooo. aahhhhh…